NO COPAS N DON’T BE SILENT READERS !!!!
Tittle : too love, too lose
genre : romance
pairing :
– seungri BB / Lee chonsa (dian dilatory victoryvip)
– daesung BB / bora sistar
– Taeyang BB (alone)
length : 2ndshoot
<< Prev
“wah eonni.. Pagi-pagi begini kau sudah rapi! Mau kemana?”,tanyaku sambil menuangkan susu dari teko. “heheh..kau mau tau saja! Hari ini eonni akan pergi bersama seungri”, ujarnya sembari memakan potongan roti di atas piring.
“eonni, aku memang mencintai seungri , tapi aku jauh lebih mencintaimu.. Jika Kau bahagia bersama seungri, aku akan merelakan seungri untukmu” .
“yya! Kenapa kau bengong begitu?”,tanya bora eonni membuyarkan lamunanku.”anni~aku bahagia jika eonni sudah bisa dekat dengan seungri” , Bora eonni hanya tersenyum sambil menikmati sarapannya. “gamsahamnida”,ujarnya
>> Next
_Bora pov_
“gamsahamnida”, ku ucapkan rasa terimakasihku karna chon sa sudah mendoakan yang terbaik untukku.
hmm~aku benar-benar bahagia.. Bisa memiliki keluarga yang begitu mencintaiku , lebih-lebih karena aku mengenal seungri. Yah,wlaupun kami di jodohkan, namun perasaan itu sebenarnya belum tumbuh, karna sampai sekarang aku masih blum bisa melupakan daesung. tapi aku akan mencoba mencintai seungri, walaupun secara bertahap.
‘TING..TONG..’
bel rumah berbunyi. Sepertinya itu seungri! Tapi untuk memastikan, aku meminta chon sa untuk membukakan pintunya.
~author pov~
chon sa berjalan menuju pintu dan mulai membuka pintunya.
CKLEK…
“op…pa??”,mata chon sa terbelalak melihat kedatangan seungri. “chagi??”,sapanya. “siapa yang datang chon sa?”,teriak bora dari dalam. “seungri oppa , eonni!”,saut chon sa. Bora langsung beranjak dari meja makan dan menyambut seungri. “seungri??”,bora bercipika-cipiki di depan chon sa. Kemudian bora berlari kedalam untuk mengambil tas slempangnya dan langsung keluar lagi. “chagi,,eonni pergi dulu yaa.. Daa.. Muach”, bora mengecup kening chon sa lalu bergegas pergi dengan seungri.
_Seungri pov_
bora langsung menarik tanganku keluar, aku ikuti saja kemauannya walau kaki ini berat melangkah dan enggan beranjak dari chon sa.
Flashback>>
tok tok tok…
Ku ketuk pintu jendela chon sa. Aku tau ini sudah tengah malam, tapi aku harus meluruskan masalah ini. “enngggh”, chon sa membuka jendela kamarnya sembari menggeliat. “apa kau sudah tidur chagi?”,tanyaku. “oppa?? Waeyo? Kau datang ksini seperti maling saja!”,tanya chon sa yang masih saja mengucek-ngucek matanya. “keluarlah! Aku ingin berbicara 4 mata denganmu. Dan ini penting!”,ajakku. Chon mengangguk dan kembali menutup jendela kamarnya. Sedangkan aku menunggunya di depan gerbang. Tak lama kemudian, chon sa keluar dari rumah. “apa yang ingin kau katakan oppa?”. Aku tak menjawab pertanyaannya dan langsung menggandengnya ke suatu tempat. “oppa! Lepaskan tanganku! Kalau bora eonni tau, Dia pasti marah!”, chon sa memberontak dan mencoba melepaskan genggamanku.
Langkah kakiku terhenti. Ku pandangi wajahnya. “ya! Kau itu kekasihku! Kenapa kau harus takut pada bora? Lagipula aku tak menyukainya. Aku hanya menyukaimu! Ah tidak! Aku mencintaimu chon sa!”,ujarku sedikit membentak. “siapa yang menjamin bora eonni tak menyukaimu?? Hah? Aku mohon oppa.. Cobalah cintai bora eonni sama seperti kau mencintaiku..”
Sakit.. Mungkin ini yang aku rasakan ketika chon sa berkata demikian. Aku tak habis pikir, kenapa dengan mudahnya ia berbicara demikian? Aku tulus memberikan hatiku untuknya. Tapi ia malah menawarkan hatiku untuk orang lain.. “aku tak akan membagi hatiku untuk bora.. Aku tak bisa!”,jawabku tegas.
PLAK… Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kiriku. “oppa! Percuma kau mencintaiku! Aku tau kita tak akan pernah bersatu… Kau tau sendiri, appaku tak akan mengijinkanku menjalin hubungan dengan seorang namja sebelum aku lulus kuliah dan menyandang gelar sarjana! Sedangkan Kau? Kau itu sudah pantas untuk berumah tangga..”, ujar chon sa sembari menitihkan air matanya.. “aku akan menunggumu chon sa!” .
“7 tahun?? Apa kau mau menungguku hingga 7 tahun lagi?”,chon sa mengoyak-ngoyakkan tubuhku. “tentu saja!”,jawabku seadanya. “bagaimana dengan orang tuamu? Mereka begitu menginginkan kehadiran seorang cucu. Apa kau tak kasihan melihat mereka menunggu terlalu lama?? Kau jangan egois oppa!”,teriak chon sa di hadapanku. “pikirkan sekali lagi oppa, lihatlah berapa orang yang akan terluka dengan keegoisanmu ini!”,lanjutnya lagi. Chon sa langsung pergi sambil mengusapkan air matanya.
Flashback end<<
_chon sa pov_
“hmm~bete sekali! Sendirian di rumah seperti ini.. Taeyang sedang apa ya?? Aggh, kenapa aku jadi memikirkan orang aneh itu??”, gerutuku.
Karena hari ini hari libur, aku berinisiatif untuk jalan-jalan. Ku ambil kunci mobilku dan melajukannya ke mana saja. Tanpa arah dan tujuan. Tiba-tiba hapeku berdering.
“TAEYANG??”, Ada apa orang aneh ini menelfonku?
“yeoboseyo..”,sapaku. “yya! Datanglah ke taman tempat kita bertemu 2 hari yang lalu” Tut..tut..tut.. Tiba-tiba telfonnya terputus. ‘aish!! Dia niat telfon ga sih?’,batinku. Ku lajukan mobilku menuju taman kota.
★di taman…☆
“hufft.. Dia dmana sih? Katanya ktmuan di sini! Mana dia? Dasar orang aneh!, jangan-jangan aku di tipu! Huuh, panas.. Haus..”, kukibas-kibaskan tanganku karena cuaca hari ini sangat panas. Kulihat jam di tanganku, ternyata sudah pukul 1 siang, namun taeyang belum muncul juga. “hah! Sial ! Aku di tipu! Lebih baik aku pergi saja!”,baru selangkah aku beranjak dari tempat dudukku, terasa seseorang memegangi pundakku. “andwae! Jangan pergi!”, ku balikkan badanku dan kulihat namja sok imut itu nyengir di hadapanku. “mianhae!!”,ucapnya singkat. Dengan berkacak pinggang ku mulai mengomelinya. “aishh~ aku kan sudah minta maaf! Kau ini! Eh, ini aku bawakan juice alpukat dan burger untukmu. Aku tau kau lapar dan haus, jadi tadi aku mampir dulu ke stand food di seberang sana”. Taeyang memberiku sekotak paket makanan. Hmm, kbetulan aku juga memang haus dan lapar. “gomawo”,ucapku sembari tersenyum. Ternyata taeyang baik juga… Kumulai menyantap makanan yang di bawanya. “bagaimana? Enak??”,tanyanya. Aku hanya mengangguk. Setelah selesai menyantap makanan, taeyang mengajakku duduk di tepi kolam air pancuran. “yya! Chon sa .. Apa kau ada masalah dengan kekasihmu?”,ujar taeyang sembari bermain air. “mwo? Kenapa ia tau?”,batinku. “sudah, kau tak usah bertanya aku tau darimana. Cukup kau bilang iya atau tidak!”,ujarnya lagi. Seketika ku tundukkan kepalaku dan mengangguk. “hei! Sudah, tak usah bersedih, selama ada aku, kau tak akan pernah menangis lagi!”,ujarnya sembari memercikakan air di wajahku. Aissh~ sialan ! Ku percikkan lagi air ke wajahnya sebagai ajang balas dendam. Sejenak aku lupakan masalah yang tengah menimpaku.
“yya! Yeoja phabo dan menyedihkan! Kejar aku sampai dapat! Haha”, ledek taeyang sembari berlari menjauh dari kolam. “yya! Namja yang gila! Tunggu Pembalasanku! Hei! Jangan lari kau!”,ku bangun dari tepi kolam dan berlari mengejarnya. “hahaha, kena kau sekarang!”,ucapku sembari menarik jaket merah yang ia kenakan. “huaa~ampun!ampun!”, sautnya seraya mencakupkan kedua telapak tangannya.
“hei! Kau gila ya? Berbicara sendiri?”,teriak salah seorang pengunjung taman .
Apa maksudnya berkata begitu? Jelas-jelas aku sedang bersama taeyang! Ish~
“taeyang,, apa maksudnya orang itu menyebut aku gila dan berbicara sendiri?”, kulepaskan genggamanku dari jaketnya. “ahh, tak usah pedulikan dia. Mungkin dia iri pada kemesraan kita. Hahaha”, ujar taeyang cengengesan. “aihh, pede sekali kau! Siapa juga yang mau bermesraan dengan namja gila sepertimu!”
“sudahlah, mengaku saja! Kau terpesona padaku kan?”,ledeknya lagi. “Kali ini aku tak akan memberimu ampun”, ujarku sembari mengejarnya lagi.
★☆
Kini, sudah terhitung 1 bulan aku mengenal taeyang, Ternyata benar, selama aku berada di samping taeyang, aku tak pernah sekalipun menangis.
===
“chon sa…”,teriak eommaku dari luar kamar. “ne eomma??”,tanyaku sembari memoleskan blush on di tulang pipiku. Seketika aku menghentikan pekerjaanku dan teringat sesuatu. Hari ini adalah hari pertunangan bora eonni dan seungri. ‘ya Tuhan,, kuatkan imanku..’ . Sebenarnya aku masih belum bisa merelakan seungri untuk kakakku.. Aku masih mencintainya Tuhan…
“chon sa… Cepatlah sedikit!”, teriak eomma sekali lagi. “ne eomma..”,aku langsung bergegas ke bawah.
Hmm~hari ini aku akan bertugas sebagai pembawa cincin pertunangan.
prosesi tukar cincinpun di mulai, saat seungri mengambil cincin, ia berbisik di telingaku, “batalkan pertunangan ini!” seketika aku tercengang. Ia menganggukkan kepalanya namun aku menggelengkan kepalaku tanda penolakan. Raut wajah seungri berubah sketika 180′.
Setelah prosesi slesai, aku berlari menuju kamarku dan mengurung diriku di dalam. “mianhae oppa, aku tak bisa melakukannya. Aku takut..takut menyakiti bora eonni dan orang tua kita . Huhu”
“PSSST..PSSTT..”,terdengar suara orang mendesis. Kuarahkan pandanganku keluar jendela dan menemukan taeyang sudah berdiri di balkon kamarku.
“taeyang ?”,segera ku hampiri dia dan mengusap air mataku. “darimana kau tau rumahku? Dan untuk apa kau kesini?”,ujarku sedikit sinis. “yya! Jangan sensi begitu! Aku berniat baik! Kajja, ikut aku! Aku tau kau sedang bersedih.. Ayo!”,taeyang menarik tanganku. “aihh! Kau benar-benar gila ya!! Kau suruh aku lompat dari lantai 2??”.
“kau tak usah khawatir! Sekarang, pejamkan matamu…”,perintahnya. Akupun mengikuti saja. “sekarang, bukalah matamu chon sa”
Jreeng…
“wow! Tempat apa ini taeyang?”,tanyaku ketika melihat hamparan padang rumput yang luas dan beribu bintang bersinar di langit yang kurasa sangat dekat keberadaannya, sehingga ku mampu menggapainya. Desiran anginnya pun membuat hatiku tenang. “kau suka?”,tanya taeyang. Aku mengangguk sambil merentangkan tanganku, menikmati pemandangan yang indah ini. “chon sa, kemari.. DudukLah di dekatku”,pintanya. “ne..!”,jawabku sekenanya. Akupun duduk di sebelahnya. “chon sa, apa kau sudah tidak apa-apa?”,tanya taeyang memulai perbincangan.
“tidak apa-apa? Maksudnya?”,aku sedikit memiringkan kepalaku. “ne, masalahmu dan kekasihmu itu!”.
Hmm,rupanya itu maksudnya. Taeyang selalu tau jika aku tengah bersedih. Dia selalu datang disaat-saat sulitku seperti ini..
Tak terasa, airmataku menetes butir demi butir.. Taeyang mendekatkan badannya dan memegangi daguku. “sudah, jangan menangis”,taeyang menyeka air mataku dengan jempolnya. Ku lihat lekat-lekat wajahnya.. “dia namja pertama yang menyeka air mataku, dia namja pertama yang selalu menemaniku di saat pahit seperti ini” Deg..Deg..Deg..
“taeyang…”,kusebut namanya pelan. “panggiL oppa saja..”,sautnya. “op..pa..”,panggilku.
“nah, begitu kan enak, sekarang kau jangan menangis lagi ya.. Jelek tau!”, taeyang meledek namun di selingi senyumannya. taeyang mengacak-acak rambutku dan..
“omona.. Perasaan apa ini yang muncul? Jantungku tak berpacu lagi! Darahku serasa berhenti mengalir! Oksigen pun tak kurasa masuk ke tubuhku. Aku bagaikan mayat hidup! Aigo!!”,pekikku dalam hati.
“yya! Kau kenapa?”,taeyang berhenti tersenyum dan memasang wajah seriusnya. “ahh~anni…”,jawabku kelimpungan. “chon sa, kalau kau tak keberatan, ayo kita keliling sebentar! Itu ada kuda, kita keliling menunggangi kuda itu saja, kajja!”,taeyang menarik tanganku. Akupun tak menolaknya. Taeyang dengan sigap membantuku naik ke punggung kuda itu. “apa kau tak ikut menunggangi ini oppa?”,tanyaku. Taeyang lalu naik dan duduk di belakangku.. “tentu saja”,katanya. Lama kami berkeliling hingga tak terasa mataku sudah mengantuk. “oppa, ayo kita pulang!”,pintaku. “ne”,sautnya. “oya, aku ingin memberi ini padamu”,taeyang memberiku sebuah kotak kecil yang terbungkus kertas kado. “apa ini oppa?”,tanyaku seraya membolak balikkan kotak itu. “nanti kau akan tau! Bawalah kotak ini saat pernikahan eonnimu. Arra?”,pinta taeyang.
Aku mengangguk. “ohya oppa, apa aku boleh jujur padamu?”,tanyaku. “tentu saja. Apa itu?”,taeyang mendekatkan wajahnya dengan wajahku. “begini oppa, aku..aku menyukaimu!”,ujarku sedikit gugup. Taeyang begitu kaget mendengar hal ini. Ia langsung membalikkan badannya “kau.. Benar menyukaiku??”,tanyanya. Ne”,jawabku singkat. “tapi kau tak seharusnya menyukaiku..”,taeyang membalikkan badannya lagi hingga berhadapan denganku. “kenapa?”
“menyukaiku adalah hal yang bodoh yang pernah kau alami”,ucapnya sedikit kasar. “tapi kenapa?”,tanyaku sedikit kecewa. “kau mau tau? kau menyukaiku itu percuma! Aku tak akan pernah menjadi milikmu dan begitupun sebaliknya! Aku dan kau itu berbeda…!!”, ujarnya. Aku semakin tidak mengerti, apa maksudnya. “apa maksudmu? Aku tak mengerti!”. Taeyang hanya diam dan tak menyahuti perkataanku. Pandanganku semakin kabur, bayang taeyang semakin lama semakin menghilang dan hingga akhirnya benar-benar tak terlihat lagi..
“chon sa.. Chon sa..”, seseorang mengoyak-ngoyak tubuhku. “enggh~ eomma?” .
“kajja chagi, bangun. . Sekarang antar eonnimu fitting pakaian pengantin!”
“engghh, ne eomma!”,aku masih saja menggeliat di atas kasur. “palli ! Eomma tunggu di bawah”,ucap eommaku lagi. Aku hanya tersenyum.
“hmm, syukurlah, itu cuma mimpi…”,aku bangun dari tempat tidur dan terperangah melihat sebuah kotak terbungkus kertas kado di atas meja yang sama persis taeyang berikan padaku di malam itu. Jadi, aku tidak bermimpi?? Aku pukul-pukul kepalaku tak percaya.
==
3 hari lagi pernikahan seungri dan bora eonni,, hmm..cepat sekali.. Tapi sampai sekarang, aku masih belum rela melepas seungri. “oohh taeyang, hibur aku! Datanglah kemari!”,batinku.
Ya, taeyang sekarang sudah tidak pernah datang menemuiku, setelah kejadian di malam itu, entah nyata atau mimpi, aku mengungkapkan perasaan padanya. Mungkin ia marah padaku karena terlalu lancang berkata demikian. Sehingga ia tak mau menemuiku lagi. “ya Tuhan, kenapa aku terjebak pada situasi seperti ini?”
===
*author pov*
tepat tanggal 12 desember, saat ulang tahun seungri.. Pernikahan bora dan seungri digelar.
Ding dong ding dong.. ding dong ding dong..
Lonceng di gereja berbunyi.. Pengantin pria datang dengan gagahnya dan menuju altar pernikahan. Semua undangan pun duduk rapi menantikan proses sakral ini. Chon sa pun ikut duduk bersama dengan undangan yang lainnya. Mungkin saat ini sedih, sakit dan kecewa tengah berkecambuk di hatinya. Sesekali ia meneteskan air mata dan menghapusnya lagi. “chon sa!”,seseorang menepuk pundaknya. “taeyang?”,chon sa kaget melihat kedatangan taeyang. Taeyang lalu duduk di sebelah chon sa dan membisikkan sesuatu. “apa kau sudah bawa kadonya?”,tanya taeyang. Chon sa pun mengangguk. “bagus!”
**
prosesi sakral ini pun di mulai..
Pastur yang memimpin acara ini pun terlebih dahulu meminta persetujuan semua orang yang ada di gereja itu.
“apakah ada disini yang merasa keberatan dengan adanya pernikahan ini?”,tanya sang pastur. Suasana hening seketika tak ada yang berkomentar. Sekali lagi pastur itu bertanya,”apakah ada yang keberatan atas pernikahan ini?”.
“SAYA KEBERATAN”, ujar seorang Namja yang tiba-tiba datang dengan gagahnya.
“AKU KEBERATAN”, ucapnya sekali lagi seraya berjalan ke arah seungri dan bora. “Daesung?!”,desah bora perlahan. “siapa kau?”,tanya ayah bora. “aku, aku adalah kekasih bora!”,ujarnya tegas. “apa maksudmu?”,tanya bora. “aku masih mencintaimu bora!”,tambah daesung..
“AKU JUGA KEBERATAN”, ucap chon sa secara mengejutkan. Semua orang terkejut. Apalagi orang tua bora dan seungri. “apa yang kau katakan chon sa?”,tanya ayahnya. “mianhae appa, mianhae semuanya.. Tapi aku hanya ingin kalian semua tau, aku..aku sangat mencintai seungri.. Aku tau, mungkin ini konyol! Tapi, aku tidak bisa melepaskan seungri begitu saja..”,ujar chon sa sembari menangis. “chon sa?”,desah seungri. Chon sa yang sudah tak tahan lagi akhirnya berlari keluar dan di susul taeyang.
“huhuhu”,chon sa menangis terisak. “chon sa! Kau tak apa-apa?”,tanya taeyang seraya membalikkan badan chon sa agar berhadapan dengannya. “aku..aku..”,taeyang langsung memeluk chon sa.
“aku salut padamu.. Akhirnya kau bisa mengungkapkan perasaanmu yang selama ini mengganjalmu..”,ujar taeyang sembari mengelus lembut rambut chon sa. “tapi, aku takut!”,saut chon sa gemetaran. “sudah. Tenang saja!”,jawab taeyang menengangkan.
“chon saa…”,teriak seungri berlari ke arah chon sa. “kau tak apa-apa kan?”,seungri duduk di sebelah chon sa. “oppa??”,chon sa terkejut, karena tiba-tiba seungri duduk di sebelahnya. Padahal tadi ia tengah bersama taeyang dan bahkan berpelukan dengan taeyang. “gwenchanayo chon sa? Kenapa kau begitu terkejut melihatku?”,tanyanya heran. “ah,anni~ oppa, mianhae, pernikahanmu jadi tertunda karena sikap konyolku ini!”, chon sa membungkuk-bungkukkan badannya. “hmm,bukan cuma tertunda,tapi sudah batal!”
“batal? Mianhae oppa, aku akan bertanggung jawab,ayo kita kedalam!”,chon sa menarik tangan seungri kedalam gereja . Seungripun tak menolak. Namun saat ia masuk ke gereja, betapa kagetnya chon sa melihat bora telah bersanding dengan namja Yang di sebut-sebut bernama daesung itu. “mereka cocok ya?”,ucap seungri sambil tertawa. Namun chon sa masih saja melongo.
“kenapa bisa begini?”,tanya chon sa. “hahaha, ini berkat keberanianmu chagi.. Muach”,jawab seungri sembari mengecup lembut pipi chon sa.
Setelah acara pernikahan selesai,kini kehidupan mereka kembali ke keadaan semula.. Bora telah menikah dengan daesung , dan kini chon sa telah di beri ijin berpacaran dengan seungri. Lalu, taeyang??
>flashback..
“chon sa, apakah kau menganggapku ada?”,tanya taeyang di sela-sela keramaian para undangan yang duduk di sekitar mereka. “tentu saja! Kenapa kau berkata demikian?”,tanya chon sa sambil menatap taeyang lekat-lekat. “anni~ aku hanya ingin kau tau, bahwa sebenarnya aku bukanlah nyata!”, mendengar ucapan taeyang, chon sa pun menatap taeyang semakin dalam. “ Aku hanya bayangan ilusimu semata. Aku hanya sebongkah rasa cintamu terhadap seungri, aku tak ada, aku hanya bayangan dimana hanya kau yang bisa melihatku..”,ujar taeyang lagi. “ahh, kau bercanda!”,chon sa menepuk pundak taeyang karna tak percaya. “kau harus percaya padaku. Kau ingat kejadian tempo lalu? Ada orang yang menyebutmu gila karena kau berbicara sendiri. Iya kan? Itu.. Itu karena mereka tidak bisa melihatku!”,ujar taeyang. Chon sa pun mengerti , kenapa selama ini ia sering mengalami hal tak wajar jika bertemu taeyang.. Dimana taeyang muncul secara tiba-tiba, dan juga bisa membaca fikirannya, tapi walaupun begitu, chon sa tetap berterimakasih pada taeyang, karena selama ini taeyang telah memberinya motivasi untuk hidup. “ohya, kau mau tau kan apa isi kado ini?”,taeyang mengalihkan pembicaraan, Chon sa pun mengangguk karena penasaran. Akhirnya taeyang membuka kotak kado itu dan mengeluarkan 2 buah kalung yang cantik. “chon sa, berikan salah satu kalung ini pada seungri, dan satunya lagi kau yang mengenakan. Kau tau, aku akan bersemayam di masing-masing kalung yang kalian kenakan”,ucap taeyang. “tapi, aku tak mungkin memberikan ini padanya! Seungri akan menikah dengan bora eonni”.
“mereka tidak akan menikah, jika kau berani berkata jujur di hadapan semua Orang! Tunjukkan kekuatan cinta kalian!”,taeyang memberi semangat.
Chon sa pun bangkit dari kursinya. “AKU JUGA KEBERATAN”, ucap chon sa secara mengejutkan. Semua orang terkejut. Apalagi orang tua bora dan seungri. “apa yang kau katakan chon sa?”,tanya ayahnya. “mianhae appa, mianhae semuanya.. Tapi aku hanya ingin kalian semua tau, aku..aku sangat mencintai seungri.. Aku tau, mungkin ini konyol! Tapi, aku tidak bisa melepaskan seungri begitu saja..”,ujar chon sa sembari menangis. “chon sa?”,desah seungri. Chon sa yang sudah tak tahan lagi akhirnya berlari keluar.
<flashback end.
===
“oppa, apa kau percaya adanya bayangan ilusi?”,tanya chon sa pada seungri yang duduk di sebelahnya. “hahaha,kau ini ada saja! Mana ada!”,seungri mengacak-acak rambut chon sa. “hmm, kau selalu begitu! Tak pernah percaya padaku!”,jawab chon sa sambil memonyongkan bibirnya. CUUP.. Seungri mengecup bibir chon sa. “kyaaaaaaa~oppa nakal”, teriak chon sa mengejar seungri yang langsung kabur begitu saja.
“hahaha, aku bahagia melihat mereka seperti ini..”,ucap taeyang yang sedari tadi memperhatikan mereka dari kejauhan.
CLINGG… Taeyang menghilang…
===[[[END]]]===
HUAKAKAKA~ gaje gaje gaje..
Taeyang ngilang..
Gimana chingu ep ep saia??
Mo.on di eRCeeL yowh..
Gamsahamnida