RSS

Arsip Tag: BigBang FanFict

BIG BANG stiLL kiDs | oneshoot |

NO COPAS N DON’T BE SILENT READERS !!!!

+ Tittle : BIG BANG still kids

 

+ genre : depend of readers

 

+ cast :

– All member big bang

– park  hye soo,

– lee chon sa ,

– kim  je eun ,

– kim tae chu,

– hye ran,

– han sang ah.

 

 

Anak kecil identik dengan kelucuan dan kenakalannya. Sama seperti anak-anak playgroup di sekolah ‘Bik beng”

 

+++

“sini, kembaliin pita aku!”,hye soo dan jiyong tarik-tarikan pita *sings: tarik,tarik tambang,tarik tambang di ulur-ulur (?)#abaikan*”ga mau! Aku mau main pita! Ihh~”,jiyong tak mau mengalah. Padahal itu pita milik hye soo. “huwaaaa TToTT~jiyong nakal! , bu guru….uu..uu..uu..wo..uwo.. uwo..”,hye soo mengadu pada bu han. “jiyong! Kembalikan pita hye soo.. Ayo sayang..*andwae!jangan panggil begitu!*”,bu han membujuk jiyong dengan kalimat halus. “bu guruu,, tadi taeyang jambak rambut aku! Huweee ToT…”,ucap tae chu sembari mengelap ingusnya#hoek!# “taeyang, jangan nakal ya.. Kalau mau jambak, jangan rambut temen,jambak aja rambut sendiri! Arraseo?”,ucap bu han tenang. Namun taeyang hanya diam dan memegang kepalanya yang plontos.”lah,taeyang kan ga punya lambut bu gulu”,jawab seungri kalem. “yee, ngomong rambut aja lambut! eeerrrr bukan eeelll. Hahaha”,chon sa meledek seungri sambil melet. Seungripun menangis. “haduh~lama-lama stres liat anak-anak seperti ini !”,bu han mengerutkan dahinya. Disudut ruangan kelas, terlihat daesung dan hye ran tengah bermain dokter-dokteran. “yang mana yang sakit bu?”,tanya daesung kalem pada hye ran (pasien boong2an) “yang ini”,hye ran menunjuk perutnya. “wah, kalo begitu, ibu harus di periksa.. Ayo bu, buka bajunya!”,ujar sang dokter boongan (daesung). Hye ran pun dengan polosnya membuka baju. “andwae!! Jangan buka baju di kelas ya sayang~”ucap bu han yang sedari tadi melihat permainan anak-anak di dalam kelas. “waeyo bu guru? Saya kan dokter!”,ucap daesung sambil nyengir hingga matanya tak terlihat. “iaa, ibu tau, tp jangan buka-bukaan bgitu ya! Cukup periksa pake termometer. Arraseo?”, daesung mengangguk. Kini bu han berjalan ke belakang dan menemukan je eun dan seung hyun Yang sedang suap-suapan. “aaa~”, seung hyun membuka mulutnya lebar-lebar “emm..nyam..nyam..”, seung hyun menguyah makanan yang di suapi je eun. “lagi main apa kalian?”,tanya bu han. “main suami istri,suami istrian bu guru..”,jawab seung hyun yang masih menguyah makanannya. “ohh iya~ mainnya yang akur ya..”, bu han mengacak-acak rambut seung hyun. GDUUBBRAAK !!! PYAAAANG~ bu han menengok ke depan kelas dan mendapati laptopnya jatuh dari atas meja. “annio~”, bu han berlari ke depan dan menyelamatkan laptopnya yang sudah hancur. “hoekk~ga kena. Week”,jiyong melet-melet ke hye soo. “aihh~awas kamu ya! Kalo dapet, aku gigit idungmu!”,ucap hye soo sambil kejar-kejaran di kelas, merekalah penyebab laptop bu han hancur. “hye soo, aku ikut nguber jiyong”,ucap chon sa. “aku juga”, tae chu ikut-ikutan. “ayo, kita berubah jadi power rangers!”, cletuk chon sa. “aku ranger merah!”, teriak hye soo, “heh! Aku yang merah!”,saut chon sa. “aku kuning”,sambar tae chu “aku merah, pkoknya merah!”Ucap hye soo sambil berkacak pinggang.*kalo gni terus kapan nangkep jiyongnya?*”han sang ah…sabar..sabar..”,bu han mengelus dadanya sendiri. “bu guru kapan kita mulai belajar?”,tanya seungri polos. Matanya berkedip-kedip seakan menggambarkan bahwa anak ini hidup tanpa dosa. “ne, tunggu sampai bel berbunyi ya…,anak pintar”,bu han mengelus kepala seungri. “ihh~ketek kamu bau !”,ucap daesung sembari mengendus-endus pensil yang di gunakan sebagai termometer palsu. “ihh, ga bau tau! Harum tau! Neh,neh,neh! Bauin! Harum kan?”,hye ran mengarahkan ketiaknya ke hidung daesung. “ihh kamu zorok!”,ucap daesung sembari menutup hidungnya. “Ckckck”, bu han hanya geleng-geleng kepala.

 

Teng..teng..teng..Bel sekolah berbunyi..

 

