RSS

Arsip Kategori: ONESHOOT

Galeri

SaengiL cHukhaeyo “JAY”

Tittle : SaengiL cHukhaeyo “JAY”
Genre : Romance (maybe)
Casts :
Jeon Jihwan >> Jay *peran double*
Author >> hye soo
Park hyun chul >> karam *peran double*
Lee Suhoon >> Mika
Lee Injun
Woo Hyunmin

NO COPAS , N NO SILENT READERS !!!!


***
_ jay pov _
March 31 2011
“haah,, sebenarnya ada apa dengan mereka? Mika hyung seharian ini tak henti-hentinya memarahiku, karam hyung seharian ini tak ada perhatiannya padaku, injun hyung tak ada di dorm, hyunmin hyung juga sibuk dengan laptop barunya. Apa mereka tidak sadar kalau hari ini adalah hari ulang tahunku? Hiissh~ lebih baik aku pergi saja, kebetulan juga perutku lapar, di dorm tidak ada makanan!”,kuberanjak dari kamarku dan sengaja menghentakkan kakiku keras-keras agar perhatian hyung-hyungku tertuju padaku. “TAP..TAP..TAP..”
“yaa..kau itu berisik sekali.. kalau kau mau pergi, tak usah cari perhatian seperti itu, seperti anak kecil saja”,ujar mika hyung yang tengah menulis sesuatu pada secarik kertas berwarna biru. “haih..kena marah lagi kan? Ahh..jay phabo..”,gumamku seraya memukul keningku perlahan. “mau kemana?”,Tanya hyunmin hyung di sela-sela kesibukannya mengedit fotonya sendiri di laptop barunya. “aku ingin pergi keluar sebentar hyung, aku lapar…”,jawabku sembari mengenakan sepatu boots karena cuaca di luar cukup dingin. Dengan uang seadanya aku pergi ke kedai ramyon *mie ramen ala korea* di ujung jalan. “ajjumha, aku pesan semangkuk ramyon”,ujarku pada wanita paruh baya yang biasanya melayaniku saat membeli ramyon disini. Wanita ini sangat tegar, walaupun dia hidup sendiri di kota sebesar ini, tapi ia masih dapat bertahan hidup. Kadang aku berpikir, aku adalah orang yang sangat beruntung bisa memiliki teman seperti mika hyung, karam hyung, hyunmin hyung, dan injun hyung yang selalu perhatian padaku. yah, walau mereka sering memarahiku. Tapi aku sadar , mereka melakukan itu karena agar aku dapat melakukan yang terbaik. “ini ramyonnya anak muda..”,ajjumha itu menyuguhkan ramyon pesananku. Asap mengepul dari ramyon yang aku tau pasti masih panas. “gamsahamnida ajjumha..”,ujarku. Bibi hanya tersenyum simpul padaku lalu beranjak melayani pelanggan lainnya. “sruut..”,aku menyeruput teh hangat yang aku pesan tadi seraya memandang keluar jendela kedai. “umma, aku merindukanmu..”,lirihku.
*****
“hyung, apa kita tidak terlalu menyakiti perasaan jay?”,hyunmin menghampiri mika yang masih sibuk dengan kertas dan penanya. “kau ingin ini menjadi surprise untuknya kan? Jadi diam sajalah..”,mika menatap tajam hyunmin. “ahh..arraseo.. aku diam”,hyunmin beranjak meninggalkan mika dan beralih ke piano kesayangannya.
“aku pulang…”,injun datang dengan beberapa bingkisan yang di bawanya selepas pergi seharian tadi. “huh, kenapa sepi begini?”,Tanya injun pada mika. “yah, korban kita sedang membeli makanan di luar. Ottokhe? Apa kau sudah dapat hadiahnya?”,Tanya mika. “ne.. sejam lagi hadiahnya akan tiba”,sahut hyunmin. “hadiah apa yang kalian bicarakan?”,karam tiba-tiba datang dari ruang vocal. “anni~ hadiahnya hanya aku dan mika hyung yang tau. Yang jelas hadiah ini akan sangat berarti untuk jay. Iya kan hyung?”
“ne..”,jawab mika singkat.

****
_still author pov_
“ahhh.. kenyang…”,jay mengusap-usap perutnya yang kekenyangan. “ajumha…aku sudah selesai.. berapa?”,Tanya jay seraya mengeuarkan beberapa lembar uang dari balik sakunya. “anni..tidak usah, ini ajjumha berikan secara Cuma-Cuma untukmu..”,bibi itu menolak uang yang di serahkan oleh jay. “waeyo? Aku kan hanya pembeli disini.. jadi terimalah uang ini, anggap saja ini imbalan dariku sebagai rasa terimakasih karena ajjumha telah melayaniku sebaik mungkin”,tawar jay. “anniyo~bawa saja uangmu anak muda, anggap saja ini sebagai hadiah dariku. Gomawo”,bibi itu berlalu meninggalkan jay di mejanya dan melayani pelanggan yang baru saja datang. Jay tampak bingung dengan sikap bibi pemilik kedai ramyon itu.
Jay berjalan gontai menuju dormnya. Namun di tengah jalan langkahnya terhenti ketika sebuah mobil berhenti di depannya. Sorot lampu depan mobil itu terlalu menyilaukan matanya, jay menutup matanya hingga sorot lampu itu memadam. Di bukanya kembali kelopak matanya dan dilihatnya seorang wanita yang sangat ia kenal. “um..umma…”,jay terbelalak ketika melihat ummanya keluar dari mobil bersama seorang namja, yaitu appanya. “yaa..kiparang chagi~”,teriak ummanya. “umma…. Aku bukan kiparang..”,sahut jay. “hum..apapun yang terjadi, kau tetap kiparang kesayangan umma”,ucap ummanya sambil memeluk jay erat.
“SAENGIL CHUKHAHAMNIDA… SAENGIL CHKHAHAMNIDA.. SARANGHANEUN KIPARANG.. SAENGIL CHUKHAHAMNIDA”, Nampak 4 namja muncul tiba-tiba dari belakang mobil. “hyung…”,gumam jay. “congratulation.. congratulation..”,keempat namja itu mendekati jay dan memeluknya satu persatu. “kyaa..uri magnae sedang berulang tahun..”,seru hyunmin. “kalian ini..aku pikir…”
“pikir apa? Apa kau pikir kami tidak ingat ulang tahunmu, begitu? Hah, dasar magnae phaboya..”,mika menyilangkan kedua tangan didadanya. “ya sudah~ya sudah.. hari ini ajjumha akan memasak special untuk anak ajjumha tersayang, apa kalian siap mencicipinya?”
“siaap..”,seru karam, mika, hyunmin dan injun bersamaan. “haha,apa-apaan ini? Aku sudah kenyang umma..”,jay menyelutuk. “mwoya? Hum..Kau bisa makan lagi, kan?”
“anniyo~aku sedang diet umma.. lihat saja pipiku sudah membesar”,ujar jay sambil mengembungkan pipinya.

****
“hyung..asik.. kita dapat makan makanan yang enak..”,seru injun sambil menggerakkan lidahnya ke kanan dan ke kiri.
PLETAK.. sebuah jitakan tepat mendarat di kepala injun. “kau ini .. makanan saja yang di pikirkan. Lihat itu.. jay tampak bersedih.. coba kau hibur dia. Kau kan baby sitternya”,hyunmin mendorong tubuh injun. “aiish~kau ini…”
Injun mendekati jay perlahan. Di tengoknya bingkai foto yang di pegang jay. Ia menatap semu gambar seorang namja berpakaian militer sambil mengusapnya perlahan.
“nugu?”,Tanya injun membuyarkan lamunan jay. “ohh ini~ ini appaku.. aku sangat merindukannya hyung…”,ujar jay melemah. “hum? Appamu? Lalu namja yang bersama ummamu tadi? Nugu?”,injun penasaran . pertanyaan injun tadi lumayan membuat yang lainnya ikut penasaran. karam, hyunmin dan mika mendekat ke arah jay. “kajja jay ah~ ceritakan pada kami. Siapa namja ini? Dan siapa namja yang bersama ummamu tadi”,desak hyunmin. “ ne..ne.. aku akan bercerita.. kalian dengar baik-baik yaa..”,jay pun memulai ceritanya…
F L A S H B A C K > >
_ hye soo pov *umma jay* _
January , 1994
Usia kehamilanku kini tengah memasuki umur 7bulan, rasa was-was bercampur senang tengah melanda hatiku. Akhirnya setelah lama penantianku menginginkan adanya tangis bayi di kehidupan rumah tanggaku terwujud juga. Aku dan tentunya suamiku jihwan, sangat senang. “chagiya… bogoshipoyo”,ujar jihwan yang baru saja datang dari tugasnya selama beberapa hari ini di busan. “yaa chagi.. kau baru datang?”,tanyaku seraya membawa tas dinasnya ke dalam ruangan. “ne…gamsahamnida chagiya.. bagaimana dengan kandunganmu?”,Tanya jihwan seraya mengelus perutku yang terlihat membuncit. “ne, kandunganku sehat dan normal, tidak ada kendala”,sahutku.
****
Achim haessal e nun ddeumyeon niga nareul ggaeugo
Nareul wihan achimeul haji
Apchimareul ipgo utneun ni moseubi neomu yeppeo geuraeseo haengbokhae
Uri dalmeun ain dulman nahja dal e hanbeoneun yeohaengeul ggok gaja
Ssaweosseul ddae e do haruneun neomgiji malja, oh!

