RSS

Arsip Tag: BORA SISTAR

Fanfict special ultah baby pandapanda…. (SEUNGRI BIG BANG) part. 2 [ENDING]

NO COPAS N DON’T BE SILENT READERS !!!!

 

Tittle : too love, too lose

genre : romance

pairing :

– seungri BB / Lee chonsa (dian dilatory victoryvip)

– daesung BB / bora sistar

– Taeyang BB (alone)

length : 2ndshoot

 

<< Prev

 

“wah eonni.. Pagi-pagi begini kau sudah rapi! Mau kemana?”,tanyaku sambil menuangkan susu dari teko. “heheh..kau mau tau saja! Hari ini eonni akan pergi bersama seungri”, ujarnya sembari memakan potongan roti di atas piring.

“eonni, aku memang mencintai seungri , tapi aku jauh lebih mencintaimu.. Jika Kau bahagia bersama seungri, aku akan merelakan seungri untukmu” .

“yya! Kenapa kau bengong begitu?”,tanya bora eonni membuyarkan lamunanku.”anni~aku bahagia jika eonni sudah bisa dekat dengan seungri” , Bora eonni hanya tersenyum sambil menikmati sarapannya. “gamsahamnida”,ujarnya

 

>> Next

_Bora pov_

“gamsahamnida”, ku ucapkan rasa terimakasihku karna chon sa sudah mendoakan yang terbaik untukku.

hmm~aku benar-benar bahagia.. Bisa memiliki keluarga yang begitu mencintaiku , lebih-lebih karena aku mengenal seungri. Yah,wlaupun kami di jodohkan, namun perasaan itu sebenarnya belum tumbuh, karna sampai sekarang aku masih blum bisa melupakan daesung. tapi aku akan mencoba mencintai seungri, walaupun secara bertahap.

‘TING..TONG..’

bel rumah berbunyi. Sepertinya itu seungri! Tapi untuk memastikan, aku meminta chon sa untuk membukakan pintunya.

 

~author pov~

chon sa berjalan menuju pintu dan mulai membuka pintunya.

CKLEK…

“op…pa??”,mata chon sa terbelalak melihat kedatangan seungri. “chagi??”,sapanya. “siapa yang datang chon sa?”,teriak bora dari dalam. “seungri oppa , eonni!”,saut chon sa. Bora langsung beranjak dari meja makan dan menyambut seungri. “seungri??”,bora bercipika-cipiki di depan chon sa. Kemudian bora berlari kedalam untuk mengambil tas slempangnya dan langsung keluar lagi. “chagi,,eonni pergi dulu yaa.. Daa.. Muach”, bora mengecup kening chon sa lalu bergegas pergi dengan seungri.

 

 

 

_Seungri pov_

bora langsung menarik tanganku keluar, aku ikuti saja kemauannya walau kaki ini berat melangkah dan enggan beranjak dari chon sa.

 

Flashback>>

tok tok tok…

Ku ketuk pintu jendela chon sa. Aku tau ini sudah tengah malam, tapi aku harus meluruskan masalah ini. “enngggh”, chon sa membuka jendela kamarnya sembari menggeliat. “apa kau sudah tidur chagi?”,tanyaku. “oppa?? Waeyo? Kau datang ksini seperti maling saja!”,tanya chon sa yang masih saja mengucek-ngucek matanya. “keluarlah! Aku ingin berbicara 4 mata denganmu. Dan ini penting!”,ajakku. Chon mengangguk dan kembali menutup jendela kamarnya. Sedangkan aku menunggunya di depan gerbang. Tak lama kemudian, chon sa keluar dari rumah. “apa yang ingin kau katakan oppa?”. Aku tak menjawab pertanyaannya dan langsung menggandengnya ke suatu tempat. “oppa! Lepaskan tanganku! Kalau bora eonni tau, Dia pasti marah!”, chon sa memberontak dan mencoba melepaskan genggamanku.

Langkah kakiku terhenti. Ku pandangi wajahnya. “ya! Kau itu kekasihku! Kenapa kau harus takut pada bora? Lagipula aku tak menyukainya. Aku hanya menyukaimu! Ah tidak! Aku mencintaimu chon sa!”,ujarku sedikit membentak. “siapa yang menjamin bora eonni tak menyukaimu?? Hah? Aku mohon oppa.. Cobalah cintai bora eonni sama seperti kau mencintaiku..”

Sakit.. Mungkin ini yang aku rasakan ketika chon sa berkata demikian. Aku tak habis pikir, kenapa dengan mudahnya ia berbicara demikian? Aku tulus memberikan hatiku untuknya. Tapi ia malah menawarkan hatiku untuk orang lain.. “aku tak akan membagi hatiku untuk bora.. Aku tak bisa!”,jawabku tegas.

PLAK… Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kiriku. “oppa! Percuma kau mencintaiku! Aku tau kita tak akan pernah bersatu… Kau tau sendiri, appaku tak akan mengijinkanku menjalin hubungan dengan seorang namja sebelum aku lulus kuliah dan menyandang gelar sarjana! Sedangkan Kau? Kau itu sudah pantas untuk berumah tangga..”, ujar chon sa sembari menitihkan air matanya.. “aku akan menunggumu chon sa!” .

“7 tahun?? Apa kau mau menungguku hingga 7 tahun lagi?”,chon sa mengoyak-ngoyakkan tubuhku. “tentu saja!”,jawabku seadanya. “bagaimana dengan orang tuamu? Mereka begitu menginginkan kehadiran seorang cucu. Apa kau tak kasihan melihat mereka menunggu terlalu lama?? Kau jangan egois oppa!”,teriak chon sa di hadapanku. “pikirkan sekali lagi oppa, lihatlah berapa orang yang akan terluka dengan keegoisanmu ini!”,lanjutnya lagi. Chon sa langsung pergi sambil mengusapkan air matanya.

Flashback end<<

 

_chon sa pov_

“hmm~bete sekali! Sendirian di rumah seperti ini.. Taeyang sedang apa ya?? Aggh, kenapa aku jadi memikirkan orang aneh itu??”, gerutuku.

Karena hari ini hari libur, aku berinisiatif untuk jalan-jalan. Ku ambil kunci mobilku dan melajukannya ke mana saja. Tanpa arah dan tujuan. Tiba-tiba hapeku berdering.

“TAEYANG??”, Ada apa orang aneh ini menelfonku?

 

“yeoboseyo..”,sapaku. “yya! Datanglah ke taman tempat kita bertemu 2 hari yang lalu” Tut..tut..tut.. Tiba-tiba telfonnya terputus. ‘aish!! Dia niat telfon ga sih?’,batinku. Ku lajukan mobilku menuju taman kota.

 

di taman…

 

“hufft.. Dia dmana sih? Katanya ktmuan di sini! Mana dia? Dasar orang aneh!, jangan-jangan aku di tipu! Huuh, panas.. Haus..”, kukibas-kibaskan tanganku karena cuaca hari ini sangat panas. Kulihat jam di tanganku, ternyata sudah pukul  1 siang, namun taeyang belum muncul juga. “hah! Sial ! Aku di tipu! Lebih baik aku pergi saja!”,baru selangkah aku beranjak dari tempat dudukku, terasa seseorang memegangi pundakku. “andwae! Jangan pergi!”, ku balikkan badanku dan kulihat namja sok imut itu nyengir di hadapanku. “mianhae!!”,ucapnya singkat. Dengan berkacak pinggang ku mulai mengomelinya. “aishh~ aku kan sudah minta maaf! Kau ini! Eh, ini aku bawakan juice alpukat dan burger untukmu. Aku tau kau lapar dan haus, jadi tadi aku mampir dulu ke stand food di seberang sana”. Taeyang memberiku sekotak paket makanan. Hmm, kbetulan aku juga memang haus dan lapar. “gomawo”,ucapku sembari tersenyum. Ternyata taeyang baik juga… Kumulai menyantap makanan yang di bawanya. “bagaimana? Enak??”,tanyanya. Aku hanya mengangguk. Setelah selesai menyantap makanan, taeyang mengajakku duduk di tepi kolam air pancuran. “yya! Chon sa .. Apa kau ada masalah dengan kekasihmu?”,ujar taeyang sembari bermain air. “mwo? Kenapa ia tau?”,batinku. “sudah, kau tak usah bertanya aku tau darimana. Cukup kau bilang iya atau tidak!”,ujarnya lagi. Seketika ku tundukkan kepalaku dan mengangguk. “hei! Sudah, tak usah bersedih, selama ada aku, kau tak akan pernah menangis lagi!”,ujarnya sembari memercikakan air di wajahku. Aissh~ sialan ! Ku percikkan lagi air ke wajahnya sebagai ajang balas dendam. Sejenak aku lupakan masalah yang tengah menimpaku.

 

“yya! Yeoja phabo dan menyedihkan! Kejar aku sampai dapat! Haha”, ledek taeyang sembari berlari menjauh dari kolam. “yya! Namja yang gila! Tunggu Pembalasanku! Hei! Jangan lari kau!”,ku bangun dari tepi kolam dan berlari mengejarnya. “hahaha, kena kau sekarang!”,ucapku sembari menarik jaket merah yang ia kenakan. “huaa~ampun!ampun!”, sautnya seraya mencakupkan kedua telapak tangannya.

 

“hei! Kau gila ya? Berbicara sendiri?”,teriak salah seorang pengunjung taman .

Apa maksudnya berkata begitu? Jelas-jelas aku sedang bersama taeyang! Ish~

“taeyang,, apa maksudnya orang itu menyebut aku gila dan berbicara sendiri?”, kulepaskan genggamanku dari jaketnya. “ahh, tak usah pedulikan dia. Mungkin dia iri pada kemesraan kita. Hahaha”, ujar taeyang cengengesan. “aihh, pede sekali kau! Siapa juga yang mau bermesraan dengan namja gila sepertimu!”

“sudahlah, mengaku saja! Kau terpesona padaku kan?”,ledeknya lagi. “Kali ini aku tak akan memberimu ampun”, ujarku sembari mengejarnya lagi.

 

★☆

Kini, sudah terhitung 1 bulan aku mengenal taeyang, Ternyata benar, selama aku berada di samping taeyang, aku tak pernah sekalipun menangis.

===

 

“chon sa…”,teriak eommaku dari luar kamar. “ne eomma??”,tanyaku sembari memoleskan blush on di tulang pipiku. Seketika aku menghentikan pekerjaanku dan teringat sesuatu. Hari ini adalah hari pertunangan bora eonni dan seungri. ‘ya Tuhan,, kuatkan imanku..’ . Sebenarnya aku masih belum bisa merelakan seungri untuk kakakku.. Aku masih mencintainya Tuhan…

 

“chon sa… Cepatlah sedikit!”, teriak eomma sekali lagi. “ne eomma..”,aku langsung bergegas ke bawah.

Hmm~hari ini aku akan bertugas sebagai pembawa cincin pertunangan.

prosesi tukar cincinpun di mulai, saat seungri mengambil cincin, ia berbisik di telingaku, “batalkan pertunangan ini!” seketika aku tercengang. Ia menganggukkan kepalanya namun aku menggelengkan kepalaku tanda penolakan. Raut wajah seungri berubah sketika 180′.

Setelah prosesi slesai, aku berlari menuju kamarku dan mengurung diriku di dalam. “mianhae oppa, aku tak bisa melakukannya. Aku takut..takut menyakiti bora eonni dan orang tua kita . Huhu”

 

“PSSST..PSSTT..”,terdengar suara orang mendesis. Kuarahkan pandanganku keluar jendela dan menemukan taeyang sudah berdiri di balkon kamarku.

 

“taeyang ?”,segera ku hampiri dia dan mengusap air mataku. “darimana kau tau rumahku? Dan untuk apa kau kesini?”,ujarku sedikit sinis. “yya! Jangan sensi begitu! Aku berniat baik! Kajja, ikut aku! Aku tau kau sedang bersedih.. Ayo!”,taeyang menarik tanganku. “aihh! Kau benar-benar gila ya!! Kau suruh aku lompat dari lantai 2??”.

 

“kau tak usah khawatir! Sekarang, pejamkan matamu…”,perintahnya. Akupun mengikuti saja. “sekarang, bukalah matamu chon sa”

 

Jreeng…

 

“wow! Tempat apa ini taeyang?”,tanyaku ketika melihat hamparan padang rumput yang luas dan beribu bintang bersinar di langit yang kurasa sangat dekat keberadaannya, sehingga ku mampu menggapainya. Desiran anginnya pun membuat hatiku tenang. “kau suka?”,tanya taeyang. Aku mengangguk sambil merentangkan tanganku, menikmati pemandangan yang indah ini. “chon sa, kemari.. DudukLah di dekatku”,pintanya. “ne..!”,jawabku sekenanya. Akupun duduk di sebelahnya. “chon sa, apa kau sudah tidak apa-apa?”,tanya taeyang memulai perbincangan.

 

“tidak apa-apa? Maksudnya?”,aku sedikit memiringkan kepalaku. “ne, masalahmu dan kekasihmu itu!”.

Hmm,rupanya itu maksudnya. Taeyang selalu tau jika aku tengah bersedih. Dia selalu datang disaat-saat sulitku seperti ini..

Tak terasa, airmataku menetes butir demi butir.. Taeyang mendekatkan badannya dan memegangi daguku. “sudah, jangan menangis”,taeyang menyeka air mataku dengan jempolnya. Ku lihat lekat-lekat wajahnya.. “dia namja pertama yang menyeka air mataku, dia namja pertama yang selalu menemaniku di saat pahit seperti ini” Deg..Deg..Deg..

“taeyang…”,kusebut namanya pelan. “panggiL oppa saja..”,sautnya. “op..pa..”,panggilku.

“nah, begitu kan enak, sekarang kau jangan menangis lagi ya.. Jelek tau!”, taeyang meledek namun di selingi senyumannya. taeyang mengacak-acak rambutku dan..

“omona.. Perasaan apa ini yang muncul? Jantungku tak berpacu lagi! Darahku serasa berhenti mengalir! Oksigen pun tak kurasa masuk ke tubuhku. Aku bagaikan mayat hidup! Aigo!!”,pekikku dalam hati.

“yya! Kau kenapa?”,taeyang berhenti tersenyum dan memasang wajah seriusnya. “ahh~anni…”,jawabku kelimpungan. “chon sa, kalau kau tak keberatan, ayo kita keliling sebentar! Itu ada kuda, kita keliling menunggangi kuda itu saja, kajja!”,taeyang menarik tanganku. Akupun tak menolaknya. Taeyang dengan sigap membantuku naik ke punggung kuda itu. “apa kau tak ikut menunggangi ini oppa?”,tanyaku. Taeyang lalu naik dan duduk di belakangku.. “tentu saja”,katanya. Lama kami berkeliling hingga tak terasa mataku sudah mengantuk. “oppa, ayo kita pulang!”,pintaku. “ne”,sautnya. “oya, aku ingin memberi ini padamu”,taeyang memberiku sebuah kotak kecil yang terbungkus kertas kado. “apa ini oppa?”,tanyaku seraya membolak balikkan kotak itu. “nanti kau akan tau! Bawalah kotak ini saat pernikahan eonnimu. Arra?”,pinta taeyang.

Aku mengangguk. “ohya oppa, apa aku boleh jujur padamu?”,tanyaku. “tentu saja. Apa itu?”,taeyang mendekatkan wajahnya dengan wajahku. “begini oppa, aku..aku menyukaimu!”,ujarku sedikit gugup. Taeyang begitu kaget mendengar hal ini. Ia langsung membalikkan badannya “kau.. Benar menyukaiku??”,tanyanya. Ne”,jawabku singkat. “tapi kau tak seharusnya menyukaiku..”,taeyang membalikkan badannya lagi hingga berhadapan denganku. “kenapa?”

 

“menyukaiku adalah hal yang bodoh yang pernah kau alami”,ucapnya sedikit kasar. “tapi kenapa?”,tanyaku sedikit kecewa. “kau mau tau? kau menyukaiku itu percuma! Aku tak akan pernah menjadi milikmu dan begitupun sebaliknya! Aku dan kau itu berbeda…!!”, ujarnya. Aku semakin tidak mengerti, apa maksudnya. “apa maksudmu? Aku tak mengerti!”. Taeyang hanya diam dan tak menyahuti perkataanku. Pandanganku semakin kabur, bayang taeyang semakin lama semakin menghilang dan hingga akhirnya benar-benar tak terlihat lagi..

 

“chon sa.. Chon sa..”, seseorang mengoyak-ngoyak tubuhku. “enggh~ eomma?” .

“kajja chagi, bangun. . Sekarang antar eonnimu fitting pakaian pengantin!”

“engghh, ne eomma!”,aku masih saja menggeliat di atas kasur. “palli ! Eomma tunggu di bawah”,ucap eommaku lagi. Aku hanya tersenyum.

“hmm, syukurlah, itu cuma mimpi…”,aku bangun dari tempat tidur dan terperangah melihat sebuah kotak terbungkus kertas kado di atas meja yang sama persis taeyang berikan padaku di malam itu. Jadi, aku tidak bermimpi?? Aku pukul-pukul kepalaku tak percaya.

 

==

3 hari lagi pernikahan seungri dan bora eonni,, hmm..cepat sekali.. Tapi sampai sekarang, aku masih belum rela melepas seungri. “oohh taeyang, hibur aku! Datanglah kemari!”,batinku.

Ya, taeyang sekarang sudah tidak pernah datang menemuiku, setelah kejadian di malam itu, entah nyata atau mimpi, aku mengungkapkan perasaan padanya. Mungkin ia marah padaku karena terlalu lancang berkata demikian. Sehingga ia tak mau menemuiku lagi. “ya Tuhan, kenapa aku terjebak pada situasi seperti ini?”

 

 

===

*author pov*

 

tepat tanggal 12 desember, saat ulang tahun seungri.. Pernikahan bora dan seungri digelar.

Ding dong ding dong.. ding dong ding dong..

Lonceng di gereja berbunyi.. Pengantin pria datang dengan gagahnya dan menuju altar pernikahan. Semua undangan pun duduk rapi menantikan proses sakral ini. Chon sa pun ikut duduk bersama dengan undangan yang lainnya. Mungkin saat ini sedih, sakit dan kecewa tengah berkecambuk di hatinya. Sesekali ia meneteskan air mata dan menghapusnya lagi. “chon sa!”,seseorang menepuk pundaknya. “taeyang?”,chon sa kaget melihat kedatangan taeyang. Taeyang lalu duduk di sebelah chon sa dan membisikkan sesuatu. “apa kau sudah bawa kadonya?”,tanya taeyang. Chon sa pun mengangguk. “bagus!”

 

**

prosesi sakral ini pun di mulai..

Pastur yang memimpin acara ini pun terlebih dahulu meminta persetujuan semua orang yang ada di gereja itu.

“apakah ada disini yang merasa keberatan dengan adanya pernikahan ini?”,tanya sang pastur. Suasana hening seketika tak ada yang berkomentar. Sekali lagi pastur itu bertanya,”apakah ada yang keberatan atas pernikahan ini?”.

“SAYA KEBERATAN”, ujar seorang Namja yang tiba-tiba datang dengan gagahnya.

“AKU KEBERATAN”, ucapnya sekali lagi seraya berjalan ke arah seungri dan bora. “Daesung?!”,desah bora perlahan. “siapa kau?”,tanya ayah bora. “aku, aku adalah kekasih bora!”,ujarnya tegas. “apa maksudmu?”,tanya bora. “aku masih mencintaimu bora!”,tambah daesung..

“AKU JUGA KEBERATAN”, ucap chon sa secara mengejutkan. Semua orang terkejut. Apalagi orang tua bora dan seungri. “apa yang kau katakan chon sa?”,tanya ayahnya. “mianhae appa, mianhae semuanya.. Tapi aku hanya ingin kalian semua tau, aku..aku sangat mencintai seungri.. Aku tau, mungkin ini konyol! Tapi, aku tidak bisa melepaskan seungri begitu saja..”,ujar chon sa sembari menangis. “chon sa?”,desah seungri. Chon sa yang sudah tak tahan lagi akhirnya berlari keluar dan di susul taeyang.

 

“huhuhu”,chon sa menangis terisak. “chon sa! Kau tak apa-apa?”,tanya taeyang seraya membalikkan badan chon sa agar berhadapan dengannya. “aku..aku..”,taeyang langsung memeluk chon sa.

“aku salut padamu.. Akhirnya kau bisa mengungkapkan perasaanmu yang selama ini mengganjalmu..”,ujar taeyang sembari mengelus lembut rambut chon sa. “tapi, aku takut!”,saut chon sa gemetaran. “sudah. Tenang saja!”,jawab taeyang menengangkan.

“chon saa…”,teriak seungri berlari ke arah chon sa. “kau tak apa-apa kan?”,seungri duduk di sebelah chon sa. “oppa??”,chon sa terkejut, karena tiba-tiba seungri duduk di sebelahnya. Padahal tadi ia tengah bersama taeyang dan bahkan berpelukan dengan taeyang. “gwenchanayo chon sa? Kenapa kau begitu terkejut melihatku?”,tanyanya heran. “ah,anni~ oppa, mianhae, pernikahanmu jadi tertunda karena sikap konyolku ini!”, chon sa membungkuk-bungkukkan badannya. “hmm,bukan cuma tertunda,tapi sudah batal!”

“batal? Mianhae oppa, aku akan bertanggung jawab,ayo kita kedalam!”,chon sa menarik tangan seungri kedalam gereja . Seungripun tak menolak. Namun saat ia masuk ke gereja, betapa kagetnya chon sa melihat bora telah bersanding dengan namja Yang di sebut-sebut bernama daesung itu. “mereka cocok ya?”,ucap seungri sambil tertawa. Namun chon sa masih saja melongo.

“kenapa bisa begini?”,tanya chon sa. “hahaha, ini berkat keberanianmu chagi.. Muach”,jawab seungri sembari mengecup lembut pipi chon sa.

Setelah acara pernikahan selesai,kini kehidupan mereka kembali ke keadaan semula.. Bora telah menikah dengan daesung , dan kini chon sa telah di beri ijin berpacaran dengan seungri. Lalu, taeyang??

 

>flashback..

“chon sa, apakah kau menganggapku ada?”,tanya taeyang di sela-sela keramaian para undangan yang duduk di sekitar mereka. “tentu saja! Kenapa kau berkata demikian?”,tanya chon sa sambil menatap taeyang lekat-lekat. “anni~ aku hanya ingin kau tau, bahwa sebenarnya aku bukanlah nyata!”, mendengar ucapan taeyang, chon sa pun menatap taeyang semakin dalam. “ Aku hanya bayangan ilusimu semata. Aku hanya sebongkah rasa cintamu terhadap seungri, aku tak ada, aku hanya bayangan dimana hanya kau yang bisa melihatku..”,ujar taeyang  lagi. “ahh, kau bercanda!”,chon sa menepuk pundak taeyang karna tak percaya. “kau harus percaya padaku. Kau ingat kejadian tempo lalu? Ada orang yang menyebutmu gila karena kau berbicara sendiri. Iya kan? Itu.. Itu karena mereka tidak bisa melihatku!”,ujar taeyang. Chon sa pun mengerti , kenapa selama ini ia sering mengalami hal tak wajar jika bertemu taeyang.. Dimana taeyang muncul secara tiba-tiba, dan juga bisa membaca fikirannya, tapi walaupun begitu, chon sa tetap berterimakasih pada taeyang, karena selama ini taeyang telah memberinya motivasi untuk hidup. “ohya, kau mau tau kan apa isi kado ini?”,taeyang mengalihkan pembicaraan, Chon sa pun mengangguk karena penasaran. Akhirnya taeyang membuka kotak kado itu dan mengeluarkan 2 buah kalung yang cantik. “chon sa, berikan salah satu kalung ini pada seungri, dan satunya lagi kau yang mengenakan. Kau tau, aku akan bersemayam di masing-masing kalung yang kalian kenakan”,ucap taeyang. “tapi, aku tak mungkin memberikan ini padanya! Seungri akan menikah dengan bora eonni”.

“mereka tidak akan menikah, jika kau berani berkata jujur di hadapan semua Orang! Tunjukkan kekuatan cinta kalian!”,taeyang memberi semangat.

Chon sa pun bangkit dari kursinya. “AKU JUGA KEBERATAN”, ucap chon sa secara mengejutkan. Semua orang terkejut. Apalagi orang tua bora dan seungri. “apa yang kau katakan chon sa?”,tanya ayahnya. “mianhae appa, mianhae semuanya.. Tapi aku hanya ingin kalian semua tau, aku..aku sangat mencintai seungri.. Aku tau, mungkin ini konyol! Tapi, aku tidak bisa melepaskan seungri begitu saja..”,ujar chon sa sembari menangis. “chon sa?”,desah seungri. Chon sa yang sudah tak tahan lagi akhirnya berlari keluar.

<flashback end.

===

“oppa, apa kau percaya adanya bayangan ilusi?”,tanya chon sa pada seungri yang duduk di sebelahnya. “hahaha,kau ini ada saja! Mana ada!”,seungri mengacak-acak rambut chon sa. “hmm, kau selalu begitu! Tak pernah percaya padaku!”,jawab chon sa sambil memonyongkan bibirnya. CUUP.. Seungri mengecup bibir chon sa. “kyaaaaaaa~oppa nakal”, teriak chon sa mengejar seungri yang langsung kabur begitu saja.

 

“hahaha, aku bahagia melihat mereka seperti ini..”,ucap taeyang yang sedari tadi memperhatikan mereka dari kejauhan.

CLINGG… Taeyang menghilang…

 

===[[[END]]]===

 

HUAKAKAKA~ gaje gaje gaje..

Taeyang ngilang..

Gimana chingu ep ep saia??

Mo.on di eRCeeL yowh..

Gamsahamnida

 


 
2 Komentar

Ditulis oleh pada April 4, 2011 inci ALL FANFICT, ROMMANCE

 

Tag: , ,

Fanfict special ultah baby pandapanda…. (SEUNGRI BIG BANG) part. 1

NO COPAS N DON’T BE SILENT READERS !!!!

Ehem..ehem.. author balik lagi bawa FF khusus ultahnya uri saranghaneun magnae.. baby panda kebanggaan milik bersama **di jitak mama panda** haha

LEE SEUNG HYUN a.k.a SeungRi a.k.a Victory a.k.a VI

Mianhae kalo ceritanya jelek, gaje ato kurang menarik di mata.. (?)

Sebelumnya, author mo ngucapin HEPI anniversary to seungri oppa….

Trus author juga berterimakasih atas dukungan mas GD, karena slama ini telah menemani author bikin nih FF. hhe **mupeng**, lalu mo minta maav jika ada pihak-pihak yang di rugikan dengan adanya FF ini **klo ada looh yaa**

Well,, ga usa bnyak bekinclong,, langsung aja…

 

Tittle : too love, too lose

genre : romance

pairing :

– seungri BB / Lee chonsa

– daesung BB / bora sistar

– Taeyang BB (alone)

length : 2ndshoot

 

NP#~love is punishment~ k.will

 

PROLOG ~

 

CINTA. Entah mengapa cinta itu ada. Entah mengapa setiap orang butuh cinta. Dan apa itu cinta? Tak ada satupun orang yang dapat mendefinisikan cinta secara detail, tak ada seorangpun yang dapat merumuskan cinta, dan tak ada yang tau, cinta itu memiliki senyawa apa.tapi Cinta itu seperti pisau bermata dua. Disatu sisi membuat orang bahagia, dan di satu sisi cinta membuat orang terluka. Ini dialami oleh chon sa.. Rasa cinta dan sayangnya yang begitu besar pada eonninya, harus membuatnya merelakan seungri (kekasihnya) untuk kebahagiaan eonninya.

~sound end~

~prolog end~

 

+++ @USA

 

_Bora pov_

 

“eonni, kapan kau kembali ke seoul. Aku merindukanmu eonn.. -chon sa-“,

 

setiap pagi aku selalu mendapat kiriman e-mail dari dongsaengku. Arrgh~dia itu cerewet sekali. Aku malas membalas e.mailnya setiap pagi dan menjawab hal yang sama. Lebih baik aku kerjakan skripsiku yang lebih penting dari e.mail chon sa!

 

 

_chon sa pov_

 

hmmh~setiap pagi aku mengirim e.mail ke eonniku, tapi sekalipun ia tak pernah membalasnya. Kadang sebulan sekali ia membalas e.mailku. Apa ia tak tau, aku benar-benar merindukannya? Sudah hampir 5 tahun ia tinggal di amerika, tapi tak pernah sekalipun ia pulang ke seoul, walaupun pada saat natal, dimana semua anggota keluarga berkumpul.

Ini semua karna appa, yang memaksa bora eonn untuk melanjutkan study di amerika..

 

Drrtt..drrtt..drrtt.. Hapeku bergetar di atas tempat tidur.. Ternyata ada pesan masuk dari seungri. “chagi, ayo kita jalan-jalan, udaranya sejuuk, kajja! Aku sudah menunggumu di belakang rumah”. “Ommo~ aku harus cepat-cepat menemui seungri! Aku lupa kalau ada janji!”, aku langsung memakai sepatu dan bergegas keluar rumah.

 

“chon sa, kau mau kemana pagi-pagi begini??”,tanya appaku yang tengah membaca koran di ruang tamu.

 

“hmm..hmm… Aku.. Aku mau jogging pa!”, ucapku terbata-bata.

 

“jogging? Dengan siapa?”,tanya appa. “dengan teman ,appa!! Aku pergi appa. Muach”,aku mencium pipi kanan appaku dan langsung berlari keluar rumah.

 

¤¤¤¤

“chagi…”,seungri melambaikan tangannya padaku. Ku percepat langkahku dan mendekatinya. “mianhae chagi, aku terlambat..”, ucapku ngos-ngosan. “hm~kenapa kau berlari-lari seperti maling di kejar masa?”,tanya seungri sembari mengacak-acak poniku. “ishh~kau seperti tak kenal appaku saja.. Kalau dia tau aku pergi dengan namja, bisa-bisa aku di bunuh”

 

“hmm~apakah kita akan seperti ini terus? Menjalani hubungan backstreet seperti ini? Kau kan sudah remaja, jadi wajarlah jika kau berpacaran!”,ucap seungri sambil manyun. “bersabarlah chagi,, aku yakin, appa pasti luluh akan kekuatan cinta kita. Tapi kau masih mau menungguku kan?”,tanyaku. Seungri langsung tersenyum lebar *sumringah maksudnya*. Seungri langsung menjambret handuk yang ku kalungkan di leherku dan memintaku untuk mengejarnya. “chagi, kejar aku!”,ucap seungri sambil melet. Uh, wajahnya yang imut membuatku gregetan, dan ku kejar dia sampai dapat..

 

+++

 

_author pov_

 

“chagi, sebentar lagi aku akan kembali ke seoul. Apakah kau tak ingin ikut denganku? Aku ingin mengenalkanmu pada appa dan eommaku”, ucap bora pada kekasihnya (daesung). Daesung adalah kekasih bora selama 2 tahun belakangan ini, ia sebenarnya adalah orang korea, namun karena haelmoninya orang amerika, jadi ia menetap di amerika bersama adik-adiknya, sedangkan ayah dan ibunya tinggal di korea.

==

daesung masih saja berkutat dengan laptopnya. “chagi,,kau tak dengar?”,ujar bora sekali lagi. Daesung menoleh ke arah bora dan menatap tajam matanya. “bisakah kita bicarakan ini nanti? Aku harus menyelesaikan proposal ini sebelum jam 1 siang..”, jawab daesung pelan. “kau! Selalu saja sibuk dengan pekerjaanmu! Aku jadi ragu, apakah kau benar mencintaiku atau tidak!”,ucap bora sembari melipat kedua tangannya. “kenapa kau berpikir seperti itu? Apa kau pikir selama ini, aku menjalani hubungan kita hanya untuk main-main,seperti anak SMA? aku menjalin hubungan denganmu, karna aku serius ingin menjadikanmu orang yang terakhir di hidupku”, jawab daesung yang menghentikan pekerjaannya sesaat. “chagi, mianhae…”, bora langsung memeluk daesung dan meminta maaf atas perkataannya. “ne, gwenchana..”, daesung membalas pelukan bora dengan hangatnya.

 

~~~ 2 bulan kemudian . . .

 

“aissh~sudah jam 2, sbentar lagi pesawat akan take off, tapi daesung tak kunjung datang~ aiih, namja phabo! Bisa-bisa kami ketinggalan pesawat kalau bgni!”,setiap menit bora melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Berharap daesung datang dan ikut dengannya ke seoul. “chagiya~”,teriak seorang namja berkemeja rapi menghampiri bora. “daesung?? Kau?? Mana kopermu?”,tanya bora. “mm~mianhae chagi,, aku tak bisa ikut denganmu ke seoul, aku tak bisa meninggalkan perusahaanku sekarang,, karena perusahaanku sedang dalam keadaan genting”,daesung menjelaskan apa yang tengah terjadi padanya sehingga ia memutuskan untuk tidak ikut dengan bora ke seoul, dan akan menyusulnya jika perusahaannya sudah dalam keadaan aman. Namun bora dengan sifatnya yang keras kepala, tetap tidak mau tau dan menganggap daesung tidak benar-benar mencintai dirinya. “hah! Kau slalu begitu~seribu satu alasan selalu kau katakan padaku,, aku sudah lelah, kau selalu menduakan aku dengan pekerjaan tololmu itu!”,ucap bora membentak. “kau itu dari dulu tak pernah berubah! Sifat kekanak-kanakanmu terlalu berlebihan! Aku bekerja seperti ini, untuk masa depan kita nanti”,jelas daesung. Namun, bora tetap tidak mau mengalah. “apa? Masa depan? Masa depan apa yang kau bicarakan? Hah? Kalau kau bekerja seperti ini terus, masa depan kita akan hancur.. Kau tak pernah meluangkan sdikit waktumu untukku! Aku juga butuh kau oppa! Aku butuh seseorang untuk tempatku berbagi! Aku tak butuh materi yang berlebihan! Tapi aku butuh kasih sayang, oppa!”, bora menangis terisak. Sejenak suasana terasa hening. Daesung mencoba menenangkan bora dengan memeluknya, namun bora malah mendorong tubuh daesung.

 

“bagi para penumpang pesawat boeing 787 , harap bersiap-siap, sebentar lagi pesawat akan segera take off”,sebuah pengumuman di perdengarkan di seluruh areal bandara. Bora yang masih dalam keadaan terisak, segera menarik kopernya dan langsung menuju check in counter. Daesung hanya terdiam dan tak mampu menahan kepergian bora. Ia berlutut di lantai dan menunduk,”mungkin aku terlalu kejam memperlakukanmu seperti ini, aku tau kau begitu kesepian, aku memang namja pecundang! Aku bodoh! Aku tak bisa membuatmu nyaman bersamaku.. Tapi aku berjanji, aku akan slalu ada untukmu”,ucap daesung dalam hati.

 

=== @ incheon airport

 

“appa,, lihat itu! Itu bora eonni kan? Iya kan appa??”, chon sa menunjuk ke salah seorang yeoja berkacamata hitam menggunakan slayer silver yang berjalan mendekati chon sa dan appanya. “ahh~ne,ne, itu bora, kajja!”, appa memerintahkan chon sa agar menghampiri bora.

 

“appa….”,bora menyambut ayahnya dengan pelukan. “hmm~ini pasti chon sa! Panda kecil kesayangan eonni! Uuh~pipimu tambah menggemaskan!”,bora mencubiti pipi chon sa yang memang agak chubby. “ishh~sakit eon!!”,ucap chon sa sembari memegangi pipinya. “kenapa eon tak pernah membalas e-mailku? Ahh~eonni jahat!”,ucap chon sa sambil manyun. “hmm~mianhae saeng, eon sangat sibuk. Kajja, kita pulang, eon sudah kangen dengan masakan eomma! Nanti akan eon ceritakan, arraseo?”, bora merangkul chon sa dan berjalan menuju mobil.

 

 

+++

@ bora n chon sa’s house..

 

_bora pov_

 

kurebahkan tubuhku yang begitu lelah setelah lama di perjalanan. Bahagia~itu yang aku rasakan saat pertama kali menginjakkan kaki di korea. Tapi entah mengapa, lambat laun, air mataku jatuh lagi, dan kejadian kemarin terlintas lagi. “ahh daeppa, kau sungguh membuatku sakit!”

 

 

~ke esokan harinya~ “eon, banguun! Sudah pagi”, chon sa mengoyak-ngoyakkan tbuh bora pelan, agar bora terbangun. “engghh~ oaheem~”,bora mulai membuka matanya dan tersenyum ketika melihat boneka panda kecilnya membangunkannya di pagi ini. “joh eun achim~”,sapa bora menggunakan bahasa koreanya yang sangat jarang ia gunakan di amerika. “joh eun achim eonni. Kajja ,bangunlah~aku akan mengajak eonniku tersayang untuk jogging”,chon sa mulai menarik selimut yang membalut tubuh bora. “yayaya,eon bangun.. Tapi tunggu sebentar yah, eon mau ke kamar mandi dulu”, bora langsung beranjak ke kamar mandi.

 

======

 

“hmm~gaya hidupmu sekarang sudah berubah ya chon sa?? Dulu waktu kecil kau paling malas bangun dan kerjamu hanya makan,tidur.. Tapi lihat lah sekarang, kau bisa menjaga pola hidup sehatmu! Eonni salut padamu”,ucap bora sembari berlari kecil bersama chon sa mengelilingi taman kota. “ne eon,, aku tak ingin penyakitku datang lagi ,lalu kembali menggerogoti tubuhku. Aku masih ingin hidup lama bersama orang-orang yang aku cintai”,ucap chon sa yang memperlambat larinya. “chagi…. Uuh…”,bora memeluk chon sa penuh perhatian. “oh ya, apa kau sudah tak pernah kemoteraphi lagi ?”,sejenak bora menatap wajah dongsaengnya lekat-lekat. “hmm~Aku sudah sembuh!!Oia, eonni , aku ingin mengenalkanmu pada seseorang yang sangat berarti di hidupku” bora pun tercengang mendengar pernyataan chon sa. “apa kau sudah mempunyai namjachingu?”, bora mendekatkan diri dengan chon sa. Chon sa mengangguk pelan dan bora pun tertawa. “hahahaha, sudah berani rupanya, dongsaeng eonni berpacaran!”..

“ahh~eonni !! Jangan katakan pada appa yaa!”,chon sa mencolek siku bora. Bora hanya tersenyum licik. “eonni , hari ini aku ingin mengenalkanmu pada namjachinguku.. Apa kau mau?”,tanya chon sa. “tentu saja!”,jawab bora seadanya.

 

Nan noreul saranghae… I love you girl…

 

Tiba-tiba handphone chon sa berdering.”yeoboseyo chagiya ?”,sapa chon sa. “chagi, hari ini sepertinya aku tak bisa datang untuk menemui eonnimu, karna hari ini ada pasien yang akan di operasi”, ujar seungri dari seberang sana. “ahh~ne, gwenchana oppa.. Bisa lain waktu , utamakan saja pasienmu. Ia lebih membutuhkanmu”,jawab chon sa penuh pengertian.

“hmm~apa itu namjachingumu chon sa?”,tanya bora yang memegangi pundak chon sa dari belakang. “ne eonni… Sepertinya hari ini acara perkenalannya dibatalkan, ia sedang sibuk sekarang”

 

 

+++

night at bora n chon sa’s house . . .

 

_Chon sa pov_

 

“eomma, apa hari ini akan ada tamu yang datang?”,tanya chon sa. “ne, hari ini bora akan di jodohkan dengan adeul (putra) dari teman appamu..”,jawab eomma sembari menyiapkan kue Yang akan disuguhkan nanti. “per..jodoh..an?? Bora eonni akan di jodohkan dengan siapa eomma?”,tanya chon sa sembari mengernyitkan alis kirinya. “nanti kau akan tau , siapa calon kakak iparmu. Kajja, bantu eomma! Sepertinya puding cakenya sudah matang.. Ayo di angkat..”,ujar eomma yang masih saja sibuk mengocok adonan bolu yang belum jadi. Tapi tetap saja firasatku tidak enak. Jantungku berdegup lebih cepat. Waeyo?? Mudah-mudahan perjodohan ini tidak ada sangkut pautnya denganku..

Hmm~kubantu eomma ku membuat kue dan menata meja, sedangkan bora eonni tengah tidur siang. Ia tak tau jika ia akan di jodohkan.

 

[ pukul 20.00 ]

 

“ahahaha~benar sekali.. Bora memang cantik.. Tak salah jika putra kami menikah dengannya, apalagi di tunjang dengan kepintarannya” , terdengar percakapan dari ruang tamu. Aku pun turun ke bawah untuk melihat calon mertua eonniku dan calon kakak iparku. Deg deg deg. . . Mwo?? Kenapa hati ini terasa sesak? Langkahku pun semakin berat. Kucoba menepis semua rasa itu dan segera menuju ruang tamu. “hmm~ namja berkemeja putih bergaris itu pasti calon kakak iparku..”,ucapku dalam hati sambil menebak-nebak. “chagi, ayo kemari.. Appa kenalkan dengan calon nampyeon eonnimu!”,appa memanggilku sembari melambai-lambaikan tangannya. Ku hampiri mereka dan kulihat jelas wajah namja itu.

‘GRUDUG PYAAR’,

hatiku terasa tersambar petir, tersayat-sayat pisau ketika melihat namja itu. “chagi perkenalkan, ini seungri.. Dan seungri, ini chon sa calon adik iparmu..”,ujar appa sembari tertawa kecil. ’Apa?? Seungri? Di jodohkan dengan bora eonni? Anniyo~anniyo!!’, kuberlari keluar rumah dan diikuti seungri. Semua orang yang ada di ruang tamu pun kaget. “phabo! Kenapa aku harus berlari seperti ini? Pasti akan ketahuan kalau begini!”,ucapku dalam hati sembari menangis dan tetap berlari hingga sampai di taman belakang rumah.

 

“chagi…”,seungri memanggilku dengan suara lantang. Langkahku terhenti namun aku tak menoleh ke arahnya. Dentangan kakinya terasa mendekatiku. “cchhonn saa~”, seungri membalikkan badanku agar tubuhku berhadapan dengannya. Namun kupalingkan wajahku karna Aku sama sekali tak ingin melihat wajahnya. Seungri yang tak tahan melihat tingkahku lalu mengangkat daguku dan mensejajarkan wajahnya denganku. “chagiya.. Mianhae…”,ucapnya sembari mengelus pipiku. Air mataku tak dapat di bendung lagi, ucapannya membuatku semakin sakit. “kenapa kau lakukan ini padaku”,ucapku tertatih. “mianhae.. Aku tak tau kalau orang tua kita sudah merencanakan ini semua..”,jawabnya berbisik di telingaku. Ku tepis tangannya yang masih mengelus pipiku. “apa tak bisa kau batalkan perjodohan ini?”,bentakku. “ne, jika itu maumu aku akan mengatakannya sekarang pada orang tuaku”,seungri menarik tanganku masuk ke dalam rumah. Namun saat sampai di ruang tamu, langkahku terhenti ketika appa melihat tanganku di gandeng seungri oppa. “apa yang kalian lakukan?”, tanya appa. Aku langsung berbisik di telinga seungri,”jangan katakan sekarang oppa!” . “tapi…?”,aku langsung melepaskan pegangannya dan langsung menghampiri appa yang sudah menunggu lama. Akupun langsung duduk di sebelahnya. Tak lama berselang, bora eonni turun dengan anggun mengenakan gaun pink kesayangannya. “wah,, keyopta”,ujar ayah seungri. Bora eonni pun langsung duduk di sofa bersebelahan dengan seungri. Rapat keluargapun di mulai. Orang tua kami mulai membahas topik pertunangan sampai pernikahan mereka kelak. Sementara itu, bora eonni dan seungri berkenalan dan saling mengenal pribadi masing-masing. Canda dan tawa terselip di dalamnya. Keberadaanku di sini tak ada artinya. Lebih baik aku pergi dari sini. “chon sa.. Kau mau kemana?”,tanya bora eonni saat melihatku bangun dari tempat dudukku. “aku..aku hanya ingin mencari udara segar eonni! Lanjutkan saja obrolanmu dengan seungri oppa..”, jawabku. Aku langsung pergi keluar. Tanpa arah dan tujuan. Hingga akhirnya aku sampai di sebuah taman di pusat kota. Aku duduk di bangku taman sembari menangis dan berteriak sekencang-kencangnya. Untuk mengeluarkan segala kekesalan dan kepahitan yang mendera batinku. “aaargh~ aku benci semua ini !! Apa sbenarnya salahku? Hingga orang-orang yang aku sayangi tega menyakitiku??”

 

tuiing . . Ctaaakk..

Sesuatu tepat mendarat di atas kepalaku. “kaleng? Siapa yang berani melempar kaleng minuman ini di kepalaku hah!”,teriakku sembari mengusap air mataku. “hehehe, mian hae noona!”, terdengar suara seorang namja. Kulihat di sekelilingku tak ada seorangpun yang lewat, atau jangan-jangan … *author: kuntilanak!!hehe* bulu kuduk ku menari-nari. Tiba-tiba seseorang turun dari atas pohon dan tersenyum gaje di depanku. “yaa! Siapa kau? Beraninya melempar kaleng ini di kepalaku!”, kulempar kaleng itu lagi ke badannya. “jangan marah noona! Ini juga karna salahmu! Kau mengganggu tidurku yang lelap!”,ujarnya sembari membenarkan topi yang ia kenakan. “kau? Tidur di atas pohon?”,ucapku tak percaya. “Orang setampan dia? Tidur di pohon? Aigo! Ini orang sudah gila ya?”,batinku. “sebenarnya aku bosan tinggal di apartemen mewah, jadi ingin tinggal di tempat seperti ini sekali-sekali”,ucapnya sembari berjalan mengelilingiku. “beuh~sombong sekali orang ini!”,pekik ku dalam hati. “apa?aku sombong?”,tanya namja itu seraya membulatkan matanya. “aigo! Apa dia mendengar ucapanku barusan?” “ahh, aku hampir lupa! Kita belum berkenalan bukan? Namaku taeyang! Dan kau sendiri noona?”,tanyanya sembari mengulurkan tangannya. “chon sa”,jawabku singkat dan meraih tangannya.

+*+*

“wah eonni.. Pagi-pagi begini kau sudah rapi! Mau kemana?”,tanyaku sambil menuangkan susu dari teko. “heheh..kau mau tau saja! Hari ini eonni akan pergi bersama seungri”, ujarnya sembari memakan potongan roti di atas piring. “eonni, aku memang mencintai seungri , tapi aku jauh lebih mencintaimu.. Jika Kau bahagia bersama seungri, aku akan merelakan seungri untukmu” .

“ya! Kenapa kau bengong begitu?”,tanya bora eonni membuyarkan lamunanku.”anni~aku bahagia jika eonni sudah bisa dekat dengan seungri” Bora eonni hanya tersenyum sambil menikmati sarapannya. “gamsahamnida”,ujarnya.

 

To be continue…..

di tunggu komennya…

 

 
6 Komentar

Ditulis oleh pada April 4, 2011 inci ALL FANFICT, ROMMANCE

 

Tag: , ,