“ayo anak-anak, saatnya belajar… Jam mainnya sudah selesai yaa~ ayo, duduk yang manis!”,ujar bu han sambil menepuk-nepuk tangannya. PLAK..PLAK..DUS..”huwaaa~ jiyong jahaat!”,ucap taeyang sambil menangis tersedu-sedu.”kamu kenapa taeyang? Sapa yang mukulin?”tanya bu han. “jiyong bu!huwaaa……. ToT”,jawab taeyang sesenggukan. “jiyong, kamu apain taeyang?”,tanya bu han. “anni~tadi taeyang duduk di bawah.. Trus buku aku jatuh,trus kena kepala botak taeyang deh! Kan bukan salah aku”,ucap jiyong polos, hingga membuat bu han tak tega menghukumnya. “ya sudah,ya sudah, taeyang makanya jangan duduk di bawah, ayo duduk di tempat masing-masing.! Sekarang bu han ajak kalian buat belajar menyanyi. Ada yang sudah bisa menyanyi?”,tanya bu han. Salah seorang siswa pun angkat tangan. “saya bu!”,ucap seung hyun. “ya seung hyun, ayo maju ke depan kelas!”,perintah bu han. Seung hyun pun maju ke depan kelas dan mulai bernyanyi “satu,satu, ibu cantik banget…..”,bu han mulai mengembangkan senyumnya. “dua,dua, ibu manis banget…..”, bu han tambah sumringah.”tiga,tiga, ibu pinter banget…..”, “waduh, ni anak pinter muji”,gerutu bu han.”satu,dua,tiga, bohong semuanya”, GUBRAAAK… “sialan ni anak! Ujung2nya di katain boong!”,ucap bu han dalam hati. “tepuk tangaaan” Teriak daesung. “prok..prok..prok” . “ya anak2,ada yang pintar bernyanyi lagi? Ayo,angkat tangannya!”,ujar bu han lagi. “saya bu gulu!”,seungri mengangkat tangannya. “iya seungri, mulai bernyanyi..”,seungri langsung maju ke depan kelas, semua teman-temannya tertawa licik. “hahaha,ini saatnya teman-teman!”,ucap jiyong mengetuai. “sip..sip..”,jawab taeyang dkk. “ehm..ehm.. Balonku ada lima..” “DOLL”,baru sepatah kalimat,teman-temannya menyahuti. “lupa-lupa walnanya”, “DOLL…” , “hijau,kuning, kelabu.. Melah muda dan bilu”, “DOLL” , “meletus balon ijo”… Tak ada satupun yang menyahuti. “kok ga di sambung?”,ucap seungri. “DOOOORRR”, semua berteriak di telinga seungri. Seungri yang kaget pun menangis. Bu han semakin pusing di buatnya. “cup..cup.. Jangan nangis ya sayang.. Nanti kita belajar gambar aja ya kalo gtu..”,bu liany membujuk seungri agar tidak menangis lagi. “benel ya bu, abis ini kita belajal gambal”,saut seungri seraya mengusap air matanya yang membasahi bibirnya. “ya anak-anak, sekarang kita belajar ngegambar ya.. Ayo, di keluarkan kertas gambarnya sama pensilnya..”,perintah bu han. Semua murid mengeluarkan kertas gambar dan pensil dari tas masing-masing. Dan semuanya mulai menggambar. Semuanya tampak sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Tak ada keributan, tak ada yang bikin pusing . “ahh, begini kan enak”,ucap bu han sambil duduk di kursinya. *lg pewe ni yey! Haha*

15 menit kemudian…

“ini kamu gambar apa dae?”,taeyang menghampiri daesung yang tengah asik menggambar. “aku gambar bola”,jawab daesung sembari menggoreskan pensilnya di kertas. “bola bukan gitu, tapi gini!”,taeyang ikut menggoreskan pensilnya di kertas daesung. “bulat,bulat,bulat seperti bola pimpong”,taeyang asik mencorat-coret gambar daesung sambil bernyanyi. “taeyaaaaaang ! ! !”,daesung berteriak kencang di telinga taeyang. “Mwo?? KABUUURR”,ucap taeyang sambil berlari keluar kelas. “loh,loh,kenapa ini?”,tanya bu han. “taeyang bu! Gambar bolaku di coret-coret”,jawab daesung. “trus taeyang dimana?”,tanya bu han panik. “huweee~ ToT ,bu guru…uu..uu..”,tiba-tiba taeyang datang dengan pakaian yang basah. “loh,kamu kenapa taeyang? Kok basah begini?”,bu han menghampiri taeyang yang berdiri di depan pintu sambil mengucek-ngucek matanya. “tadi kecebur di kolam ikan bu!huwee~” . “kapok lu, sukurin! Sapa suru nyoret-nyoret gambarku!”,ucap daesung sambil melet-melet. “yaa udah, sekarang ganti bajunya di kamar mandi”,perintah bu han. “anterin bu… Takut!”,ujar taeyang. “ya udah, ayo ibu anterin.. Yang lain jangan ribut ya.. Jangan nakal,ibu anter taeyang ke kamar mandi”,ujar bu han. “iya bu guru”,saut anak-anak. Bu han pun pergi keluar kelas dan mengantar taeyang. *mianhae,hime n zisri eon~* “eh, teman-temanku yang phabo! Kita ke kantin yuk! Perutku udah laper!”,ajak jiyong. “ayok!ayok!”,hye soo menyetujui. “yang lain gimana?”,tanya jiyong. “mauuuu! Tapi ajak pasangan masing-masing ya!”,daesung langsung menggandeng hye ran.begitu juga dengan jiyong yang menggandeng tangan hye soo. Seung hyun pun tak mau kalah, ia menggandeng tangan je eun. *loh,kok jadi gandeng2an gni sih?* , seungri mendekati chon sa dan bermaksud untuk menggandeng tangannya juga. “apa!mau apa??”,ucap chon sa sambil melotot. “ann,annio~ aku,aku…”,belum sempat berbicara, chon sa langsung meraih tangan seungri dan menggandengnya menuju kantin. Sedangkan tae chu hanya diam di kelas karena pasangannya sedang ganti baju.