“hoaahem.. hum??”,mataku terbelalak ketika melihat cahaya matahari telah meninggi. Alarm ku sama sekali tidak berfungsi dan aku terlambat menyiapkan sarapan untuk suamiku. Aku bergegas ke dapur untuk memasak, namun saat ku menapakkan kakiku di dapur, langkahku terhenti seketika. Kulihat jihwan tengah duduk manis seraya tersenyum padaku. bukan hanya itu, berbagai macam masakan pun telah tersedia di meja. “joh eun achim chagiya..”,ujarnya lalu berjalan menghampiriku dan mengajakku duduk di meja makan untuk sarapan bersama. “kau?? Menyiapkan ini untukku chagi??”,tanyaku tak percaya. Selama ini yang aku tau, jihwan tidaklah pandai memasak, di tambah lagi dengan kesibukannya di militer. “yaa,, kau jangan bengong begitu.. jangan remehkan masakanku. Cobalah..pasti enak.. ya bukan hanya enak, tapi juga sehat dan sangat baik untuk kesehatanmu dan juga bayi kita”,ucapnya lagi. Entah mengapa tiap kali ia berlaku seperti ini padaku, hatiku selalu berdebar begitu cepat, padahal aku telah menikah dengannya hampir 5 tahun. “gomawo chagiya..”,sahutku singkat tanpa bisa berkata apapun. “chagiya.. aku berjanji, aku berjanji untuk selalu ada di dekatmu.. saranghae”,jihwan mengecup keningku lembut. Begitu terharunya aku hingga tanpa kusadari kuteteskan berbutir-butir airmata. ‘aku harap begitu chagiya…. Natto saranghae’,gumamku. “yaa..mengapa kau diam? Jawab pertanyaanku..”,jihwan mengelus kedua bahuku. “hem? Pertanyaan apa?”,tanyaku. “katakan kau juga mencintaiku”,godanya. “haha.. sudahlah,, kau tau sendiri kan bagaimana perasaanku… tak usah ku ucapkan, kau sudah memahaminya..”,ujarku sambil tertawa kecil. “yaahh.. tapi kan berbeda jika kau ucapkan langsung dari bibirmu dengan kau pendam seperti itu..”,ujarnya lagi sambil memanyunkan bibirnya. “na tto…….” CHUUP~ jihwan langsung mengecup bibirku kilat. “yaa.. kau ini..”

****
Hari ini adalah jadwalku membeli keperluan untuk bayiku bersama jihwan , kami telah memiliki sejuta rencana mengenai barang-barang yang akan kami siapkan untuk kehadiran anak kami. Namun ketika hendak berangkat, ponsel jihwan berdering.

I’m winner,I’m winner
I’m winner,winner voice
I’m winner,I’m winner
I’m winner,winner song

*bla..bla..bla…

“chagiya.. mianhae aku tak bisa mengantarmu berbelanja sekarang. Kau berbelanja sendiri yaa”, jihwan tampaknya sangat tergesa-gesa setelah mendapat telpon dari seseorang. “nugu?”,tanyaku. “ada panggilan darurat dari komandan. Kau tak apa kan, berbelanja sendiri?”,tanyanya lagi. Aku hanya mengangguk. “aku akan membantumu bergegas”,ucapku.
‘hm… seandainya saja ia bukan anggota militer, mungkin kami sekarang tengah sibuk mempersiapkan kelahiran anak kami bersama’,gerutuku. Aku terus saja berjalan mengitari pertokoan di kompleks rumah, hingga akhirnya aku tiba di sebuah department store yang terbilang khusus menjual berbagai perlengkapan rumah tangga dan perlengkapan bayi. “hye soo??”,seseorang terdengar telah memanggil namaku. “hye soo kah?”,suara itu terdengar lagi. Ku menoleh ke belakang, dan ternyata benar..seseorang tersenyum manis padaku dan bahkan sepertinya aku mengenal sosok namja yang berdiri tepat di hadapanku sekarang. “ne, nugu?”,tanyaku seraya menelusuk pandanganku ke arah namja itu. “kau tak ingat padaku, hye soo ssi?”,namja itu mendekat ke arahku. “hem??kau..kau hyun chul bukan?”,aku meyakinkan penglihatanku. Aku benar-benar tidak percaya bahwa yang ada di hadapanku sekarang adalah hyun chul, namja yang dulunya pernah mengisi hari-hariku di masa SMA. Kami dulunya telah menjalin hubungan yang cukup lama, hingga akhirnya hubungan kami harus berakhir ketika hyun chul telah memilih jalannya untuk berkarir di luar negeri. “hye soo ah~ kau telah banyak berubah yaa? Nampaknya kau tengah mengandung..sudah berapa bulan?”,tanyanya tanpa segan. “ne,sudah 7 bulan.. kau juga tampaknya sudah berubah. Kau terlihat seperti…dokter..”,sahutku dengan sedikit gugup. “haha..tentu saja, aku kan memang seorang dokter..”,jawabnya dengan nada santai. Kami berbincang-bincang mengenai banyak hal. Mulai dari kesibukan setelah lulus SMA hingga mengenai pasangan. Dan kalian tau? Hyun chul hingga kini belum menikah. Ia masih tetap memfokuskan diri dengan tugasnya sebagai seorang dokter. Bukan hanya menemani mengobrol, hyun chul pun tanpa keberatan menemaniku untuk berbelanja. Dan ternyata seleranya pun lumayan bagus. “gomawo kau sudah menemaniku hari ini, maaf jika merepotkanmu hyun chul ah~ tidak sepantasnya aku melakukan ini padamu”,ujarku. “anni,,kita kan teman, kau tak perlu sungkan padaku. aku sudah menganggapmu adikku, hye soo ah~ aku tau kau telah menjadi milik orang lain, jadi sangat tidak mungkin bagiku untuk memilikimu kembali..”,sahutnya
“hem??”
“ahh ani..gwenchana… jika kau tak keberatan, maukah kau ku antar pulang…”,tawar hyun chul. “anni, tidak usah repot-repot, aku bisa pulang sendiri.. lagipula tidak enak dilihat orang, jika aku di antar namja lain selain suamiku”
“ah arraseo… aku mengerti..”

*****
March, 27th 1994
Hari demi hari kulewati, tak terasa kini usia kandunganku sudah menginjak 8 bulan 2 minggu, hati ini semakin berdebar ketika mengingat sebentar lagi akan menjelang hari persalinanku. Bukan hanya itu yang membuat hatiku resah, tapi juga karena jihwan, ia harus bertugas kembali ke kemiliteran. Sehingga harus membuatnya tidak bisa menemaniku disaat terpenting dalam hidupku.
Pagi ini , jihwan akan berangkat menuju daegu untuk menyelesaikan tugasnya, aku pun mempersiapkan segala sesuatu untuk kepergiannya . “chagiya..aku harap saaat aku pergi nanti kau akan baik-baik saja bersama anak kita”,jihwan terus saja mengelus perutku sesekali mengecupnya. “oppa~ kau jaga dirimu baik-baik yaa.. aku khawatir padamu..”,ujarku sesekali meneteskan airmata. Sungguh, rasanya tidak rela melepasnya pergi. “gwenchana..aku tidak akan apa-apa. Aku janji, seusai tugasku , aku akan kembali secepatnya..”,jihwan memelukku hangat. “ne oppa, aku akan menunggumu..”,tatihku . “chagiya,appa pergi dulu ya.. jaga umma mu baik-baik. Saranghae”,jihwan berbisik di perutku.

****
_AUTHOR POV_

March 31th 1994
“ya..kau rajin sekali.. ke swalayan sepagi ini…”,ujar seseorang mengagetkan hye soo. “hum? hyun..hyun chul ssi~ waeyo?”,Tanya hye soo sembari memilih-milih buah apel segar yang tertata rapi di boxnya. “anniyo..tampaknya kau sedang sibuk yaa.. boleh aku bantu?”,Tanya hyun chul namun hye soo buru-buru pergi. “hye soo ah~ jakkama!”,teriaknya lalu cepat-cepat mengejar hye soo. Hye soo terus berlari kencang hingga akhirnya berhenti seketika, saat perutnya terasa sakit. “arrgghh..perutku..”,hye soo memegangi perutnya dan merintih kesakitan. Darahpun mulai terlihat berceceran di kakinya. “hye soo ah~ kau….”,hyun chul langsung menghampiri hye soo dan menggenggam erat tangannya. “hyun chul ssi, bantu aku..jebal.. sepertinya aku..arrghh..akan melahirkan..arrghh..”,hye soo merintih sejadi-jadinya. Hyun chul membawa hye soo ke rumah sakit tempatnya praktek dan membantu hye soo dalam persalinannya.
*****
“jihwan ssi~ nampaknya kau sudah tak sabar untuk pulang?”,Tanya suhoon sambil menyetir mobilnya. “ye,, aku harap anakku akan lahir saatku sudah kembali. Ppali hyung, aku benar-benar tak sabar menanti kelahiran anakku…”,desak jihwan menyuruh suhoon mempercepat laju mobilnya. Suhoon menginjak pedal gasnya terlalu dalam, namun naas, saat di tikungan tajam, suhoon tidak bisa mengendalikan laju mobilnya, remnya blong dan dari arah berlawanan datang sebuah bus besar. Mobil mereka oleng dan menabrak batas jalan hingga mobil mereka jatuh ke jurang dan sempat meledak.
—-30 menit kemudian—
“andwae..kalian mau bawa aku kemana? Yaa.. dengarkan aku.. yaaaa”,jihwan berteriak sekencang-kencangnya pada beberapa orang team SAR yang tengah mengangkat tubuh seorang namja yang tidak lain adalah jihwan. “kalian tidak bisa berbuat seperti ini padaku!! aku belum mati!! Yaa….”,jihwan mengoyak tubuh para anggota team SAR, namun tidak bisa. Ia sekarang berwujud arwah.. tak bisa menyentuh sesuatu yang nyata. ia melihat suhoon,rekannya yang masih bernyawa dan bisa di selamatkan. Mereka para team SAR membawanya ke rumah sakit, dan jihwan mengikuti mereka.

*****
“mwoya? Itu kan hye soo~”,mata jihwan terbelalak ketika melihat hye soo meringis kesakitan di kursi roda. Ia sudah tau, bahwa pasti hari ini istrinya akan melahirkan. Jihwan mengikuti hye soo ke ruang persalinan dan melihat proses kelahiran anaknya. Ia begitu terkejut ketika bayinya tidak menangis, bahkan bisa dikatakan bahwa anaknya sudah meninggal dunia. Dengan cepat, jihwan masuk ke dalam tubuh bayi tersebut dan bisa menghidupkannya kembali. “oeek..oeek…”,tangis bayipun pecah di dalam ruang bersalin.
_ _ _
Keesokan harinya…
“hyun chul ssi~gomawo”,ujar hye soo yang masih terbujur lemas di atas matras. “ne,cheonmaneyo… sudah sepantasnya aku menolongmu”,ujar hyun chul sembari menggendong bayi namja milik hye soo. “ini bayimu, sangat tampan bukan?”,ujar hyun chul lagi. “ye, seperti appanya.. andai saja jihwan disini.. tapi aku harap ia akan pulang secepatnya..”,gerutu hye soo seraya mengelus pipi bayinya lembut.
TOK..TOK…TOK…
Seseorang terdengar mengetuk pintu ruangan hye soo. “ye, masuk..”,perintah hye soo. Nampak 2 orang namja berpakaian militer masuk ke ruangannya. “nyonya hye soo, ada kabar duka yang harus kami sampaikan pada anda”,ujar salah seorang dari mereka. “kabar duka? Apa itu?”,Tanya hye soo. “maaf,kami harus menyampaikan hal ini pada anda, jihwan ssi telah meninggal dunia tadi malam”,ujar namja itu. Hye soo begitu shock mendengarnya hingga membuatnya pingsan. Hyun chul memerintahkan beberapa suster mengambil bayi hye soo dan meletakkannya di ruang bayi. Dan ia sendiri mengurus hye soo hingga siuman.

NP# shinning world
Kkumsoge seo bon geot gata, dareun segyeye nunbushim
Banjjak georineun byeol joheun hyanggi
Dalkomhae boineun gureum kkaji
Sarange ppajin geot gatayo
Mabeobe geollin sonyeo cheoreom
Baraman bwado areumdawo
Shimjangi teojil deushi ttwineunde
Geudae deulli nayo
Gijeogijyo haneure sumanheun byeol junge
Geudaera neun byeoreul mannan geon, haneure areum daun mabeob pulliji anhkireul
Mideulsu eobtneun hwansang cheoreom Kkaejilkka bwa nan duryeowoyo, idaero yeong wonhi nae gyeote isseoyo

“hyun chul ssi~apa yang harus aku lakukan tanpa jihwan? Katakana padaku, berita itu tidak benar.. katakana hyun chul ssi..”,hye soo memukul dada bidang hyun chul tanpa tenaga sedikitpun. hyun chul memeluk hye soo dan mencoba menenangkannya. “tabahkan hatimu hye soo ssi~”,ujar hyun chul seraya membelai rambut hye soo. “jika hal itu benar, aku akan secepatnya menyusul jihwan…”,hye soo beranjak dari matrasnya dan menuju ke bagian atas gedung rumah sakit, namun Hyun chul tak dapat menghentikan langkah hye soo.
“jakkama hye soo ssi~jangan lakukan hal bodoh seperti ini..”,teriak hyun chul. Tampak hye soo telah berdiri di pinggir gedung seraya merentangkan kedua tangannya bersiap menjatuhkan dirinya dari lantai 20 gedung rumah sakit. Dengan cekatan hyun chul menarik kedua tangan hye soo dan menggagalkan aksi bunuh dirinya. “andwae….”,hyun chul memeluk hye soo erat. “aaarrgghh.. biarkan aku mati, hyun chul ssi~ aku sudah tak ingin hidup!!”,hye soo memberontak. “silahkan.. silahkan jika kau ingin mati..aku tak akan peduli lagi padamu.. tapi apa kau tak sadar, bahwa anakmu kini tengah membutuhkanmu? Jangan kau buat dia menderita karena tidak bisa mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya!! Apa hatimu bisa puas jika meninggalkannya sendirian di dunia ini? Apa hidupmu akan tenang di sana jika melihat anakmu terlantar tanpa orang tua? Silahkan.. cepat-cepatlah kau terjun dari gedung ini, jika memang begitu keinginanmu..”,jelas hyun chul panjang lebar. Hye soo langsung mengurungkan niatnya, ia berlari ke ruang bayi sambil menangis. Sesampainya di ruang bayi, Hye soo menatap penuh haru wajah bayinya dari luar jendela. “ottokhe? Apa kau tidak tega padanya?”,hyun chul berdiri di sebelah hye soo. “ne, gomawo kau sudah menyadarkanku hyun chul ssi~”,sahut hye soo sambil mengelus lengannya perlahan. “yaa..aku tau.. mungkin kau masih terpuruk atas meninggalnya suamimu. Tapi kau harus ingat.. di dunia ini masih ada orang yang membutuhkanmu, contohnya saja anakmu..”
“hem..hem..”,hye soo mengangguk
“oia, anakmu belum kau beri nama. Kira-kira siapa namanya?”Tanya hyun chul mengalihkan pembicaraan. “molla..aku belum tau..”
“bagaimana kalau di beri nama jay?”
“seharusnya appanyalah yang memberi ia nama.. tapi,,bagus juga..aku suka nama itu.. gamsahamnida..”,ujar hye soo
“gwenchana… aku siap menjadi appa untuknya”,ujar hyun chul perlahan.

F L A S H B A C K E N D

“ohh~jadi appa kandungmu dia…”,karam menunjuk foto yang sedari tadi di pegang jay. “hem..hem..”,Jay mengangguk pasti.
“makanan sudah siaaapp….”,teriak umma jay.
“kyaaa~ aku sudah lapar ajjumha..”,injun dengan cepat menyambar kursi di meja makan dan mengendus waginya aroma makanan yang telah di siapkan umma jay.
“kyaaa.. aku juga… hmm…sedap sekali..”,hyunmin menikmati aroma makanannya. “kajja,, makanlah..selagi hangat..”,perintah umma jay.
“yee..”,teriak mereka bersamaan.
Jay mendekati umma dan appanya dan memeluk mereka dengan hangat. “saranghae umma.. saranghae appa…”
“natto saranghae… chukhaeyo jay ah~”,ujar umma dan appanya bersamaan.

NP # admiring boy
Sarangeun uri dulmane neukkim
Kkumeseo maeil bodeon geurim
Jeo haneure daego maengse halsu isseo
Niga isseoseo haengbok hangeol

Haruye yeol beonsshik gobaekhae jullae
Sarang handa geumal naege haejullae
Seumul ne shiganeul geu malman deureodo joheul kkeoya
Neoreul saranghae, I love you

====== 000 END 000 ========

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Maret 31, 2011 inci ALL FANFICT, FRIENDSHIP, ONESHOOT

 

Tag: , , , , ,

Galeri

® Ujian Nasional versi TEEN TOP ~ CAP,L.joe, chunji, riki, changjo, niel ®

NO COPAS ND DON’T BE SILENT READERS!!

Tittle : Ujian Nasional
genre : comedy
cast : all member TEEN TOP
other : shindong n hee chul suju
supported by : samsung corbie, nokia life tools.
length : oneshoot
~ ujian nasional merupakan salah satu syarat kelulusan bagi siswa yg akn masuk ke bangku SMP, hal ini juga b.laku pada siswa SD TEEN TOP. Jumlah murid kelas 6 d SD ini adalah 6 org. Sbut saja Changjo,Riki, Niel, C.A.P, L.joe dan chunji. Mreka berenam sangat kompak, kompak ga blajar,kompak nyontek dan kompak ngibulin pengawas saat ujian.
TENG . . TENG . . TENG Bel sekolah berbunyi,tanda para siswa harus msuk kLas utk memulai ujian.
“haduh,, sapa yg uda bwa contekan?”,changjo kelimpungan di dlm kelas karena ia duduk tepat di depan meja pengawas. “tenang,aku uda bwa! Dan aku yakin kita pasti lulus”,saut riki yang mengeluarkan secarik kertas yg panjangnya 3 meter dan di letakkan di spatunya. “lah,panjang bener? Ngapain repot2 pake kertas?pan uda ada hape! Ini dia,samsung corbie!”,l.joe memperlihatkan hapenya sperti iklan di tipi. “apaan tu samsung corbie?jelek amat ah! Mending hapeku, nih kenalin, nokia life tools!”,ejek niel. “heh,kalian brisik, mending mikir pake otak!”,saut CAP yang tengah menggetok2an pensil di kepalanya. Dari tempat duduk yg paling blakang, terlihat chunji tengah komat-kamit kayak mbah dukun. “ya! Apa yg sedang kau lakukan?”,tanya changjo dari ujung depan. “kau tak lihat? Aku tengah berdoa pada dewa,supaya d trunkan dewi kwan im *bner ga tlisan.ny?*”,jawab chunji sembari melanjutkan komat-kamitnya yg ga jelas.
KTEPLOK,KTEPLOK,KTEPLOK.. Suara langkah kaki menderap di luar kelas. CKLEK, pintu kelas smakin terbuka,ternyata pengawas sdh dtg.
“pagi anak2..”,sapa seorang pengawas berbdan tambun. “pagee pak genduut!”,saut riki lantang kyk kereta api yang ga putus2 (?). L.joe dan niel membekap mulut riki. “pagi pak! Oia pak, jangan di dengerin ni si riki! Biasalah, orangnya kan ga bisa boong!”,ucap niel. “jadi maksudmu, saya ini benar2 gendut?”,ucap pak shindong sambil melotot, metungked bangkiang *berkacak pinggang mksudny*
“udah,udah, mau dimulai ga ni ujiannya?”,tanya bu hee chul. “kalo perlu, ga usah di lanjutin bu!”,jawab riki sambil ngupil. “ahh, jangan di dengerin si riki bu! Kita mulai skarang aja ujiannya!”,perintah pak shindong pada bu hee chul. “ne,arraseo”, jawab bu hee chul lalu membagikan lembar jawaban pada masing2 siswa. Setelah membagikan lembar jawaban, pak shindong memerintahkan semua siswa untuk mengerjakannya. “ya anak2,skarang silahkan di kerjakan”. “pak, apanya yg mau di kerjakan? Soalnya aja belom di bagiin?”,ucap chunji. “oh,,belom ya? Hehe mian ya anak2!”,ucap pak shindong nyengir kyak kuda *di tabok ELF*.
“waduh, soal apa ini? Angka semua! Cuma option.ny aja yg ada A,B,C,D.nya”, ucap changjo yang baru melihat angka2 betebaran di kertas ujian. Beda halnya dengan l.joe, ia mengeluarkan samsung corbienya begitu juga dgn niel yg mengeluarkan nokia life toolsnya secara diam2, sedangkan CAP, malah asik ngegambar wajah pak shindong. Dibuatnya gambar anjing buldog yg lagi nyengir. *jahat bgd ni si CAP*. “dewi kwan im, bantu saya..bla..bla..bla..”,chunji masih saja komat-kamit di belakang.
20menit kemudian. . . . “haduh,dari tadi jawaban.ny ga ktmu2”,ucap riki semabari mengulur-ulur kertas di sepatunya. “anak2,ibu mau ke toilet sbentar. Kalian kerjakan soalnya baik2 ya!”, ucap bu hee chul. “iya bu guruu..”
“heh, liat tu, pak shindong tidur sambil mangap!”,ucap l.joe menunjuk ke arah pak shindong. “ayo,kita jalankan misi kita!”,ucap riki bersemangat. Semuapun setuju.
CAP, riki&niel berjalan ke toilet lalu mengunci bu hee chul di toilet. Sedangkan L.Joe,chunji &changjo membereskan pak shindong. Changjo menutup mata pak shindong menggunakan kaos kakinya yg panjang kyk kaos kaki pemain bola, sedangkan L.joe menutup telinga pak shindong menggunakan earphone dari samsung corbie miliknya.
“yes,berhasil..berhasil..horee”, l.joe dan changjo menari-nari ala dora dan bots.
“ayo,panggil yg lainnya”,perintah chunji. “ne..”,changjo pun memanggil ketiga kawannya itu. Dan mereka masuk ke kelas dgn santainya.
“gimana nich, ada yang bisa jawab ga? Mumpung pak shindong ma bu heechul lg ga bsa ngawas ni”,ucap chunji. “kita sms aja temen-temen di SD infinite! Mreka kan pinter-pinter! Apalagi ada sung yeol di situ!”,seru CAP. “ahh~kau benar juga CAP! keCAP emang pinter!”,ucap niel sambil ngelus2 kepala CAP. “Eh, sembarangan ente! Manggil2 keCAP! Ente noh yg kudaNIEL.hahaha”, CAP dan Niel ejek2an. Maklum anak SD!
Niel langsung mengambil hapenya dan mengirim pesan pada sung yeol.
‘SUNG YEOL, BERITAU AKU, KELIMA JAWABAN DARI SOAL-SOAL UN INI!’
tak lama kemudian, sung yeol membalasnya.
‘B,A,D,A,C’
“wah, jawaban.ny BADAK! Sama wujudnya kayak pengawas kita. Hehehechul”,riki meledek pak shindong.
“ne,ne, ayo cepat ditulis, biar cepet di kumpul.”,ajak CAP sebagai ketua kelas. “ne,”,semuanya pun mengumpulkan hasil pekerjaan mereka.
“ayo skarang kita pulang!”,seru l.joe sembari menenteng tas.nya. “trus bu hee chul?”,tanya chunji. “ahh,ga usa di pikirin, dia kan uda gede, uda bisa jaga diri. Ntar juga manjat pintu toilet. Sapa suru ke toilet pas ngawas? Hahaha, ayo,lets go!”, changjo memprakarsai. Tanpa pikir panjang mereka mengikuti arah2an changjo yang ga bener. Mreka pulang dengan riang gembira sambil nyanyi2 sayonara..
Lalu, bagaimana nasib pak shindong dan bu hee chul?
“tolong,olong,long,ong,ng,g”,bu hee chul berteriak2 tapi tak ada yg mendengar.
Pak shindong? Ia malah tetep tertidur pulas sampai batas waktu yg ga di tentukan. Hahaha
-END-
gimana? garing yaah? moga bisa menghibur chingudeul yang lg stres mikirin UTS/UN… (apa hubungannya?)

COMMENT PLEASE!

gomawo..
 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 28, 2011 inci ALL FANFICT, FRIENDSHIP, HUMOR, ONESHOOT

 

Tag: , , , , ,

Galeri

♥ ~~Between you and me~~ oneshoot ♥

Title : Between You nd me ~MY LITTLE PRINCESS~

Genre : di tentukan readers

Main cast : Choi seung hyun (TOP Big Bang)

Other :

Song Eun Kyo

– kim Je eun

 

NO COPAS, ND DON’T BE SILENT READERS

******************************************************

POINT OF VIEW : CHOI SEUNG HYUN

Sesuatu terasa menyilaukan mataku .. “emmph”, gumamku. Ku buka mata, ternyata hari sudah pagi, ku bangun dari tempat tidurku. Senyumku mulai mengembang setelah kulihat manisnya fotomu yang terpajang di dinding. Je eun, aku merindukanmu. . .

Aku segera bergegas ke kamar mandi hanya untuk sekedar mencuci muka dan sikat gigi agar terlihat lebih fresh.

Aha~hari ini hari minggu, dimana aku tidak bekerja dan aku memiliki waktu luang untuk putri semata wayangku , song eun kyo. Putri yang selama ini memberiku semangat untuk menjalani hidupku. Putri kecil yang selalu mewarnai hidupku yang suram dan kelam semenjak ditinggal pergi oleh istriku, je eun. “Je eun, gomawoyo..sudah memberikanku putri semanis eun kyo.”

“pagi ini aku harus menyiapkan sarapan untuknya, daging panggang kesukaannya”, aku langsung bergegas ke dapur dan memasak. Setelah 30 menit berkutat di dapur, akhirnya daging panggang spesial ini matang juga..

“umm~ pasti gadis kecilku belum bangun! Aku harus membangunkannya”, . Aku segera pergi ke kamarnya.

Ku buka pintu kamarnya, dan ternyata benar, ia masih tidur. Ahh~begitu cantiknya gadis kecilku, tak sedikitpun wajahnya berbeda dari eommanya. Ahh~je eun, jika aku melihat malaikat kecil kita, aku seperti melihatmu di sini.

“chagiya, my little princess, ayo bangun..”, ucapku lembut sembari mengoyak-ngoyak tubuhnya yang mungil.

eun kyo membuka matanya perlahan, ia tersenyum manis padaku.

Je eun~ aku benar-benar merasakan kau tersenyum padaku.

“appa!”, eun kyo bangun dari tidurnya dan langsung memelukku

“bagaimana tidurmu chagi? Apa nyenyak?”, tanyaku sambil menggendongnya menuju ruang makan.

“tentu saja appa! Aku bermimpi yang sangaaat indah. Aku bermimpi bertemu eomma!”, perkataan eun kyo membuat langkahku terhenti. Aku turunkan  eun kyo dari punggungku. Aku jongkok agar setara dengannya, dan ku tatap wajahnya.

“kau bermimpi eommamu?”, tanyaku

“ne appa! Aku bermimpi eomma dan appa mengajakku ke suatu tempat yang sangat indah!”, jawab eun kyo dengan wajah lugunya.

Aku hanya terdiam dan rasanya ingin sekali menitihkan air mata.

Andai saja mimpi eun kyo benar-benar terjadi!!

“appa, appa menangis? Appa jangan sedih!”, eun kyo menyeka air mataku yang sudah terlanjur jatuh dengan jari-jari mungilnya. Walaupun umurnya baru 5 tahun, tapi sepertinya dia sudah paham bagaimana perasaanku.

“anni~appa tidak menangis, ya sudah, kau makan saja ya.. Setelah itu kau mandi lalu appa akan mengajakmu ke taman bermain. Bagaimana?”

“ne, ne appa.. Aku mau.. Ya sudah, aku makan dulu ya appa.. Tapi, apakah appa sudah makan?”, tanyanya

“ne, appa sudah makan. Ayo, appa temani kau makan”, aku menggendongnya dan membawanya ke meja makan. ia duduk manis dan ku siapkan daging panggang kesukaannya.

“ini chagiya, kau makan yaa..”, ku memberikannya daging panggang dan kuletakkan di atas piring.

“appa~ gomawo”

“ne, cheonmaneyo. Ayo di makan!”, ucapku sembari mengacak-acak rambutnya.

Begitu lahapnya eun kyo makan. Hingga makanannya tidak bersisa.

“appa, aku sudah selesai..”, ucapnya

“ya sudah, sekarang eun kyo mandi ya..”, eun kyo mengangguk dan lari ke kamar mandi. Aku segera membereskan meja makan dan ikut bersiap-siap.

***

di taman bermain. . .

“appa, aku mau main itu~”, eun kyo menunjuk ke sebuah ayunan. Dia duduk di atas ayunan dan ku ayunkan perlahan.

“appa~lebih cepat lagi”, ujarnya sembari melempar senyumnya

“ne,ne”, ku ayunkan lebih cepat ayunan itu. Betapa gembiranya eun kyo, bermain ayunan. Setelah lelah bermain ayunan, eun kyo minta di antarkan ke sekolahnya.

Iya….., eun kyo sekarang duduk di bangku TK.

“chagiya, bukankah hari ini hari minggu? Mengapa appa kau ajak ke sekolah?”, tanyaku sambil melipat kedua tanganku .

“aku ingin menunjukkan sesuatu ke appa! Ayo appa!”, eun kyo menarik tanganku agar aku ikut dengannya.

Ku ikuti saja apa maunya.

***

sesampainya di sekolah . . .

*Walaupun hari minggu, tapi sekolah eun kyo tidak tutup.*

eun kyo menunjukkan sebuah ruangan padaku.

“ruangan apa ini chagi?”, tanyaku pada eun kyo

“appa, lihatlah ini!”, eun kyo menarik kain yang menutupi sebuah kanvas berukuran sedang. Aku kaget ketika melihat sebuah lukisan di kanvas itu.

“ini..ini kan? Je eun?”, gerutuku

Aku terperangah melihatnya. Benar-benar tidak di sangka, anak seusia  eun kyo bisa melukis seperti ini. Mungkin seperti kata pepatah, air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Keahlian eun kyo dalam melukis adalah keahlian yang di wariskan oleh je eun.

“appa, bagus tidak?”

“ne, cantik sekali..”, jawabku.

“appa~ini sebenarnya belum selesai, aku selesaikan dulu ya..”, ucapnya sembari mengambil kuas yang sudah ia simpan rapi di rak. Ia mulai memoleskan kuasnya pada kanvas yang berlukiskan wajah je eun.

Tak terasa air mataku menetes lagi, setiap ku lihat wajah je eun, semakin sakit rasanya. Sakit setelah ia tinggal pergi.

NP#ST12-SAAT TERAKHIR (Pinjem dlu ya om charlie)

FLashback>>

“chagi, sebentar lagi kita akan memiliki seorang anak”, ku elus dan kuciumi perut je eun.

“ne chagi…”, jawab je eun sembari mengelus kepalaku.

“tapi, aku takut menjelang detik-detik persalinanku”, ucapnya.

Aku pun bangun dan duduk di sebelahnya. Ku pegangi pundaknya dan ku minta ia untuk menatap wajahku.

“kau tak boleh berbicara seperti itu! Aku yakin, kau dan juga anak kita akan selamat”, ucapku menenangkannya.

“tidak oppa! Aku sudah di vonis terkena kanker rahim stadium 4.. Dan apakah kau tak ingat kata dokter, jika aku hamil, akan ada kemungkinan salah satu dari aku atau bayi kita akan mati!”, je eun menangis sesenggukan

“tidak! Aku yakin, kau dan bayi kita akan selamat!”, aku mencoba memberinya penenangan..

“lebih baik aku saja yang mati, daripada bayi ini. Dia tidak berdosa”, ucapnya lagi.

“aku tidak suka kau berbicara seperti itu! Kalau aku bilang kalian selamat, kalian pasti akan selamat”, jawabku dengan nada tinggi. Aku benar-benar tidak habis fikir, begitu cepatnya je eun putus asa, dan seperti tidak ada gairah hidup. Setiap hari aku mengantarnya ke dokter untuk kemoteraphi, tapi ia selalu menolak dengan alasan sakit jika di kemoteraphi. Hingga penyakitnya mencapai stadium akhir.

Dokter memang menyarankan agar je eun tidak hamil, tapi je eun menentang saran dokter. Ia beranggapan bahwa aku akan meninggalkannya, Jika ia tidak bisa memiliki keturunan, padahal sebenarnya aku siap menerima segala kekurangannya karena aku mencintainya. Aku tidak punya fikiran sedikitpun untuk meninggalkannya.

***

2 jam kemudian. . .

“chagi, perutku! Perutku sa..kit!”, rintih je eun, sambil meremas tanganku. Jangan-jangan je eun sebentar lagi akan melahirkan. Aku segera menelfon ambulance. Tak butuh waktu lama, ambulancepun datang.

“uing..uing..uing”

je eun langsung di masukkan ke dalam ambulance.

“chagi, jangan lepaskan genggamanmu”, rintih je eun. Aku tidak tega melihat je eun seperti ini, aku kuatkan ia dengan mencium tangannya.

Ku lihat je eun menangis. Ternyata, seperti inilah pengorbanan seorang ibu.. Ia berjuang dan Ia bertaruh nyawa demi melahirkan seorang anak.

***

sesampainya di rumah sakit . .

Je eun langsung di bawa ke ruang operasi. Dan aku? Aku hanya boleh menunggu di ruang tunggu sampai operasinya selesai.

## sudah 1 jam, tapi belum ada suara tangisan bayi..

15 menit kemudian. . .

“oee..oee”, suara tangis bayi pecah di tengah kesunyian.

Ahh~anakku sudah lahir. .

Ya Tuhan, terimakasih!

Je eun dan bayiku langsung d bawa ke ruangan khusus. Akupun mengikuti mereka.

~~~

aku menggendong bayiku, sangat lucu.. Wajahnya mirip ibunya, sangat cantik. . Begitu lengkap kebahagiaanku. Diberi putri yang sangat cantik dan sehat.

“chagi, apa aku boleh meminta sesuatu padamu?”, ucap je eun yang masih terbaring lemah di tempat tidurnya.

Aku pun meletakkan bayiku di tempat tidurnya dan menghampiri je eun.

“kau mau minta apa chagi?”, ucapku polos

“tolong jaga princess kita baik baik, rawat dia dan berikan ia kasih sayang yang mungkin aku tidak bisa memberikannya”, aku tersentak kaget. Mengapa ia berbicara seperti itu.

“waeyo? Kenapa tidak bisa? Kasih sayang itu akan kita berikan bersama-sama!”, ucapku sembari mengerutkan dahi

“mungkin. .mungkin sbentar lagi aku akan pergi”, jawabnya sembari menangis. Aku semakin heran, apa sih yang ada di fikirannya? Ia selalu berkata seperti itu.

“jangan ucapkan hal itu lagi! Aku sudah muak, Mendengar kata-kata itu!”, ucapku sembari berpaling darinya.

“kau tak tau betapa sakitnya hati ini tiap kali kau mengucapkan kata-kata itu! Pernahkah kau sadari, jika aku sangat membutuhkanmu, hah! Jawab!”, ucapku. Air matakupun jatuh seketika. Tak ada jawaban yang keluar dari bibirnya. Kuulangi lagi pertanyaanku.

“kau tau tidak?”

je eun pun tidak menjawab. Ku balikkan badanku. Dan ku lihat je eun telah menutup matanya. Kuhampiri dia dan ku coba rasakan denyut nadinya.

Ya Tuhan, kenapa kau ambil dia begitu cepat dariku? Kini Lututku menyentuh lantai, aku menunduk dan menangis , ku tak kuasa menahan rasa kehilangan ini.

FLASHBACK END <<

“Appa! Lihat! Lukisanku sudah jadi. Bagus kan?”, ucap eun kyo sembari menunjukkan lukisannya untukku.

“ia, bagus, cantik, kau pintar sekali”, air mataku berlinang, berlinang karena bahagia. Kini aku bisa menjalani hidupku bersama little princessku, eun kyo.

“appa menangis?”,tanyanya

“appa menangis karena bahagia. . Bahagia bisa memiliki putri sepertimu. Putri yang cantik dan pintar, SARANGHEYO eun kyo..”

“SARANGHEYO APPA.. I Love You”, jawabnya sambil memelukku. Ku balas pelukannya, dan ku kecup pipi dan bibirnya.

~~~END~~~

COMMENT PLEASE .. 🙂

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 28, 2011 inci ALL FANFICT, FAMILY, ONESHOOT

 

Tag: ,

Galeri

Diproteksi: FF Yuri (Kara)

Konten berikut dilindungi dengan kata sandi. Untuk melihatnya silakan masukkan kata sandi Anda di bawah ini:

 
Masukkan password Anda untuk melihat komentar.

Ditulis oleh pada Maret 12, 2011 inci ALL FANFICT, ONESHOOT, ROMMANCE, YURI

 

Tag: , , ,

Galeri

♥♥♥ My Lovely Baby sitter♥♥♥ oneshoot

Tittle : My Lovely baby sitter

Genre : Romance (maybe)

Cast : all member BIG BANG    , Soo young SNSD    , Lee hyori   ,      Ga In

Type : Oneshoot

Author : Aya YongRa

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Sudah 3 bulan aku menganggur , aku sudah letih mencari pekerjaan. Mulai dari mendaki gunung, melewati lembah sungai mengalir indah ke samudra, bersama teman bertualang *loh kok jadi nyanyi ninja hattori?*.

Ku berjalan menyusuri setiap ruas jalan di pinggiran kota, udara yang begitu dingin karena tiupan angin yang kencang membuat rambutku yang tergerai melayang-layang bebas di udara. Tiba-tiba ..

PLAAK…

selembar koran menempel di wajahku. “Aiih, angin sial!! Heh? Lowongan pekerjaan?”, mataku membulat ketika melihat tulisan yang tercetak di koran itu. Ada sebuah lowongan pekerjaan yang kiranya memang cocok untukku.

‘Dicari : baby sitter untuk mengurus empat balita berumur 1-4th . Hubungi : +882xxx’

hm, aku harus menghubungi nomor ini. Ku rogoh kantongku dan mengambil ponsel pink kesayanganku.

Tit tu lit tit tut .. Kutekan keypad di ponselku lalu sambungan terhubung.

‘La…La…La… Aku sayang sekali..Doraemon’

GDUBRAAK … “yaelahh~RBTnya doraemon”, gerutuku

“yeoboseyo..”,sapa seorang Namja bersuara merdu. “annyeong, soo young imnida.. Mm, apakah benar anda sedang membutuhkan baby sitter di rumah anda?”,tanyaku memulai perbincangan. “ne,, waeyo? Apakah nona ingin melamar sebagai baby sitter?”,tanyanya langsung ke topik pembicaraan. “ne..”,jawabku singkat. “baiklah, apakah nona bisa mulai bekerja nanti siang?”.

“jadi, tidak perlu di interview?”,tanyaku. “anniyo..Kau langsung bisa bekerja mulai siang nanti.”,jawabnya. “ne,gamsahamnida”,sautku lalu menutup telfonku.

**

pukul 13.00

aku berkeliling mencari alamat apartemen calon majikanku. Hingga akhirnya aku menemukan sebuah apartemen di kawasan YG. “ehm,ini pasti apartemen yang di maksud.. Aku harus segera masuk” ku berjalan menuju lift hingga akhirnya sampai di lantai 22 tempat yang di tunjukkan calon majikanku. Tepat di depan lift, aku melihat nomor apartemen tempat majikanku tinggal.  2288 .

‘TING TONG’, Ku pencet bel apartemennya. Tak lama kemudian seorang namja membukakan pintu. Namja itu terlihat manis dan bermata sipit, serta berbadan kekar memakai kaos yang pas dengan ukuran badannya. “annyeong haseyo.. Soo young imnida”, aku membungkukkan sedikit badanku. Dan ia pun tersenyum simpul. “oh, kau yang bernama soo young?, mari masuk!”,perintahnya. Akupun masuk kedalam apartemennya yang sangat berantakan. Mainan anak-anak berceceran di mana-mana, popok bayi dan dot bayi bertaburan di lantai. “mwo?”,aku kaget melihat suasana apartemen yang bisa di sebut kapal pecah. “mianhae, apartemenku agak berantakan.. Ini karna aku terlalu sibuk mengurusi anak-anakku yang masih balita. Mereka berjumlah 4 orang. Hehe”,ujarnya sembari membenahi bantal yang berserakan di lantai ruang tamu. “ne, gwenchana.. Oia, eommanya kemana?”,tanyaku. Wajah namja itu langsung berubah 180’ , ia tampak murung dan terlihat menitikkan air mata. Ia pun mulai bercerita bagaimana keadaan yang sebenarnya. Ia mengatakan bahwa istrinya telah meninggal setahun yang lalu saat melahirkan anaknya yang terakhir.  Dengan kesibukannya Sebagai manajer di sebuah perusahaan, ia sering pergi keluar kota untuk mengerjakan tugasnya, ia pun tak tega meninggalkan buah hatinya yang masih balita di rumah sendirian, maka dari itu ia butuh seorang baby sitter. “ouh,jadi begitu.. Baiklah, aku akan merawat mereka.. Tenang saja sunbae”,ucapku. “ahh, aku hampir lupa, namaku daesung”,namja itu mengulurkan tangannya dan aku membalasnya.

**

“hari ini aku akan ke hongkong untuk mengadakan work shop selama seminggu. Aku minta tolong rawat keempat putraku yaa..”, perintah daesung ssi. “ne..”,jawabku singkat. “annyeong…”,ujarnya sembari berjalan keluar dan berlalu begitu saja.

“Hm, hari ini aku akan memulai hariku bersama keempat balita ini”, gerutuku dalam hati sembari menatap wajah imut keempat balita yang tengah tertidur pulas. Ketika ku membalikkan badanku dan hendak beranjak keluar, salah satu balita itu menangis. Kulihat box tempat tidurnya bertuliskan seungri, balita yang baru berusia 1 tahun. “hoee..hoee..hoee”,ku hampiri Ia lalu ku gendong dalam pelukanku. Ku elus-elus punggungnya hingga ia tertidur lagi. “Hmm, malang sekali anak ini, ia harus kehilangan kasih sayang ibunya…”, ucapku perlahan. Ku baringkan kembali tubuh mungilnya dan mengelus-elus pipinya. “uUuhh..”,jiyong bangun sambil mengucek-ngucek matanya lalu menatapku ringan.

“jiyong… Sudah bangun ya?”,ku dekati boxnya dan mendekatkan wajahku dengan wajahnya.

‘PLAK’, sebuah pukulan tepat mendarat di wajahku.. “issh!~ sabar soo young! Dia masih kecil”,kata hatiku bergeming. Memang benar, menghadapi anak kecil harus memiliki kesabaran yang tinggi. “pipis!”,ujar jiyong polos. Ku gendong dia dan mengajaknya ke toilet. Tapi naas, belum sampai di toilet, jiyong malah buang air kecil di gendonganku. Alhasil bajuku basah dan berbau pesing.. “hehehe”,jiyong tertawa. Huh… Sabar..sabar..

**

~Author pov

“ngeng..ngeng..”,seung hyun asik memaju mundurkan mobil-mobilannya di lantai, sedangkan jiyong tengah asik mengenyot botol dot berisi susu vanila kesukaannya. “yong bae ah~ minum susu dulu ya…”,soo young mengarahkan ujung dot ke mulut yong bae dan ia mengenyotnya dengan sangat kuat. “kau haus sekali ya”,soo young mengelus-elus yong bae sembari mengawasi yang lain. “huh?seungri? Dimana dia?”, soo young mencari-cari seungri di setiap sudut ruangan. Dan akhirnya ia menemukan seungri tengah duduk di bawah lemari yang rapuh dan di atasnya terdapat bola yang hampir jatuh dan mengenai seungri. Dengan cepat soo  young berlari ke arah seungri dan

Braakk

naas, soo young tertimpa bola ketika menelungkup untuk melindungi seungri. Ia pingsan, dan seungri hanya tertawa karna bagi anak kecil sepertinya, ini adalah sebuah lelucon yang patut di tertawai #plak#. Seungri merangkak keluar dan membiarkan soo young pingsan di tempat.

**

“ssh..ssh..”,sesuatu berbau tajam di hirup soo young. “aaaarggh”,betapa kagetnya Soo young ketika melihat sebuah popok kotor dan menjijikkan menempel di hidungnya. Dengan wajah panik, ia segera berlari ke toilet dan membersihkan wajahnya. “kasian deh lu..”,ejek seung hyun seraya menggoyangkan bokongnya ke kanan dan kekiri.

**

“jiyong ah~ kau ini nakal sekali ya!”,soo young membentak jiyong perlahan. Jiyong berlari ke dapur dan menangis tersedu-sedu di bawah meja makan. “aapppaaaa uweuweuwe~”,jiyong berteriak kencang sambil menangis. “aigoo, ottokhe?”,soo young segera menghampiri jiyong dan mencoba menenangkannya. “cup cupchagiya…”,soo young menyeka air mata jiyong yang keluar sejadi-jadinya. Tapi jiyong memberontak. “haduh chagiya,jangan nangis lagi ya! Jiyong ah mau apa?”,tanya soo young. Jiyong seketika berhenti menangis dan berkata : “main kuda-kudaan!”

_soo young pov_

“haduh sayang,jangan nangis lagi ya! Jiyong ah mau apa?”,tanyaku. Jiyong seketika berhenti menangis dan berkata : “main kuda-kudaan!”

**

“hiyak! Lebih cepat! Kuda phabo!”,jiyong menunggangiku dan Menarik-narik rambutku yang di kepang dua. “rasanya seperti kuda sungguhan!”,gerutuku. “hyung,aku punya kuda balu… Ada yang mau ikut?”,jiyong memanggil-manggil seung hyun dan yong bae dan seolah-olah menawarkan tumpangan. Yong bae dan seung hyun lekas naik ke punggungku dan…rasanya pinggangku mau copot! Walaupun kecil, tapi mereka sungguh berat.

Aku mencoba berkeliling sekuat tenaga dengan merangkak seperti ini. Seungri yang sedari tadi duduk, kini merangkak ke arahku membawa sepotong kue kecil bekas gigitan hyungnya. “aaaa~”,ia membuka mulutnya seakan memerintahkanku untuk membuka mulutku juga. Ia mengarahkan kue itu ke mulutku dan menyuapiku dengan tangan mungilnya. “seungri ah~gomawo”,ucapku sambil tersenyum. “yya! Jiyong, kudamu phabo!”,ujar seung hyun sambil mencubiti punggungku. “arrgh”,teriakku. “kuda phabo! Cepat jalan!”,perintah jiyong. Heuh,walaupun sebenarnya aku kesal, tapi aku harus bertahan! Aku tak boleh menyerah! Soo young, fighting!

**

haah, lelahnyaa…

Seharian bermain bersama mereka membuatku lelah. Akhirnya mereka tidur juga!

Aigo! Aku lupa membereskan ruang tamu!

Ku beranjak melangkahkan kaki menuju ruang tamu. Namun tiba-tiba langkahku terhenti ketika tangisan seungri memecah keheningan. “Waeyo seungri ah~? Kau digigit nyamuk yaa? Cup cup”,ku gendong ia dalam dekapanku dan tak lupa ku olesi tangan dan kakinya dengan lotion anti nyamuk khusus bayi. Tentu saja agar kulitnya tidak iritasi. Ku tepuk-tepuk pantatnya agar ia tertidur , namun sepertinya ia masih tetap terjaga. Ku tetap menggendongnya bahkan ketika ku membersihkan ruang tamu. Ku nyanyikan lagu untuknya hingga tak ku sadari, akhirnya seungri tertidur pulas. Genggaman Tangan mungilnya tak sedikitpun terlepas dari lengan bajuku.

**********

saatnya memandikan keempat malaikat kecil O.o (soo young ngeliat donk#plak)

jiyong , seung hyun dan yong bae sengaja aku kumpulkan dalam satu bath tub, sedangkan seungri , perlu tempat khusus. Aku memandikan seungri Terlebih dahulu. Sedangkan seung hyun, yong bae dan jiyong ku biarkan bermain air sesuka hati mereka. Ku mulai membasahi tubuh seungri perlahan dan mengusapkan sabun ke seluruh bagian tubuhnya.

‘BYUUURR’

ommona ! Tubuhku jadi basah kuyup ! Arrggh! Yong bae!! Waeyo? Kenapa kau siram ajjhuma?

“mandi..mandi..”,jawabnya seraya memikul gayung. *gayung apa cedok ya?*

**

tiktoktiktok…

Suara detak jam dinding sungguh terdengar begitu jelas di kala ruangan ini sepi. Yaa… Keempat balita mungil ini tertidur pulas. Ini sudah malam, saatnya aku harus merapihkan seluruh isi ruangan yang kacau balau. Ahh, kalau di fikir-fikir, kasihan juga daesung ssi, ia harus kewalahan seperti ini dikala harus mengurus keempat putranya di sela-sela kesibukannya sebagai manager. “huh?apa ini?”,gumamku ketika melihat sebuah liontin berkilauan di bawah soofa ruang tamu. Ku raih liontin itu dan melihatnya. Ternyata di dalamnya terdapat foto yeoja yang manis dan cantik. “siapa wanita ini ya?”,batinku.

Aku terus membersihkan ruangan dari satu titik ke titik yang lain. “huh! Masih ada satu ruangan lagi! Kajja soo young! Fighting!”,decakku dalam hati.

“uwahh~ jadi ini kamar daesung ssi? Wahwah, rapi sekali.. Owh,, lukisannya indah.. Cantik sekali. Humm?? Ini kan???”,seketika mataku terpaku pada sebuah lukisan yang tertempel  di dinding kamar daesung ssi. Lukisan yang menyerupai wajah yeoja yang ada di liontin itu. Apa benar dia istri daesung ssi? Wah, tak salah lagi! Ini adalah istri daesung ssi.. Neomu yeoppo.. Tapi, wajahnya hanya mirip seungri.. Dan sama sekali tak mirip dengan jiyong, seung hyun dan yong bae ! Ahh~apa peduliku!

“Lee hyo ri …”, ku lihat dengan seksama tulisan yang terukir di bingkai lukisan itu. “Mungkin saja namanya hyo ri”,gumamku.

**

pagi ini begitu cerah, secerah senyuman keempat balita yang ada di hadapanku sekarang. Entah mengapa, senakal apapun mereka, hatiku tidak pernah marah dan kesal, tapi kebahagiaan yang aku rasakan. Baru 2 hari aku Bekerja, tapi aku benar-benar nyaman berprofesi sebagai baby sitter. Aku bahkan sudah menganggap mereka seperti anakku sendiri.

“mma!”,seungri menarik-narik appron yang aku kenakan. “waeyo chagiya?”,tanyaku. Lalu ku gendong ia dalam dekapanku. “tututu”,ujarnya. Haha aku tak mengerti apa yang ia katakan.. Ia terus saja menunjuk ke arah jendela.

“yya! Jiyong phabo! Terima seranganku! Pibibibibibibib”,ujar yong bae sembari menembakkan serangan pistol mainannya ke arah jiyong. “aaaah”,jiyong terkapar pura-pura tewas tertembak. Ckckck, anak ini…

Namun di sisi lain kulihat seung hyun tengah murung dan pucat. Kudekati dia dan memegang dahinya. Aigo! Panas sekali badannya! Akhirnya ku memutuskan untuk mengajaknya ke klinik.

**

“ottokhe??”,seorang namja datang dan masuk begitu saja ke ruang periksa. “daesung ssi?”,desahku perlahan. “ottokhe? Seung hyun tidak apa kan?”,tanyanya pada dokter. “gwenchana, dia tak apa-apa, hanya demam biasa”,jawab dokter itu. “hah! Syukurlah!”,gerutunya

**

“hah… Gomawoyo sudah membawa seung hyun ke klinik dengan segera. Aku tidak tau jika kau tidak ada pada saat itu”,ujar daesung ssi. “ah~ini memang sudah tugasku… Hm,, kau terlihat panik sekali daesung ssi? Padahal seung hyun hanya demam biasa”

“mwo? Kau bilang ini demam biasa, hah!!!”,daesung membentak di hadapanku. Aku begitu terkekeh melihatnya. “mian, mianhae.. Jika aku sedikit membentakmu. Aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu, soo young ah”,ucapnya lagi. “ne”,jawabku singkat. “hahh”,daesung menghela nafasnya dalam. “gwenchanayo?”,tanyaku. Daesung ssi menggelengkan kepalanya “kau tau, seung hyun bukan anak kandungku..”,pernyataan yang terlontar dari bibirnya membuatku tersentak. “mwo?!”

“ne,, seung hyun, jiyong dan yong bae bukan anak kandungku.. Mereka adalah anak adopsiku bersama istriku, sedangkan seungri memang anak kandungku….”

F l a s h b a c k – by author pov

sudah 5 tahun daesung dan hyori menikah, namun hingga kini tanda-tanda akan hadirnya seorang bayi belum juga Nampak. Keluarga besar mereka berdua bahkan mengucilkan mereka karena dianggap tak mampu meneruskan generasi keluarga. Hyori dan daesung telah mengandalkan segala cara demi mendapatkan keturunan. Namun nihil, hyori tetap saja tidak mengandung. Hingga suatu hari, hyori sengaja datang ke panti asuhan untuk mengadopsi seorang anak. Kebetulan ia juga pernah mengurus panti asuhan itu bersama salah seorang sahabatnya, Ga In. “ga in ah~ bisakah kau mengurus dokumen anak-anak ini? Aku ingin mengadopsinya sebagai anakku”,ujar hyori . “kau, ingin mengadopsi 2 anak?”,tanya ga in meyakinkan. Hyori mengangguk. “ne,baiklah~ tunggu sebentar”

**

“annyeong hase~”,hyori tercengang ketika melihat seorang balita namja duduk manis di ruang tamu apartemennya. “annyeongg..”,sapa daesung datang dari arah kamar tidurnya. Mereka berdua mematung dan tercekat. Kemudian tertawa riuh.. “ya chagi~ kau mengadopsi anak juga?”,tanya daesung sambil menunjuk kedua anak yang di gendong hyori. “ne…kau juga chagi?”,tanya Hyori. Daesung mengangguk.

“wah, tampan sekali dia. Nugu?”,tanya hyori. “seung hyun.. Choi seung hyun”,tegas daesung. “oh iya chagi~ aku minta rawat seung hyun dengan hati-hati, ia sangat rentan dengan penyakit, apalagi ia mengidap sesak nafas”,tambah daesung lagi. Hyori pun mengangguk, ia membelai rambut seung hyun dengan kasih keibuannya.

**

“hah…”,daesung mendesah perlahan ketika merebahkan tubuhnya di kasur. “waeyo chagiya~”,tanya hyori seraya menyisir rambut indahnya perlahan di depan cermin rias. Ia sesekali memperhatikan gerak-gerik suaminya lewat cermin itu. “anniyo~ aku hanya khawatir, jika keluarga kita tidak mau menerima kehadiran ketiga anak kita, bagaimana?”,tanya daesung yang terlihat memijit perlahan pelipisnya. “hah… Tidak usah khawatir, aku yakin, keluarga kita pasti akan menerima seung hyun, jiyong dan yong bae.. Arraseo?”,hyori meyakinkan.

**

hari demi hari terlewati, kini seung hyun, jiyong dan yong bae tumbuh menjadi anak-anak yang pintar. Bukan hanya itu Berkat kehadiran ketiga princes di kehidupan mereka, akhirnya hyori mengandung. Sebulan, dua bulan, tiga bulan bahkan hingga sembilan bulan usia kandungan hyori, daesung tetap mejaga kesehatan istri dan janin yang di kandungnya dengan penuh perhatian tanpa mengurangi perhatiannya pada ketiga princesnya itu.

Tepat 2 hari setelah persalinan, daesung harus mengalami depresi berat ketika harus mengetahui istrinya meninggal karena kasus malpraktek saat persalinan. 2 hari hyori tak sadarkan diri hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya. Mulai saat itu daesung harus merawat keempat buah hatinya sendirian.

F l a s h b a c k -E N D-

**

“appa…”,seungri mengelus-elus pipi daesung yang tengah menggendongnya. “daesung ssi~ kau tidak bekerja hari ini?”,tanya soo young seraya menyuapi seung hyun bubur. “anni~ aku ingin menemani mereka berempat ,terlebih lagi aku ingin mengurus seung hyun, dia kan baru sembuh”,jawab daesung ssi.

**

“jiyong ah~ aaaaaa”,soo young membujuk jiyong untuk membuka mulutnya. “bleeh~”,Jiyong menjulurkan lidahnya dan berlari ke arah appanya. “appa…”,ucap jiyong manja. Daesung ssi langsung memangkunya berdampingan dengan seungri. Begitu tampak jelas kedekatan mereka, walaupun tak ada hubungan darah yang mengikat mereka.

**

sebulan, 2 bulan, 3 bulan bahkan kini tepat 6 bulan lamanya aku bekerja pada daesung ssi. Tak kupungkiri, selama disini aku merasakan kehangatan sebuah keluarga. Ke empat putra yang ku asuh kini semakin pintar dan menggemaskan. Terlebih lagi seung hyun akan mulai masuk play group bersama jiyong dan yong bae. Aku sudah terbiasa dengan keadaan di keluarga ini, terbiasa dengan tingkah laku anak-anak, terbiasa mengurus mereka sendirian, dan bahkan terbiasa mengagumi daesung ssi sebagai ayah yang baik. Namun, kebiasaan itu tak akan pernah kurasakan lagi, tatkala orang tuaku telah mempersiapkan pernikahanku dengan seorang namja yang tidak aku kenal. Orang tuaku meminta agar aku berhenti bekerja dan menetap di daegu,tempat asal calon suamiku.

**

author pov

“daesung ssi, aku pamit… Sampaikan salamku pada anak-anak jika aku akan selalu menyayangi mereka”,ujar soo young. “soo young ah, kau serius ingin pergi dan meninggalkan kami ?”,tanya daesung yang bangkit dari tempat duduknya di ruang kerja. Soo young mengangguk lalu membungkukkan badannya. Lalu ia menarik kopernya dan berjalan gontai keluar. Namun langkahnya terhenti ketika seungri berjalan mendekatinya dan memanggilnya “umma”. Soo young tercekat, lalu ia berlutut dan memeluk tubuh mungil seungri seraya menangis. “seungri ah~”,soo young masih saja menangis dan mengelus lembut rambut seungri. “soo young ah~ jangan pergi, kami membutuhkanmu di sini”,tiba-tiba daesung muncul dan berkata demikian. Soo young langsung mengelap air mata yang membasahi pipinya. Ia bangun lalu cepat-cepat menarik kopernya dan pergi. “aku mencintaimu soo young ah..”,sontak soo young menghentikan langkahnya lagi. Ia membalikkan badannya dan menatap wajah daesung dengan tatapan nanar. “jeongmal?”,Tanya soo young. “ne,, aku, seungri dan anak-anak lain mencintaimu, kami membutuhkanmu, jadi aku mohon jangan pergi tinggalkan kami…”

“hah… Mianhae daesung ssi, tapi aku tidak bisa.. Annyeong!”,sahut soo young dan berlalu begitu saja.

Karappo no CLOSET sumi ni

Ochita Promise Ring

Futari shite kanojo no Birthday

Eranda noni

Tobira ga shiamaru mae ni Baby please don’t go away

Ienakatta koto semeteru What you to stay

Ima sara kuyande mo I know it’s late

Kanojo no kawari nante dare nimo dekinai

I want you to stay want you to stay

**

“appa,, ajjhuma mana?”,tanya seung hyun. “ajjhuma sedang pergi”,sahut daesung yang tengah sibuk memakaikan seragam sekolah untuk jiyong. “beli permen?”,tanya jiyong. “haha ajjhuma pergi ke tempat yang jauh…”,sahut daesung lagi. “apa ia tak datang lagi dan bermain dengan kami?”,tanya yong bae. Daesung menggelengkan kepalanya. “kajja, kita berangkat!”,seru daesung.

==

selama perjalanan menuju sekolah , daesung selalu memikirkan soo young. ‘betapa penting arti hadirnya soo young dikehidupan kami, anak-anak sangat membutuhkannya, begitu juga aku… Aku jatuh cinta padanya’,pikirnya.

**

seminggu kemudian sebuah kartu undangan tergeletak di bawah pintu apartemen daesung. Ia membuka perlahan kartu itu. Dan soontak wajahnya berubah Ketika melihat tulisan yang tercetak di dalamnya. “soo young mengundangku di pernikahannya?”

**

hari ini, adalah hari bahagia bagi soo young, karna hari ini adalah hari pernikahannya. Pagi-pagi sekali daesung sudah tampak rapi mengenakan jas hitam. Bukan hanya ia, anak-anakpun tak akan ia tinggal di rumah, jadi ia mengajak keempat princesnya untuk menghadiri pernikahan soo young. “appa, aku tampan?”,tanya jiyong seraya mengetatkan dasi kupu-kupu merah di lehernya. “ne, kau tampan sekali”,jawab daesung. “aku? Bagaimana appa?”,tanya yong bae tak mau kalah. “kau juga tampan, semua anak appa tampan!”

“appa…”,seungri tampak ingin di gendong appanya. “ne chagi, ayo kita berangkat!”

**

setibanya di gereja tempat di selenggarakannya pernikahan soo young, daesung tampak kaget. ‘Begitu sepinya gereja ini’,pekiknya. Ia berjalan beriringan bersama keempat putranya ke dalam gereja, dan ia menemukan sesosok wanita berpakaian pengantin tengah duduk menyendiri di dalam. “soo young ah?”,desah Daesung. Soo young menoleh ke arah daesung dan tersenyum manis. “ada apa ini?”,tanya daesung. “bukankah kau pernah berkata kalau kau mencintaiku dan kalian membutuhkanku? Apa sekarang kau masih mencintaiku daesung ssi? Apa kau masih ingin aku tinggal bersama kalian? Hah?”,tanya soo young seraya menyambut daesung ke dekapannya.

“lalu pernikahanmu?”,daesung masih tidak mengerti dengan semua yang di lakukan soo young. “namja itu sungguh baik, ia rela melepasku demi namja yang aku cintai”,jawab soo young.

daesung langsung memeluk soo young dan berbisik di telinga soo young “you are my lovely baby sitter, saranghaeyo…”.

“na tto saranghae…”,sahut soo young

Playing : saranghe nor sarang hanika

noman issumyon hengbog hanika

gasumun aphado to usobonda~ (MM)

usumur junun saram chorom

surphun obnun saram chorom~

onurdo ni dwieso (ni dwieso)

sori obshi to uro bonda..

gasumi joryo onda~

noui surphun pyojong hani yedo

gu sarami cham mibda

ni sarangur da gajyonunde

mwoga mojara nor irohge ullinunji

saranghe nor sarang hanika

noman issumyon hengbog hanika

gasumun aphado to usobonda~ (OOH YE~)

usumur junun saram chorom

surphun obnun saram chorom~

onurdo ni dwieso (ni dwieso)

sori obshi to uro bonda..

==[END]==

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 10, 2011 inci ALL FANFICT, FAMILY, ONESHOOT, ROMMANCE

 

Tag: ,

Galeri

Bawang Dae Nd Bawang Yong

tittle : BAWANG DAE nd BAWANG YONG

genre : comedy ala kadar

cast :  daesung       , jiyong       , seungri       , taeyang,       TOP

cakka / author : Aya GDarappler

setting : perkampungan jaman dulu

point of view : cakka / author

 

 

“CERITA RAKYAT JELALATAN #plak# maksudnya CERITA RAKYAT JELATA”

 

 

Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang dae. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang dae(tabi) hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang dae (taeyang) sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang dae sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda bernama victory yang memiliki anak bernama Bawang Yong. Semenjak ibu Bawang dae meninggal, victory sering berkunjung ke rumah Bawang dae. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang dae membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Dae dan ayahnya mengobrol. Akhirnya tabi berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikahi saja victory supaya Bawang dae tidak kesepian lagi. Maka tabi kemudian menikah dengan victory. Mulanya victory dan bawang yong sangat baik kepada Bawang dae. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang dae dan memberinya pekerjaan berat jika tabi sedang pergi berdagang. Bawang dae harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang yong dan ibunya hanya duduk-duduk saja. “umma… nanti kita ke salon yaa..”, ajak bawang yong. “ne..”,saut victory seraya membersihkan kukunya yang kotor. Tentu saja tabi tidak mengetahui apa yang di lakukan victory dan bawang yong kepada  anak semata wayang kulitnya *plak* , bawang dae, karena Bawang dae tidak pernah menceritakannya.

Suatu hari tabi jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang yong dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang dae. Bawang dae hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum ayam berkokok, untuk mempersiapkan air panas dan sarapan bagi Bawang yong dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, mencabuti bulu kaki ibu tirinya *plak* dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang dae selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri .

***

Pagi ini seperti biasa Bawang dae membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. “daebagigun! (daedaedae)daebagiya!

(sesese)sesangsaram modeun iga daebagiya~

hyeongnimdo daebag~(daebak) eonnido daebag~(daebak)

neodonado urimodu daebagiya~”

 

Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang dae segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang dae tidak menyadari bahwa salah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju keakungan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. “aigoo!! Ommona!! Baju kucel milik victory umma.. ottokhe? Ottokhe?”, Bawang dae panik.. ia menjambak-jambak rambutnya. Bawang dae akhirnya mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada victory.

“Dasar ceboroh!! Ehh, ceroboh!!!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?” . “tapi itukan baju kucel.. beli saja yang baru!!”, ujar bawang dae. “mwo?? Beli katamu? Memangnya beli baju pake gigi? Umma mana punya uang!! Heuh ==”! cepat cariiiiiii”,bentak victory.

 

Bawang dae terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Matahari sudah mulai meninggi, namun Bawang dae belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang kacamatakodoknya , dan dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang dae melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang dae bertanya:  “annyeong, apakah ajjushi melihat baju kucel yang hanyut lewat sini? Karena aku harus menemukan dan membawanya pulang.”

“ apakah  bentuknya kucel , warnanya putih kecoklatan dan bau busuk?”, tanya ajjushi sang pengembala. “ho.oh.. betul..betul..betul..”,jawab bawang dae seraya mengangguk. “mianhae,, ajjushi tidak lihat!!”

GUBRAKK

“kata ajjushi, tadi ajjushi lihat!!”,tanya bawang dae. “memang ajjushi bilang melihatnya? Tadi ajjushi hanya bertanya. Karna ajjushi juga punya baju kucel seperti itu”,saut ajjushi itu lagi. “Baiklah kalau begitu ajjushi, terima kasih!” kata Bawang dae dan segera berlari kembali menyusuri tepi sungai.

**

 

Hari sudah mulai gelap, Bawang dae sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang dae kelaparan. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang dae segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.

“Permisi…!” kata Bawang dae. Seorang perempuan tua membuka pintu.

“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.

“Aku Bawang dae nek. Tadi aku sedang mencari baju kucel milik ibu aku yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah aku tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang dae.

“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari wujudnya dekil? Kucel??” tanya nenek.

“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang dae.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di kaki nenek saat nenek mandi di sungai. Akung sekali , padahal aku sangat menyukai (?) baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.

Bawang dae berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang dae pun merasa iba.

“Baiklah nek, aku  akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja melihat wajahku yang kusem,” kata Bawang dae dengan tersenyum.

 

Selama seminggu Bawang dae tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang dae membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang dae.

“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Walaupun rupamu agak kusem.. *plak* Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.

Mulanya Bawang dae menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang dae memilih labu yang paling kecil. “Aku sebenarnya ingin membawa labu yang besar, tapi karna aku tidak membawa mobil, terpaksa aku bawa yang kecil saja, aku takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang dae hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang dae menyerahkan baju kucel milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang dae ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak “DAEBAKIYA” saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang yong yang dengan serakah langsung merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang dae untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang dae pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang dae, bawang yong dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang yong yang akan melakukannya. Singkat cerita akhirnya bawang yong sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang dae, bawang yong pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang dae yang rajin, selama seminggu itu bawang yong hanya bermalas-malasan, tidur mendengkur, main playstation *gaul euy*, nonton drama korea *LOL*. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang yong untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang yong. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang yong memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang yong mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.

Sesampainya di rumah bawang yong segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang dae akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang dae untuk pergi ke sungai untuk mencuci kaos kaki milik bawang yong yang sudah seminggu belum di cuci. Dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut *belah labu buu?*. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan ribuan lusin baju kucel yang baunya menyengat hingga membuat victory dan bawang yong pingsan tak sadarkan diri.

 

END~~~

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 9, 2011 inci ALL FANFICT, HUMOR, ONESHOOT

 

Tag: