Tittle : SaengiL cHukhaeyo “JAY”
Genre : Romance (maybe)
Casts :
Jeon Jihwan >> Jay *peran double*
Author >> hye soo
Park hyun chul >> karam *peran double*
Lee Suhoon >> Mika
Lee Injun
Woo Hyunmin
NO COPAS , N NO SILENT READERS !!!!
***
_ jay pov _
March 31 2011
“haah,, sebenarnya ada apa dengan mereka? Mika hyung seharian ini tak henti-hentinya memarahiku, karam hyung seharian ini tak ada perhatiannya padaku, injun hyung tak ada di dorm, hyunmin hyung juga sibuk dengan laptop barunya. Apa mereka tidak sadar kalau hari ini adalah hari ulang tahunku? Hiissh~ lebih baik aku pergi saja, kebetulan juga perutku lapar, di dorm tidak ada makanan!”,kuberanjak dari kamarku dan sengaja menghentakkan kakiku keras-keras agar perhatian hyung-hyungku tertuju padaku. “TAP..TAP..TAP..”
“yaa..kau itu berisik sekali.. kalau kau mau pergi, tak usah cari perhatian seperti itu, seperti anak kecil saja”,ujar mika hyung yang tengah menulis sesuatu pada secarik kertas berwarna biru. “haih..kena marah lagi kan? Ahh..jay phabo..”,gumamku seraya memukul keningku perlahan. “mau kemana?”,Tanya hyunmin hyung di sela-sela kesibukannya mengedit fotonya sendiri di laptop barunya. “aku ingin pergi keluar sebentar hyung, aku lapar…”,jawabku sembari mengenakan sepatu boots karena cuaca di luar cukup dingin. Dengan uang seadanya aku pergi ke kedai ramyon *mie ramen ala korea* di ujung jalan. “ajjumha, aku pesan semangkuk ramyon”,ujarku pada wanita paruh baya yang biasanya melayaniku saat membeli ramyon disini. Wanita ini sangat tegar, walaupun dia hidup sendiri di kota sebesar ini, tapi ia masih dapat bertahan hidup. Kadang aku berpikir, aku adalah orang yang sangat beruntung bisa memiliki teman seperti mika hyung, karam hyung, hyunmin hyung, dan injun hyung yang selalu perhatian padaku. yah, walau mereka sering memarahiku. Tapi aku sadar , mereka melakukan itu karena agar aku dapat melakukan yang terbaik. “ini ramyonnya anak muda..”,ajjumha itu menyuguhkan ramyon pesananku. Asap mengepul dari ramyon yang aku tau pasti masih panas. “gamsahamnida ajjumha..”,ujarku. Bibi hanya tersenyum simpul padaku lalu beranjak melayani pelanggan lainnya. “sruut..”,aku menyeruput teh hangat yang aku pesan tadi seraya memandang keluar jendela kedai. “umma, aku merindukanmu..”,lirihku.
*****
“hyung, apa kita tidak terlalu menyakiti perasaan jay?”,hyunmin menghampiri mika yang masih sibuk dengan kertas dan penanya. “kau ingin ini menjadi surprise untuknya kan? Jadi diam sajalah..”,mika menatap tajam hyunmin. “ahh..arraseo.. aku diam”,hyunmin beranjak meninggalkan mika dan beralih ke piano kesayangannya.
“aku pulang…”,injun datang dengan beberapa bingkisan yang di bawanya selepas pergi seharian tadi. “huh, kenapa sepi begini?”,Tanya injun pada mika. “yah, korban kita sedang membeli makanan di luar. Ottokhe? Apa kau sudah dapat hadiahnya?”,Tanya mika. “ne.. sejam lagi hadiahnya akan tiba”,sahut hyunmin. “hadiah apa yang kalian bicarakan?”,karam tiba-tiba datang dari ruang vocal. “anni~ hadiahnya hanya aku dan mika hyung yang tau. Yang jelas hadiah ini akan sangat berarti untuk jay. Iya kan hyung?”
“ne..”,jawab mika singkat.
****
_still author pov_
“ahhh.. kenyang…”,jay mengusap-usap perutnya yang kekenyangan. “ajumha…aku sudah selesai.. berapa?”,Tanya jay seraya mengeuarkan beberapa lembar uang dari balik sakunya. “anni..tidak usah, ini ajjumha berikan secara Cuma-Cuma untukmu..”,bibi itu menolak uang yang di serahkan oleh jay. “waeyo? Aku kan hanya pembeli disini.. jadi terimalah uang ini, anggap saja ini imbalan dariku sebagai rasa terimakasih karena ajjumha telah melayaniku sebaik mungkin”,tawar jay. “anniyo~bawa saja uangmu anak muda, anggap saja ini sebagai hadiah dariku. Gomawo”,bibi itu berlalu meninggalkan jay di mejanya dan melayani pelanggan yang baru saja datang. Jay tampak bingung dengan sikap bibi pemilik kedai ramyon itu.
Jay berjalan gontai menuju dormnya. Namun di tengah jalan langkahnya terhenti ketika sebuah mobil berhenti di depannya. Sorot lampu depan mobil itu terlalu menyilaukan matanya, jay menutup matanya hingga sorot lampu itu memadam. Di bukanya kembali kelopak matanya dan dilihatnya seorang wanita yang sangat ia kenal. “um..umma…”,jay terbelalak ketika melihat ummanya keluar dari mobil bersama seorang namja, yaitu appanya. “yaa..kiparang chagi~”,teriak ummanya. “umma…. Aku bukan kiparang..”,sahut jay. “hum..apapun yang terjadi, kau tetap kiparang kesayangan umma”,ucap ummanya sambil memeluk jay erat.
“SAENGIL CHUKHAHAMNIDA… SAENGIL CHKHAHAMNIDA.. SARANGHANEUN KIPARANG.. SAENGIL CHUKHAHAMNIDA”, Nampak 4 namja muncul tiba-tiba dari belakang mobil. “hyung…”,gumam jay. “congratulation.. congratulation..”,keempat namja itu mendekati jay dan memeluknya satu persatu. “kyaa..uri magnae sedang berulang tahun..”,seru hyunmin. “kalian ini..aku pikir…”
“pikir apa? Apa kau pikir kami tidak ingat ulang tahunmu, begitu? Hah, dasar magnae phaboya..”,mika menyilangkan kedua tangan didadanya. “ya sudah~ya sudah.. hari ini ajjumha akan memasak special untuk anak ajjumha tersayang, apa kalian siap mencicipinya?”
“siaap..”,seru karam, mika, hyunmin dan injun bersamaan. “haha,apa-apaan ini? Aku sudah kenyang umma..”,jay menyelutuk. “mwoya? Hum..Kau bisa makan lagi, kan?”
“anniyo~aku sedang diet umma.. lihat saja pipiku sudah membesar”,ujar jay sambil mengembungkan pipinya.
****
“hyung..asik.. kita dapat makan makanan yang enak..”,seru injun sambil menggerakkan lidahnya ke kanan dan ke kiri.
PLETAK.. sebuah jitakan tepat mendarat di kepala injun. “kau ini .. makanan saja yang di pikirkan. Lihat itu.. jay tampak bersedih.. coba kau hibur dia. Kau kan baby sitternya”,hyunmin mendorong tubuh injun. “aiish~kau ini…”
Injun mendekati jay perlahan. Di tengoknya bingkai foto yang di pegang jay. Ia menatap semu gambar seorang namja berpakaian militer sambil mengusapnya perlahan.
“nugu?”,Tanya injun membuyarkan lamunan jay. “ohh ini~ ini appaku.. aku sangat merindukannya hyung…”,ujar jay melemah. “hum? Appamu? Lalu namja yang bersama ummamu tadi? Nugu?”,injun penasaran . pertanyaan injun tadi lumayan membuat yang lainnya ikut penasaran. karam, hyunmin dan mika mendekat ke arah jay. “kajja jay ah~ ceritakan pada kami. Siapa namja ini? Dan siapa namja yang bersama ummamu tadi”,desak hyunmin. “ ne..ne.. aku akan bercerita.. kalian dengar baik-baik yaa..”,jay pun memulai ceritanya…
F L A S H B A C K > >
_ hye soo pov *umma jay* _
January , 1994
Usia kehamilanku kini tengah memasuki umur 7bulan, rasa was-was bercampur senang tengah melanda hatiku. Akhirnya setelah lama penantianku menginginkan adanya tangis bayi di kehidupan rumah tanggaku terwujud juga. Aku dan tentunya suamiku jihwan, sangat senang. “chagiya… bogoshipoyo”,ujar jihwan yang baru saja datang dari tugasnya selama beberapa hari ini di busan. “yaa chagi.. kau baru datang?”,tanyaku seraya membawa tas dinasnya ke dalam ruangan. “ne…gamsahamnida chagiya.. bagaimana dengan kandunganmu?”,Tanya jihwan seraya mengelus perutku yang terlihat membuncit. “ne, kandunganku sehat dan normal, tidak ada kendala”,sahutku.
****
Achim haessal e nun ddeumyeon niga nareul ggaeugo
Nareul wihan achimeul haji
Apchimareul ipgo utneun ni moseubi neomu yeppeo geuraeseo haengbokhae
Uri dalmeun ain dulman nahja dal e hanbeoneun yeohaengeul ggok gaja
Ssaweosseul ddae e do haruneun neomgiji malja, oh!
“hoaahem.. hum??”,mataku terbelalak ketika melihat cahaya matahari telah meninggi. Alarm ku sama sekali tidak berfungsi dan aku terlambat menyiapkan sarapan untuk suamiku. Aku bergegas ke dapur untuk memasak, namun saat ku menapakkan kakiku di dapur, langkahku terhenti seketika. Kulihat jihwan tengah duduk manis seraya tersenyum padaku. bukan hanya itu, berbagai macam masakan pun telah tersedia di meja. “joh eun achim chagiya..”,ujarnya lalu berjalan menghampiriku dan mengajakku duduk di meja makan untuk sarapan bersama. “kau?? Menyiapkan ini untukku chagi??”,tanyaku tak percaya. Selama ini yang aku tau, jihwan tidaklah pandai memasak, di tambah lagi dengan kesibukannya di militer. “yaa,, kau jangan bengong begitu.. jangan remehkan masakanku. Cobalah..pasti enak.. ya bukan hanya enak, tapi juga sehat dan sangat baik untuk kesehatanmu dan juga bayi kita”,ucapnya lagi. Entah mengapa tiap kali ia berlaku seperti ini padaku, hatiku selalu berdebar begitu cepat, padahal aku telah menikah dengannya hampir 5 tahun. “gomawo chagiya..”,sahutku singkat tanpa bisa berkata apapun. “chagiya.. aku berjanji, aku berjanji untuk selalu ada di dekatmu.. saranghae”,jihwan mengecup keningku lembut. Begitu terharunya aku hingga tanpa kusadari kuteteskan berbutir-butir airmata. ‘aku harap begitu chagiya…. Natto saranghae’,gumamku. “yaa..mengapa kau diam? Jawab pertanyaanku..”,jihwan mengelus kedua bahuku. “hem? Pertanyaan apa?”,tanyaku. “katakan kau juga mencintaiku”,godanya. “haha.. sudahlah,, kau tau sendiri kan bagaimana perasaanku… tak usah ku ucapkan, kau sudah memahaminya..”,ujarku sambil tertawa kecil. “yaahh.. tapi kan berbeda jika kau ucapkan langsung dari bibirmu dengan kau pendam seperti itu..”,ujarnya lagi sambil memanyunkan bibirnya. “na tto…….” CHUUP~ jihwan langsung mengecup bibirku kilat. “yaa.. kau ini..”
****
Hari ini adalah jadwalku membeli keperluan untuk bayiku bersama jihwan , kami telah memiliki sejuta rencana mengenai barang-barang yang akan kami siapkan untuk kehadiran anak kami. Namun ketika hendak berangkat, ponsel jihwan berdering.
I’m winner,I’m winner
I’m winner,winner voice
I’m winner,I’m winner
I’m winner,winner song
*bla..bla..bla…
“chagiya.. mianhae aku tak bisa mengantarmu berbelanja sekarang. Kau berbelanja sendiri yaa”, jihwan tampaknya sangat tergesa-gesa setelah mendapat telpon dari seseorang. “nugu?”,tanyaku. “ada panggilan darurat dari komandan. Kau tak apa kan, berbelanja sendiri?”,tanyanya lagi. Aku hanya mengangguk. “aku akan membantumu bergegas”,ucapku.
‘hm… seandainya saja ia bukan anggota militer, mungkin kami sekarang tengah sibuk mempersiapkan kelahiran anak kami bersama’,gerutuku. Aku terus saja berjalan mengitari pertokoan di kompleks rumah, hingga akhirnya aku tiba di sebuah department store yang terbilang khusus menjual berbagai perlengkapan rumah tangga dan perlengkapan bayi. “hye soo??”,seseorang terdengar telah memanggil namaku. “hye soo kah?”,suara itu terdengar lagi. Ku menoleh ke belakang, dan ternyata benar..seseorang tersenyum manis padaku dan bahkan sepertinya aku mengenal sosok namja yang berdiri tepat di hadapanku sekarang. “ne, nugu?”,tanyaku seraya menelusuk pandanganku ke arah namja itu. “kau tak ingat padaku, hye soo ssi?”,namja itu mendekat ke arahku. “hem??kau..kau hyun chul bukan?”,aku meyakinkan penglihatanku. Aku benar-benar tidak percaya bahwa yang ada di hadapanku sekarang adalah hyun chul, namja yang dulunya pernah mengisi hari-hariku di masa SMA. Kami dulunya telah menjalin hubungan yang cukup lama, hingga akhirnya hubungan kami harus berakhir ketika hyun chul telah memilih jalannya untuk berkarir di luar negeri. “hye soo ah~ kau telah banyak berubah yaa? Nampaknya kau tengah mengandung..sudah berapa bulan?”,tanyanya tanpa segan. “ne,sudah 7 bulan.. kau juga tampaknya sudah berubah. Kau terlihat seperti…dokter..”,sahutku dengan sedikit gugup. “haha..tentu saja, aku kan memang seorang dokter..”,jawabnya dengan nada santai. Kami berbincang-bincang mengenai banyak hal. Mulai dari kesibukan setelah lulus SMA hingga mengenai pasangan. Dan kalian tau? Hyun chul hingga kini belum menikah. Ia masih tetap memfokuskan diri dengan tugasnya sebagai seorang dokter. Bukan hanya menemani mengobrol, hyun chul pun tanpa keberatan menemaniku untuk berbelanja. Dan ternyata seleranya pun lumayan bagus. “gomawo kau sudah menemaniku hari ini, maaf jika merepotkanmu hyun chul ah~ tidak sepantasnya aku melakukan ini padamu”,ujarku. “anni,,kita kan teman, kau tak perlu sungkan padaku. aku sudah menganggapmu adikku, hye soo ah~ aku tau kau telah menjadi milik orang lain, jadi sangat tidak mungkin bagiku untuk memilikimu kembali..”,sahutnya
“hem??”
“ahh ani..gwenchana… jika kau tak keberatan, maukah kau ku antar pulang…”,tawar hyun chul. “anni, tidak usah repot-repot, aku bisa pulang sendiri.. lagipula tidak enak dilihat orang, jika aku di antar namja lain selain suamiku”
“ah arraseo… aku mengerti..”
*****
March, 27th 1994
Hari demi hari kulewati, tak terasa kini usia kandunganku sudah menginjak 8 bulan 2 minggu, hati ini semakin berdebar ketika mengingat sebentar lagi akan menjelang hari persalinanku. Bukan hanya itu yang membuat hatiku resah, tapi juga karena jihwan, ia harus bertugas kembali ke kemiliteran. Sehingga harus membuatnya tidak bisa menemaniku disaat terpenting dalam hidupku.
Pagi ini , jihwan akan berangkat menuju daegu untuk menyelesaikan tugasnya, aku pun mempersiapkan segala sesuatu untuk kepergiannya . “chagiya..aku harap saaat aku pergi nanti kau akan baik-baik saja bersama anak kita”,jihwan terus saja mengelus perutku sesekali mengecupnya. “oppa~ kau jaga dirimu baik-baik yaa.. aku khawatir padamu..”,ujarku sesekali meneteskan airmata. Sungguh, rasanya tidak rela melepasnya pergi. “gwenchana..aku tidak akan apa-apa. Aku janji, seusai tugasku , aku akan kembali secepatnya..”,jihwan memelukku hangat. “ne oppa, aku akan menunggumu..”,tatihku . “chagiya,appa pergi dulu ya.. jaga umma mu baik-baik. Saranghae”,jihwan berbisik di perutku.
****
_AUTHOR POV_
March 31th 1994
“ya..kau rajin sekali.. ke swalayan sepagi ini…”,ujar seseorang mengagetkan hye soo. “hum? hyun..hyun chul ssi~ waeyo?”,Tanya hye soo sembari memilih-milih buah apel segar yang tertata rapi di boxnya. “anniyo..tampaknya kau sedang sibuk yaa.. boleh aku bantu?”,Tanya hyun chul namun hye soo buru-buru pergi. “hye soo ah~ jakkama!”,teriaknya lalu cepat-cepat mengejar hye soo. Hye soo terus berlari kencang hingga akhirnya berhenti seketika, saat perutnya terasa sakit. “arrgghh..perutku..”,hye soo memegangi perutnya dan merintih kesakitan. Darahpun mulai terlihat berceceran di kakinya. “hye soo ah~ kau….”,hyun chul langsung menghampiri hye soo dan menggenggam erat tangannya. “hyun chul ssi, bantu aku..jebal.. sepertinya aku..arrghh..akan melahirkan..arrghh..”,hye soo merintih sejadi-jadinya. Hyun chul membawa hye soo ke rumah sakit tempatnya praktek dan membantu hye soo dalam persalinannya.
*****
“jihwan ssi~ nampaknya kau sudah tak sabar untuk pulang?”,Tanya suhoon sambil menyetir mobilnya. “ye,, aku harap anakku akan lahir saatku sudah kembali. Ppali hyung, aku benar-benar tak sabar menanti kelahiran anakku…”,desak jihwan menyuruh suhoon mempercepat laju mobilnya. Suhoon menginjak pedal gasnya terlalu dalam, namun naas, saat di tikungan tajam, suhoon tidak bisa mengendalikan laju mobilnya, remnya blong dan dari arah berlawanan datang sebuah bus besar. Mobil mereka oleng dan menabrak batas jalan hingga mobil mereka jatuh ke jurang dan sempat meledak.
—-30 menit kemudian—
“andwae..kalian mau bawa aku kemana? Yaa.. dengarkan aku.. yaaaa”,jihwan berteriak sekencang-kencangnya pada beberapa orang team SAR yang tengah mengangkat tubuh seorang namja yang tidak lain adalah jihwan. “kalian tidak bisa berbuat seperti ini padaku!! aku belum mati!! Yaa….”,jihwan mengoyak tubuh para anggota team SAR, namun tidak bisa. Ia sekarang berwujud arwah.. tak bisa menyentuh sesuatu yang nyata. ia melihat suhoon,rekannya yang masih bernyawa dan bisa di selamatkan. Mereka para team SAR membawanya ke rumah sakit, dan jihwan mengikuti mereka.
*****
“mwoya? Itu kan hye soo~”,mata jihwan terbelalak ketika melihat hye soo meringis kesakitan di kursi roda. Ia sudah tau, bahwa pasti hari ini istrinya akan melahirkan. Jihwan mengikuti hye soo ke ruang persalinan dan melihat proses kelahiran anaknya. Ia begitu terkejut ketika bayinya tidak menangis, bahkan bisa dikatakan bahwa anaknya sudah meninggal dunia. Dengan cepat, jihwan masuk ke dalam tubuh bayi tersebut dan bisa menghidupkannya kembali. “oeek..oeek…”,tangis bayipun pecah di dalam ruang bersalin.
_ _ _
Keesokan harinya…
“hyun chul ssi~gomawo”,ujar hye soo yang masih terbujur lemas di atas matras. “ne,cheonmaneyo… sudah sepantasnya aku menolongmu”,ujar hyun chul sembari menggendong bayi namja milik hye soo. “ini bayimu, sangat tampan bukan?”,ujar hyun chul lagi. “ye, seperti appanya.. andai saja jihwan disini.. tapi aku harap ia akan pulang secepatnya..”,gerutu hye soo seraya mengelus pipi bayinya lembut.
TOK..TOK…TOK…
Seseorang terdengar mengetuk pintu ruangan hye soo. “ye, masuk..”,perintah hye soo. Nampak 2 orang namja berpakaian militer masuk ke ruangannya. “nyonya hye soo, ada kabar duka yang harus kami sampaikan pada anda”,ujar salah seorang dari mereka. “kabar duka? Apa itu?”,Tanya hye soo. “maaf,kami harus menyampaikan hal ini pada anda, jihwan ssi telah meninggal dunia tadi malam”,ujar namja itu. Hye soo begitu shock mendengarnya hingga membuatnya pingsan. Hyun chul memerintahkan beberapa suster mengambil bayi hye soo dan meletakkannya di ruang bayi. Dan ia sendiri mengurus hye soo hingga siuman.
NP# shinning world
Kkumsoge seo bon geot gata, dareun segyeye nunbushim
Banjjak georineun byeol joheun hyanggi
Dalkomhae boineun gureum kkaji
Sarange ppajin geot gatayo
Mabeobe geollin sonyeo cheoreom
Baraman bwado areumdawo
Shimjangi teojil deushi ttwineunde
Geudae deulli nayo
Gijeogijyo haneure sumanheun byeol junge
Geudaera neun byeoreul mannan geon, haneure areum daun mabeob pulliji anhkireul
Mideulsu eobtneun hwansang cheoreom Kkaejilkka bwa nan duryeowoyo, idaero yeong wonhi nae gyeote isseoyo
“hyun chul ssi~apa yang harus aku lakukan tanpa jihwan? Katakana padaku, berita itu tidak benar.. katakana hyun chul ssi..”,hye soo memukul dada bidang hyun chul tanpa tenaga sedikitpun. hyun chul memeluk hye soo dan mencoba menenangkannya. “tabahkan hatimu hye soo ssi~”,ujar hyun chul seraya membelai rambut hye soo. “jika hal itu benar, aku akan secepatnya menyusul jihwan…”,hye soo beranjak dari matrasnya dan menuju ke bagian atas gedung rumah sakit, namun Hyun chul tak dapat menghentikan langkah hye soo.
“jakkama hye soo ssi~jangan lakukan hal bodoh seperti ini..”,teriak hyun chul. Tampak hye soo telah berdiri di pinggir gedung seraya merentangkan kedua tangannya bersiap menjatuhkan dirinya dari lantai 20 gedung rumah sakit. Dengan cekatan hyun chul menarik kedua tangan hye soo dan menggagalkan aksi bunuh dirinya. “andwae….”,hyun chul memeluk hye soo erat. “aaarrgghh.. biarkan aku mati, hyun chul ssi~ aku sudah tak ingin hidup!!”,hye soo memberontak. “silahkan.. silahkan jika kau ingin mati..aku tak akan peduli lagi padamu.. tapi apa kau tak sadar, bahwa anakmu kini tengah membutuhkanmu? Jangan kau buat dia menderita karena tidak bisa mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya!! Apa hatimu bisa puas jika meninggalkannya sendirian di dunia ini? Apa hidupmu akan tenang di sana jika melihat anakmu terlantar tanpa orang tua? Silahkan.. cepat-cepatlah kau terjun dari gedung ini, jika memang begitu keinginanmu..”,jelas hyun chul panjang lebar. Hye soo langsung mengurungkan niatnya, ia berlari ke ruang bayi sambil menangis. Sesampainya di ruang bayi, Hye soo menatap penuh haru wajah bayinya dari luar jendela. “ottokhe? Apa kau tidak tega padanya?”,hyun chul berdiri di sebelah hye soo. “ne, gomawo kau sudah menyadarkanku hyun chul ssi~”,sahut hye soo sambil mengelus lengannya perlahan. “yaa..aku tau.. mungkin kau masih terpuruk atas meninggalnya suamimu. Tapi kau harus ingat.. di dunia ini masih ada orang yang membutuhkanmu, contohnya saja anakmu..”
“hem..hem..”,hye soo mengangguk
“oia, anakmu belum kau beri nama. Kira-kira siapa namanya?”Tanya hyun chul mengalihkan pembicaraan. “molla..aku belum tau..”
“bagaimana kalau di beri nama jay?”
“seharusnya appanyalah yang memberi ia nama.. tapi,,bagus juga..aku suka nama itu.. gamsahamnida..”,ujar hye soo
“gwenchana… aku siap menjadi appa untuknya”,ujar hyun chul perlahan.
F L A S H B A C K E N D
“ohh~jadi appa kandungmu dia…”,karam menunjuk foto yang sedari tadi di pegang jay. “hem..hem..”,Jay mengangguk pasti.
“makanan sudah siaaapp….”,teriak umma jay.
“kyaaa~ aku sudah lapar ajjumha..”,injun dengan cepat menyambar kursi di meja makan dan mengendus waginya aroma makanan yang telah di siapkan umma jay.
“kyaaa.. aku juga… hmm…sedap sekali..”,hyunmin menikmati aroma makanannya. “kajja,, makanlah..selagi hangat..”,perintah umma jay.
“yee..”,teriak mereka bersamaan.
Jay mendekati umma dan appanya dan memeluk mereka dengan hangat. “saranghae umma.. saranghae appa…”
“natto saranghae… chukhaeyo jay ah~”,ujar umma dan appanya bersamaan.
NP # admiring boy
Sarangeun uri dulmane neukkim
Kkumeseo maeil bodeon geurim
Jeo haneure daego maengse halsu isseo
Niga isseoseo haengbok hangeol
Haruye yeol beonsshik gobaekhae jullae
Sarang handa geumal naege haejullae
Seumul ne shiganeul geu malman deureodo joheul kkeoya
Neoreul saranghae, I love you
====== 000 END 000 ========
0.000000
0.000000