 

Setelah lama berada di kantin, para siswa pun masuk kelas.”loli..loli.. Umm~lollipop”, je eun menggerak2an permen lolipopnya kekanan dan ke kiri sambil goyang-goyang. “ice cream..ice cream..”,daesung bernyanyi ala iklan ice cream.”dari mana anak-anak?”,sapa bu han yang tengah duduk di kursinya. “hehehe, makan bu, di kantin”,jawab seungri. “siapa yang nyuruh makan??”,tanya bu han. “JIYOONGG”,semua jari menunjuk ke arah jiyong. “jiyong!! Kamu ketua kelas kok malah…..”, TENG..TENG..TENG.. bel tanda pulang berbunyi. “hore! Pulang..pulang..pulang..”,teriak seung hyun.”ya anak-anak, saatnya pulang! Ayo,barang-barangnya di bereskan dulu. Supaya tidak ada yang tertinggal..”,perintah bu han. “ne~”,sahut semuanya. Semua murid pun membereskan barang-barang yang mereka bawa dan memasukkannya ke tas mereka. plok..plok..plok..”ayo cepat anak-anak”, ucap bu han sambil tepuk tangan. “bu guru, saya sudah selesai..”,ujar jiyong. “saya juga , saya juga”,saut yang lain. “ya, jiyong, ayo pimpin doa.. Sudah pandai kan memimpin doa sebelum pulang?”, jiyong pun mengangguk. Jiyong maju ke depan kelas dan mulai memberi aba-aba agar teman-temannya mengikuti. “berdiri! Sebelum kita pulang, ada baiknya kita berdoa bersama. Berdoa mulai”.. Semua menundukkan kepala dan mengikuti kata-kata jiyong. “YA TUHAN”,jiyong berucap. “YA TUHAN”, yang lain mengikuti. “LINDUNGILAH,APPA, EOMMA dan ANJINGKU TERCINTA GAHO” ,ucap jiyong lagi”LINDUNGILAH, APPA, EOMMA dan ANJINGKU TERCINTA GAHO”, saut yang lain. “hei, stop,stop! Kog jadi minta perlindungan untuk anjing?”,tanya bu han. “hehehe..”,jiyong cengengesan. “yah,biar ibu ambil alih saja,berdoa mulai. Bla..bla..bla..”. “berdoa selesai”,ujar bu han. “kajja, pulang pulang”,taeyang langsung menyambar tasnya dan langsung berlari keluar. “eit,eit…”,bu han menghalangi jalan taeyang. “mwo? Apa lagi?”,tanya taeyang. “nyanyi sayoonara dulu yaa, trus salim sama bu guru *emg di korea ada salim2an?*”,ujar bu han. Semua murid pun bernyanyi sayoonara bersama-sama..

“SAYUR NARA, SAYUR NARA, SAMPAI BERJUMPA LAGI, BUAT APA SUSAH?BUAT APA SUSAH? SUSAH ITU GA BISA DIMAKAN..

 

GELANG SEPATU GELANG.. GELANG SI MARAH MARAH,MARI PULANG,MARILAH PULANG, PULANGLAH KITA BERSAMA-SAMA, MARI PULANG, MARILA PULANG, PULANGLAH KITA BERSAMA-SAMA…”,

 

“pulaaaaaanggg. . . .”, ucap jiyong bersemangat sambil menggendong tas power ranger miliknya. “hati-hati ya anak-anak, jangan rebutan kalo mau salim”, GDBUKK~ “hueee ToT”, seungri menangis karena jatoh. “uda di blang kan, hati-hati”,ucap bu han di selipi tawa.

 

—END—

 

 
3 Komentar

Ditulis oleh pada April 4, 2011 inci ALL FANFICT, HUMOR

 

Tag: ,

Galeri

FF Big Bang + DGNA eps. 2

Annyeong ..

Aya balik lagi mau lanjutin FF Big bang + DNA ..

Mian kalo ceritanya gaje.. Hahaha

NB: anggap saja iklim di seoul sama dengan iklim di indonesia **author mau seenak jidatnya** hehehe

NO COPAS, ND NO SILENT READERS…

Tittle : anything anybody

genre : romance

casts :

– Aya GD’apple as park hye soo

– Kwon jiyong as himself

– Karam DNA as himself

– Jay DNA as himself

– Seung hyun as himself

– Seungri as himself

– Taeyang as himself

– Daesung as himself

– D-lite ika chan as lee hye ran

– Ega hyukieVI as lee hyo hee

– mika DNA as songsaenim

– injoon DNA as songsaenim

author : Aya GD’apple

=lets read=

last eps <>

“ini.. Ada namja yang berbuat iseng pada hye soo”,jawab hye ran. “siapa dia? Siapa yang berani berbuat seperti ini? Cari gara-gara rupanya orang itu”,jay mengepal tangannya serasa ingin menghantam sesuatu. “namanya jiyong, dia kakak kelas kita di tingkat 2, anak dari pemilik sekolah ini”,jawab hye ran lagi. “…”,jay terdiam dan tak berkata apa-apa. “waeyo kau diam? Kau takut?”,tanyaku mulai berbicara. “hehehe, yang tadi cuma emosi sesaat kok!”,jay tersenyum kuda kepadaku dan yang lainnya. Gdubraak..

**

3 hari telah berlalu, tapi aku masih saja di perlakukan semena-mena oleh jiyong si tengik itu!

Saat pulang sekolah…

Aku merapikan semua alat tulis yang aku bawa dan memasukkannya kedalam tas. Ketika ku memeriksa kolong meja, kutemukan sepucuk surat berwarna hitam dan di goresi pena berwarna putih. Kubuka surat itu dan membacanya.

To : gadis phabo

from : jiyong

‘jika kau ingin sahabatmu selamat, temui aku di gudang sekolah tepat pukul 1 siang, jika kau terlambat, aku tidak bertanggung jawab, jika sahabatmu ini pulang dengan wajah memar dan lebam’

mwo?? Apa ini? Dia ingin menerorku? Sahabat mana yang ia maksud? Kulihat teman-teman di sekelilingku. Hye ran? Dia masih sibuk menghapus papan tulis. Jay dan karam duduk di depan kelas. Lalu siapa?

Aiigo?! Daesung! Ommona ! Ini jam berapa? Astaga! 5 menit lagi pukul 1 siang. Aku harus menyelamatkan daesung! Ku berlari menuju gudang yang tempatnya di belakang sekolah. BRAAAK. Kutendang pintu gudang dan mendapati daesung duduk terikat dan mulutnya di sumbat kain. Ku melangkah setapak demi setapak memasuki ruangan itu. BRAAK.. Pintu itu tiba-tiba tertutup sendiri. “hahaha,akhirnya kau datang juga”,ujar seorang namja berpakaian serba hitam. Ku menjuruskan pandangan pada namja itu. “ji..jiyong!”. “ne, aku jiyong! Ternyata… Kau setia kawan juga rupanya!! Taeyang, ikat dia”,jiyong menjentikkan jarinya dan dari arah selatan, taeyang datang membawa seutas tali dan kursi. Seung hyun menggenggam tanganku dan Memaksaku untuk duduk. Aku yang sudah tidak tahan di perlakukan seperti ini, akhirnya memberontak. Ku tendang perut sixpack taeyang dan ku gigit tangan seung hyun, sehingga seung hyun melepas tanganku. “ahh”,taeyang mengerang kesakitan. “yya! Kalian pikir aku tidak bisa melawan kalian hah? Selama ini aku selalu sabar menghadapi namja-namja seperti kalian, tapi sekarang tidak! Ayo kalau kalian berani, majulah!”,ku keluarkan jurus kuda-kudaku dan mengepal tanganku. “mwo? Berani sekali kau! Seungri, hajar dia!”,perintah jiyong. “hiaaaaattt….”,seungri berlari ke arahku dan mengarahkan pukulan ke wajahku. SETT… Pukulannya melenceng dan mengenai seung hyun yang ada jauh di belakangku. “arrrggh, kau ini bagaimana sih? Kenapa aku yang kau pukul?”,seung hyun menjitak kepala seungri. Seungri hanya cengengesan. “hehe, mianhae hyung!”.

“yya! Kalian ini phabo! Tangkap dia!”,perintah jiyong lagi. Seungri, taeyang dan seung hyun mengepungku. Hingga akhirnya taeyang dapat meraih tanganku Dan melipatkan tanganku kebelakang. “arrrgghh”,teriakku kesakitan. “hahaha, kena kau sekarang”,ujar taeyang seraya mengikat tanganku di kursi. Setelah itu jiyong mendekatiku dan mondar-mandir di depanku. Tak sampai 5 menit, jiyong berhenti di hadapanku dan membungkukkan badannya dan mensejajarkan wajahnya dengan wajahku. Dia menatapku lekat-lekat. Keringat dinginku mulai mengucur melalui pori-pori kulitku. Bisa di katakan jarak antar wajah kami hanya 5cm. CUUPP.. Jiyong mengecup bibirku. Ciuman pertamaku. Ommona!! Aku tersentak kaget di buatnya.. Bukan hanya aku, seung hyun, seungri, taeyang dan daesung pun kaget di buatnya.. “ini adalah hukuman bagi yeoja yang berani melawanku”,bisiknya di telingaku. “yya! Kau… Kau berani-beraninya menciumku hah! Dasar kau namja gila. Eerrghh, lepaskan tanganku! Lepaskan!”,aku memberontak hebat. Tiba-tiba. . . BRAAAK..

Pintu gudang terbuka. Kami yang berada di dalam gudang, terkejut melihat beberapa orang berdiri di luar. Mereka tak lain hye ran,Jay, karam, mika songsaenim dan seorang yeoja paruh baya Yang ku tak tau siapa dia.

“jiyong! Apa yang kau lakukan?”,teriak yeoja itu. “eomma…”,jiyong tampak kaget saat melihat eommanya. Heh? Eomma? Jadi itu pemilik sekolah ini?? Yeoja itu berjalan mendekat ke arahku dan jiyong lalu menjewer telinganya. “apa yang kau lakukan hah!! Dasar anak nakal!”, “ampun eomma! Ampun!”,yeoja itu pun menarik telinga jiyong dan membawanya pergi. Jay,karam dan hye ran membantuku dan daesung melepas ikatan kami. Sedangkan mika songsaenim memarahi taeyang, seung hyun dan seungri yang terlibat dalam penyekapan ini. “kalian bertiga, ikut saya ke kantor! Cepat!”,perintah mika songsaenim. Merekapun pergi dalam kondisi lebam, terutama seung hyun yang terkena bogeman mentah dari seungri.

“kau tak apa-apa kan hye soo?”,tanya jay. “ne gwenchana.. Kau tak apa-apa daesung?”,tanyaku pada daesung. Daesung menggeleng perlahan. “kenapa kalian bisa tau aku ada disini”,tanyaku sembari merapikan rambutku yang berantakan.

“sudah, nanti aku ceritakan. Sekarang, ayo kita pulang! Kajja!”,ajak hye ran. Aku pun mengangguk.

**

setelah selesai mandi, seperti biasa aku berdandan sedikit, maklumlah, kini aku harus bisa berpenampilan lebih dewasa di bandingkan sewaktu SMP dulu. Ku tepuk-tepuk spons bedak ke wajahku. Ku poleskan lip gloss di bibirku. Saat ku sentuh bibirku, aku teringat lagi kejadian tadi siang. Jiyong !!! Kau membuatku gilaaa !

**

keesokan harinya …

Seperti biasa, aku, hye ran, karam, jay dan daesung berbincang-bincang di taman saat jam istirahat. Kami bercanda bahkan tak sungkan meledek kekurangan masing-masing. “dae..dae.. Wajahmu sudah tersiksa, malah tambah di siksa lagi oleh jiyong. Hahaha”,hye ran menepuk-nepuk pundak daesung. “issh, bilang saja kalau aku tampan! Tak usah menyindirku begitu… Aku tersungging mendengarnya!”,jawab daesung agak sinis. “hehe, mianhae”, “ne… Hahaha”,jawab dae sambil tertawa. “heh, itu sepertinya jiyong dan teman-teman segenknya datang kemari”,jay turun Dari atas pohon dan menjatuhkan teleskop kesayangannya. “yya! Kalian mau apa kemari!”,tanya karam sambil melipat kedua tangannya. “begini, kami mau minta… Em..em..em”, seungri langsung membekap mulut taeyang yang asal ceplos. “mau minta maaf?”,tanya jay sedikit sombong. Aku hanya terdiam dan tak dapat menggerakkan bibirku. “heh! Siapa bilang kami mau minta maaf! Aku cuma mau bilang, kalau kita masih ada urusan! Ini belum berakhir ya!”,jiyong menunjuk-nunjuk jarinya mengancam kami berlima. “ehem..ehem”,ibu pemilik sekolah ini tiba-tiba datang dan menggeram. “eh..eomma.. Ini juga mau minta maaf kok”,jiyong mulai bersikap baik terhadapku. “hye soo, daesung.. Jeongmal Mianhae”,ujar jiyong diikuti taeyang, seungri, dan seung hyun. “bagus”, eomma jiyongpun langsung pergi dan berlalu.

**

– jiyong pov –

“braakk~ aish sial sekali hari ini ! Kita di buat malu di hadapan anak-anak lain!”,ujar jiyong sambil menggebrak meja di kelas. “sabar jiyong ssi, aku punya cara untuk membalaskan dendam Kita pada bocah-bocah tengik itu!”,saut taeyang sembari memohakkan rambutnya. *mohak apaan ya?*. “mwo? Katakan!”,tanya jiyong penasaran. Taeyang pun membisikkan sesuatu di telinga jiyong. “stgdlkjkhgfdsdmgtpmgagdh”, jiyongpun mengerti akan rencana buruk taeyang. “ahahaha, its a good idea”.

**

– author pov –

“sesuai jadwal tahunan sekolah,, maka minggu depan sekolah kita akan mengadakan pendakian di gunung Bukhansan.. *idih nyeremin ahh… merapi aja !plak* Jadi persiapkan diri kalian sebaik mungkin.. Arraseo?”,ujar mika songsaenim saat memberikan pengarahan di aula sekolah. “hye soo, kita beli peralatan hiking bersama yaa..”,ujar jay yang duduk di sebelah daesung. “aku juga..aku juga”,hye ran dan karam menimpali. Namun daesung hanya diam *polos banget ni anak?* “kau juga mau ikut dae?”,tanya jay sembari mengalungkan tangan kirinya di leher daesung. Daesung hanya mengangguk polos.

**

“jiyong ahh~ kau sedang melihat apa??”,tanya seung hyun. Mata jiyong hanya tertuju pada hye soo dan teman-temannya. “hmm,apa kau menyukainya?”Tanya seung hyun lagi. “heh? Anniyo.. Bukan itu.. Aku punya ide untuk membalaskan dendamku. Aku tau kapan akan melancarkan serangan ke kubu mereka! Hahaha”,jiyong tertawa. Seung hyun hanya mengernyitkan alisnya karna ia sendiri tak tau rencana apa yang sudah di buat oleh jiyong..

***

sehari sebelum acara hiking dimulai, para siswa telah gencar membeli peralatan hiking, tak terkecuali hye soo dan tman-temannya. “lihat ini, ranselnya bagus kan?”,hye ran memperlihatkan penemuannya. “ish, ini jelek.. Nah, ini.. Baru bagus! Ya kan hye soo?”,jay tak mau kalah. “pilihan kalian semua kalah dari pilihanku.. Ini coba lihat, tas ransel pilihanku lebih pas..”,ujar karam. “hahaha, sudah,sudah, selera kita kan berbeda, tp semuanya bagus kok.. Hm, aku mau ransel yang di pilih karam deh.. Lebih kecil dan tidak terlalu berat..”,ujar hye soo. Berbeda dengan hye soo, hye ran, jay dan karam, daesung malah asik memilih sepatu. Saat daesung menemukan sepatu yang sesuai seleranya, ia pun mencoba sepatu itu, Ia kenakan lalu jingkrak-jingkrak di depan cermin. “awww”,jerit seseorang. Daesung lalu melihat siapa orang itu. “ommona… Ji..ji..jiyong?”. “heh? Kau lagi! Kenapa kau injak kakiku hah! Phabo!”,bentak jiyong. Seluruh pengunjung G.market terkejut dan mengalihkan pandangan mereka ke arah daesung dan jiyong. “yya! Lihat..anak sombong itu datang lagi.”,ucap hye ran seraya menepuk pundak karam. “mwo?”,saut jay,karam dan hye soo secara bersamaan. “issh!! Sepatuku jadi rusak gara-gara kau! Cepat ganti rugi”,bentak jiyong lagi. “iaa,ayo ganti rugi”,sambet seungri sembari mendorong tubuh daesung yang akhirnya membuat daesung terjatuh ke lantai. Tak ada sedikitpun perlawanan darinya. “yya! Kau apakan daesung hah?”,teriak karam. Aura bengis pun terpancar dari wajah jiyong. Jiyong menghampiri karam lalu menarik kerah bajunya. “hah? Kau itu masih kecil, tapi berani melawanku rupanya! Hiaah..”, jiyong mengarahkan pukulannya ke wajah karam, namun sudah di halangi hye soo. “hentikan!!! Jiyong ssi~Aku mohon jangan lakukan itu di sini.. Ini tempat umum! Kau tak tau malu hah?? Kau memang berkuasa di sekolah, tapi tidak disini”,ujar hye soo datar. Jiyongpun melepaskan karam dan pergi dengan wajah yang kesal. “huu… Dasar tak tau malu!!”,seru hye ran. “gwenchanayo?”,tanya hye ran sembari merapikan kemeja karam. “ne, gwenchana”.

**

31 December 2010

hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu para siswa, mereka akan mengadakan hiking bersama satu sekolah di gunung bhukshan, sebelum berangkat, para siswa di minta mengecek perlengkapan mereka dan mengabsenkan diri. “yya! Apa kita satu bis dengan jay dan karam?”,tanya daesung sambil mengunyah roti. “anni.. Aku rasa tidak.. Kita kan beda kelas!”,jawab hye ran singkat. “kyaaa~ternyata kelas kita gabung dengan kelas jay dan karam. Horee…”,hye soo tiba-tiba datang membawa secarik kertas berisi daftar nama siswa di bis 4. “darimana kau tau?”,tanya hye ran. “ini, lihatlah…”,hye soo memperlihatkan kertas itu penuh semangat. “yes!! Eh,Tapi lihat! Di nomor 41-44 !”,hye ran menunjuk absensi. “mwo?? Kwon jiyong? Seungri? Taeyang? Seung hyun?”, hye soo sedikit tidak percaya. Kenapa bisa mereka satu bis dengan jiyong?

– hye soo pov –

begitu terkejutnya aku ketika melihat daftar nama jiyong dan teman-temannya itu. Heuh~sepertinya perjalananku akan sial kali ini.

“kajja semuanya, masuk ke bis masing-masing yaa..”,perintah injoon songsaenim selaku koordinator perjalanan. Kami pun langsung bergegas masuk ke bis agar tidak berebutan tempat. Aku duduk bersama hye ran. Sedangkan jay duduk bersama karam. Dan daesung terlihat duduk bersama yesung, teman sekelas jay. “yya! Kalian berempat pindah! Aku dan teman-temanku ingin duduk disini!”,teriak seorang namja di bagian depan bis. Aku langsung memusatkan perhatianku pada namja berkacamata hitam itu. “mwo? Jiyong? Apa-apaan dia? Dasar tak tau sopan santun!”,gerutuku. Aku alihkan pandanganku ke belakang, tempat daesung duduk. “aiigo! Dae! Kau banyak sekali bawa makanan?”,tanyaku Sambil geleng-geleng kepala. “hye soo, lihat ini!”,jay memanggilku sembari mengibas-ngibaskan sebuah majalah bercover donghae. “huwaaa~ donghae?? Sini, aku pinjam !”,teriakku sembari melambai-lambaikan tanganku. “tangkap yaa…”,perintahnya. HUUUP… Seseorang menangkap majalah itu terlebih dahulu. “taeyang?”. “waahh, kau ngefans sama donghae ya?hahaha”,taeyang cekikikan. “memang kenapa kalau aku mengidolakan dia??”,tanyaku agak sinis. “kenapa donghae? Seharusnya kau mengidolakan jiyong! Hahaha. Jiyong kan model juga!”,ujar taeyang sedikit sombong. “yya! Apa peduliku? Mau dia model kek! Mau artis papan terbalik kek! Yang penting aku mengidolakan donghae!”,jawabku dengan volume yang keras. Seketika jiyong yang sedari tadi duduk di depan, langsung bangun dan berjalan ke belakang. “apa? Apa kau bilang?”,jiyong menanggalkan kacamatanya dan menggantungkan di jaketnya. “apanya yang apa? Model tak dikenal. Hahaha”,ledekku. Jiyong yang tidak terima langsung berjalan semakin dekat ke arahku. NGEEENG Bis pun berjalan tanpa aba-aba, dan jiyong yang tidak berpengangan pada apapun akhirnya menindih daesung yang tengah asik mengemut lolipopnya. Alhasil daesung dan jiyong saling bertatapan. “mwo?? Apa kau liat-liat?”,jiyong langsung bangun dan berjalan kembali ke tempat duduknya.

Setelah 2 jam perjalanan, akhirnya kami sampai juga …

“huaaah~ akhirnya sampai juga..”,aku turun dari bis dan langsung meregangkan otot-ototku yang keram. “hye soo, sejuk yah?”,karam mendekatiku lalu ikut meregangkan otot-ototnya. “hahaha, ada anak kampung disini”,ledek seung hyun. “hahaha..”,jiyong ikut tertawa.

“ne, chaje.. Kita sudah sampai, persiapkan diri kalian. Mika songsaenim akan membagi kalian dalam bentuk kelompok. Setiap bis, akan dibagi menjadi 4 kelompok.. Setiap kelompok terdiri dari 10-11 orang”,ujar injoon songsaenim menggunakan pengeras suara. “ne”,jawab kami serempak.

**

“hyaa~akhirnya kita berlima satu kelompok yaa! Dan lebih beruntungnya lagi, kita tidak satu kelompok dengan mereka itu tuh!”,hye ran melirik jiyong dan teman-temannya. “hahaha ne, kajja.. Kita ikuti mika songsaenim!”,ajak hye soo. Perjalanan yang sangat, amat melelahkan pun akan segera di mulai. Dari awalnya mereka berjalan di jalan setapak, hingga akhirnya mulai menaiki kaki gunung dan sampai pada bukit, lalu hutan yang ada di gunung bhukhsan mereka lewati penuh canda tawa.. “nah, mulai dari sekarang, kita akan berjalan sesuai dengan kelompok masing-masing.. Kelompok pertama yang berjalan terlebih dahulu adalah kelompok yang di ketuai oleh jiyong. Lalu yang kedua adalah kelompok yang di ketuai oleh yesung, Lalu kelompok yang di ketuai hye soo. Blablabla”,ujar mika songsaenim. “ne”,merekapun mulai berjalan sesuai kelompok masing-masing.

**

“jiyong ssi~ bagaimana kalau kita lancarkan serangan sekarang?”,tanya taeyang licik. “haha,tentu saja..”,jawab jiyong sembari membuka jalan yang terhalang dedaunan.

**

“eumh.. Ahh.. Hosh..hosh..”,jay ngos-ngosan ketika menaiki bukit. “kalian lelah? Beristirahatlah dulu.. Perjalanan kita masih jauh”,perintah hye soo. “tapi, apakah kita tidak tertinggal nanti?”,tanya daesung. “anni~aku sudah berkali-kali datang ke tempat ini.. Aku tau kemana kita harus berjalan..”,jawab hye soo. Akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil makan cemilan yang di bawa daesung.

**

“sipp?”,seungri mengarahkan jempolnya jempolnya ke arah jiyong,taeyang dan seung hyun. “nah, selesai juga ! Di jamin mereka akan tersesat! Hahaha”,ujar taeyang sambil membersihkan tangannya dari kotoran. “kajja! Kita lihat sembunyi! Sepertinya mereka sudah datang!”,seung hyun memberi aba-aba Untuk bersembunyi di semak belukar. “heuh~setelah ini kita kemana?”,tanya karam. “hmm..kita lurus saja”,jawab hye soo sembari mengelap keringatnya. “loh? Bukannya itu tandanya mengarah ke kanan?”,daesung menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “hahaha, kalian jangan percaya tanda itu! Sepertinya ada yang mengerjai kita”,ucap hye soo lagi. Mendengar hal ini, jiyong langsung keluar dari persembunyiannya dan menghampiri hye soo dan teman-temannya. “kau itu sok tau! Kalau arahnya ke kanan, ya kekanan! Phabo!”,tiba-tiba jiyong datang memotong pembicaraan mereka. “heh?Jiyong? Kau? Kau kenapa bisa di sini? Ahh, jangan-jangan kau yang mengerjai kami ya! Cepat katakan!”,bentak karam. “ahh, berisik!”,jiyong mendorong tubuh karam hingga terperosok ke dalam jurang. “omona! Karam, pegang tanganku!”,hye soo mengulurkan tangannya dan menarik tangan karam. “jay,bantu aku! Ppali! Eerrgghh”,hye soo berusaha menarik tangan karam di bantu jay, hye ran dan daesung. Sementara itu jiyong lari bersama seung hyun, taeyang dan seungri. “yya! Kalian mau kemana hah!”,teriak jay. “hiaaah, ehhh.. Hosh hosh hosh”,akhirnya karam bisa di selamatkan. “gwenchanayo?”,tanya hye soo. “ne, tapi arrgh.. Kakiku.. Terkilir..”,ujar karam sembari memegang pergelangan kakinya. “ya sudah, sini biar aku bantu memapahmu”,hye soo langsung mengalungkan tangan karam di pundaknya, di bantu jay.

-karam pov-

“aigo! Hye soo..kau.. Kau”,gumamku dalam hati, sebelumnya aku tidak pernah di perhatikan seperti ini olehmu.. Jantungku di buat berdebar.. Ada apa ini? Kuperhatikan terus wajahnya yang Terlihat kelelahan. “AAAAAAAAAAAA”,sebuah teriakan histeris terdengar sampai ketelinga ku. “ahh, itu..itu suara jiyong”,hye soo berbicara pelan. “ahh, daesung, kau tolong papah karam sampai di puncak, aku ingin melihat orang yang berteriak tadi. Arraseo!”,hye soo langsung berlari ke arah suara itu. “tapi…”, “gwenchana! Jangan khawatirkan aku! Aku pasti menyusul kaliaaaan!”.

**

– hye soo pov –

“tolongg..tolongg..”, semakin lama, suara itu semakin keras terdengar. “siapapun tolong aku!”,lagi-lagi suara itu terdengar. Ku amati setiap tempat di hutan dan kulihat ada sepasang tangan yang berpegangan pada sebuah akar pohon yang besar. Kutengok ke bawah dan kulihat jiyong tengah berusaha naik ke atas, namun nampaknya ia tak sanggup. “yya! Pegang tanganku!”,perintahku. Jiyongpun meraih tanganku dan langsung kutarik sekuat tenaga,hingga tubuh jiyong bisa naik ke atas. “hah..hah..hah”,nafas kami terengah-engah berpaduan. “hye soo, gomawo sudah menyelamatkan nyawaku”,ujar jiyong pelan. “ne, cheonmaneyo”,jawabku. “hye soo, mianhae selama ini aku telah berbuat jahat padamu..”

“hah,, sudah?? Kajja bangunlah! Hari sudah mulai sore! Nanti kita tidak bisa sampai di puncak karena hari mulai gelap!”, aku langsung membenahi ranselku dan meneruskan perjalananku. “yya! Jakkama!”,jiyong mengikutiku dari belakang. Berjam-jam aku mendaki, hingga akhirnya kami berdua sampai di puncak. “huaaah~akhirnya sampai juga! Loh, yang lain kemana?”,gumamku. Aku langsung duduk di sebuah batu besar bagaikan kursi di taman kota. “hah..sudah lama aku tidak kemari, suasananya masih tetap sama”,kurentangkan tanganku dan berbaring di batu besar itu. Jiyongpun menghampiriku dan mulai mengajakku berbicara, karena selama perjalanan tadi, kami tak berbicara sepatah katapun. “hye soo, kau marah padaku?”,tanya jiyong. “hah! Buat apa aku marah padamu.? Tak ada gunanya!”,jawabku seraya menghirup udara dingin. “hm, gomawo yaa, kau sudah memaafkanku!”, “hahaha, aku paham, kau itu anak manja, yang hanya Bergantung pada eommamu! Kau tak pernah merasakan pahit getirnya hidup!”,ujarku sedikit menggurui. “ne,ne,ne, aku sadar itu.. Hm,oia, kau sepertinya tau seluk beluk tempat ini?”,tanya jiyong seraya menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. “hm,tentu.. Dulu ayahku seorang bagpacker.. Ia selalu mengajakku ketempat ini. Dan kau tau? Ini adalah tempat favoritku bersama ayahku.. Jadi,walau kau mengerjaiku dengan tanda panah penunjuk jalan tadi, aku tak akan terpengaruh. Haha”,ujarku. “ohh..hehe..”.

CUUUUUUUUUUIIITTTTT DUAAAAAAR… Suara kembang api menggelegar di awan. Ku langsung bangun dan berdiri menghadap pemandangan di kota, begitu indahnya kota seoul di malam hari. Binar-binar lampu, suara gemuruh kembang api. Eits, aku hampir lupa.. Hari ini adalah malam pergantian tahun.. “HAPPY NEW YEAR”, teriakku sekencang-kencangnya. Jiyong yang baru menyadarinya, juga ikut-ikutan berteriak “HAPPY NEW YEAR”,

“HAPPY NEW YEAR”,teriak segerombolan orang. Aku berbalik badan dan melihat semua teman-temanku baru Tiba di puncak. Aku langsung memeluk ke empat sahabatku.. “hye soo, ayo kita main kembang api!”,ujar daesung sembari merogoh isi tasnya. Ia mengeluarkan kembang api yang ia bawa dari rumah. “kyaaa~kajja! Kajja!”,jay langsung menjambret kembang api yang masih terbungkus rapi. Kami pun menikmati malam pergantian tahun di sini. Malam ini akan menjadi malam yang paling bahagia di hidupku. Aku melewati malam pergantian tahun di tempat favoritku, lalu berbaikan dengan jiyong dan tentunya aku bisa lebih dekat dengan sahabat-sahabatku.

#TO BE CONTINUED#

kritik dan saran di terima .. Jgn lupa RCL yah ..

 

Tag: , ,

Galeri

Bawang Dae Nd Bawang Yong

tittle : BAWANG DAE nd BAWANG YONG

genre : comedy ala kadar

cast :  daesung       , jiyong       , seungri       , taeyang,       TOP

cakka / author : Aya GDarappler

setting : perkampungan jaman dulu

point of view : cakka / author

 

 

“CERITA RAKYAT JELALATAN #plak# maksudnya CERITA RAKYAT JELATA”

 

 

Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang dae. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang dae(tabi) hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang dae (taeyang) sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang dae sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda bernama victory yang memiliki anak bernama Bawang Yong. Semenjak ibu Bawang dae meninggal, victory sering berkunjung ke rumah Bawang dae. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang dae membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Dae dan ayahnya mengobrol. Akhirnya tabi berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikahi saja victory supaya Bawang dae tidak kesepian lagi. Maka tabi kemudian menikah dengan victory. Mulanya victory dan bawang yong sangat baik kepada Bawang dae. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang dae dan memberinya pekerjaan berat jika tabi sedang pergi berdagang. Bawang dae harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang yong dan ibunya hanya duduk-duduk saja. “umma… nanti kita ke salon yaa..”, ajak bawang yong. “ne..”,saut victory seraya membersihkan kukunya yang kotor. Tentu saja tabi tidak mengetahui apa yang di lakukan victory dan bawang yong kepada  anak semata wayang kulitnya *plak* , bawang dae, karena Bawang dae tidak pernah menceritakannya.

Suatu hari tabi jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang yong dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang dae. Bawang dae hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum ayam berkokok, untuk mempersiapkan air panas dan sarapan bagi Bawang yong dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, mencabuti bulu kaki ibu tirinya *plak* dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang dae selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri .

***

Pagi ini seperti biasa Bawang dae membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. “daebagigun! (daedaedae)daebagiya!

(sesese)sesangsaram modeun iga daebagiya~

hyeongnimdo daebag~(daebak) eonnido daebag~(daebak)

neodonado urimodu daebagiya~”

 

Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang dae segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang dae tidak menyadari bahwa salah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju keakungan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. “aigoo!! Ommona!! Baju kucel milik victory umma.. ottokhe? Ottokhe?”, Bawang dae panik.. ia menjambak-jambak rambutnya. Bawang dae akhirnya mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada victory.

“Dasar ceboroh!! Ehh, ceroboh!!!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?” . “tapi itukan baju kucel.. beli saja yang baru!!”, ujar bawang dae. “mwo?? Beli katamu? Memangnya beli baju pake gigi? Umma mana punya uang!! Heuh ==”! cepat cariiiiiii”,bentak victory.

 

Bawang dae terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Matahari sudah mulai meninggi, namun Bawang dae belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang kacamatakodoknya , dan dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang dae melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang dae bertanya:  “annyeong, apakah ajjushi melihat baju kucel yang hanyut lewat sini? Karena aku harus menemukan dan membawanya pulang.”

“ apakah  bentuknya kucel , warnanya putih kecoklatan dan bau busuk?”, tanya ajjushi sang pengembala. “ho.oh.. betul..betul..betul..”,jawab bawang dae seraya mengangguk. “mianhae,, ajjushi tidak lihat!!”

GUBRAKK

“kata ajjushi, tadi ajjushi lihat!!”,tanya bawang dae. “memang ajjushi bilang melihatnya? Tadi ajjushi hanya bertanya. Karna ajjushi juga punya baju kucel seperti itu”,saut ajjushi itu lagi. “Baiklah kalau begitu ajjushi, terima kasih!” kata Bawang dae dan segera berlari kembali menyusuri tepi sungai.

**

 

Hari sudah mulai gelap, Bawang dae sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang dae kelaparan. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang dae segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.

“Permisi…!” kata Bawang dae. Seorang perempuan tua membuka pintu.

“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.

“Aku Bawang dae nek. Tadi aku sedang mencari baju kucel milik ibu aku yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah aku tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang dae.

“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari wujudnya dekil? Kucel??” tanya nenek.

“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang dae.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di kaki nenek saat nenek mandi di sungai. Akung sekali , padahal aku sangat menyukai (?) baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.

Bawang dae berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang dae pun merasa iba.

“Baiklah nek, aku  akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja melihat wajahku yang kusem,” kata Bawang dae dengan tersenyum.

 

Selama seminggu Bawang dae tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang dae membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang dae.

“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Walaupun rupamu agak kusem.. *plak* Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.

Mulanya Bawang dae menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang dae memilih labu yang paling kecil. “Aku sebenarnya ingin membawa labu yang besar, tapi karna aku tidak membawa mobil, terpaksa aku bawa yang kecil saja, aku takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang dae hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang dae menyerahkan baju kucel milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang dae ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak “DAEBAKIYA” saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang yong yang dengan serakah langsung merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang dae untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang dae pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang dae, bawang yong dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang yong yang akan melakukannya. Singkat cerita akhirnya bawang yong sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang dae, bawang yong pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang dae yang rajin, selama seminggu itu bawang yong hanya bermalas-malasan, tidur mendengkur, main playstation *gaul euy*, nonton drama korea *LOL*. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang yong untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang yong. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang yong memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang yong mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.

Sesampainya di rumah bawang yong segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang dae akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang dae untuk pergi ke sungai untuk mencuci kaos kaki milik bawang yong yang sudah seminggu belum di cuci. Dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut *belah labu buu?*. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan ribuan lusin baju kucel yang baunya menyengat hingga membuat victory dan bawang yong pingsan tak sadarkan diri.

 

END~~~

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 9, 2011 inci ALL FANFICT, HUMOR, ONESHOOT

 

Tag: