RSS

Arsip Kategori: FAMILY

[FANFICTION] Dae Guk Nam Ah ~ u always be my son [ENGLISH n INDONESIA trans]

TITTLE : U ALWAYS BE MY SON

RATING : GENERAL

CAST :

– Karam a.k.a Park Hyun Chul

– Jay a.k.a Jeon Jihwan

– Injoon

– Author a.k.a Park Hye Soo

ini adalah ff pertamaku pake english translate, mianhae kalo english nya rada-rada ga nyambung, soalnya baru blajar. grammarnya masih acak kadut.. kekeke

this is my first fanfiction use english translate, sorry if the grammar was messy. hehehe

happy reading

===

Hyun chul adalah pria muda dan belum menikah. Namun siapa sangka, ia ingin sekali memiliki anak di usianya yang masih muda tanpa adanya ikatan pernikahan. Ia mengadopsi seorang anak di sebuah panti asuhan milik temannya.

Hyun-chul is a young man and unmarried boy. But who would have thought, he wanted to have children at a young age without the bond of marriage. He adopted a child in an orphanage owned by his friend.

“bagaimana? Apakah aku bisa mengadopsi anak ini? Anak ini lucu sekali. Aku ingin merawat dan enmembesarkannya sdirian”, ucap hyun chul. “apa kau yakin ingin merawat anak ini? Kau kan belum menikah? Apa tidak merepotkanmu?”,Tanya injoon sahabatnya sekaligus pemilik panti asuhan itu. “anniyo,, aku tulus ingin merawatnya. Tidak salah kan, jika aku memiliki anak sebelum menikah? Lagi pula, aku belum mendapatkan seseorang yang tepat untuk mendampingiku”,jawab hyun chul singkat. Injoon hanya mengangguk.

“How? Could I adopt this child? He was so funny. I want to care for and raising him alone”, hyun chul said. “Are you sure you want to take care of this child? You’re not married? Do not bother you?”, injoon ask his friend and owner of the orphanage. “Anniyo, I sincerely want to take care of him. Not one of you, if I have kids before marriage? Besides, I do not get the right person for being there with me”, hyun chul replied briefly. Injoon just nodded.

========

“hyaa… ini rumah barumu anakku… mulai sekarang, kau adalah anakku, hmm.. aku akan memberimu nama jeon jihwan. Aku akan memanggilmu dengan sebutan jihwan saja. Arraseo? Uuhh.. lucunya..”, hyun chul menggendong dan sesekali mencium pipi jihwan yang masih berumur 8 bulan.

“Hyaa… this  is your new house from now on, you are my son, hmm .. I’ll give you the name jeon jihwan. I’ll call you as jihwan only. Arraseo? Uuhh .. funny ..”, hyun chul arms and kissed jihwan’s cheek occasionally as young as 8 months.

====

8tahun kemudian……

2 bulan yang belakangan ini , jihwan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat jihwan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga hyun chul membawa jihwan ke klinik untuk disuntik. Tetapi akhirnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik- bintik merah. Dokter tersebut menyarankan hyun chul untuk membawa jihwan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, jihwan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Jihwan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena hyun chul merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung jihwan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung jihwan.

8years  later … …

2 months lately, jihwan started having nosebleeds. On a morning when jihwan was washing his face, he realized that the water washing his  face was full of blood which was derived from his nose. In many ways it could not stop the bleeding. So hyun chul bring jihwan to the clinic for injections. But in the end of the injection site was also pull out blood and did not stop. His thigh is start popping up red spots. Doctors are advised to bring jihwan to the hospital for examination. Once arrived at the hospital, jihwan not get the number because the queue was long. Jihwan only sit in a chair alone that long to cover his nose. Blood coming out of his nose like water continues to flow and flooding floor. Because hyun chul feel bad , then he take a small basin to accommodate the blood coming out of jihwan’s nose. It was not until ten minutes, a small basin has been filled with blood coming out of jihwan’s nose.

Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa jihwan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa jihwan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya yang besar. Hyun chul mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Hyun chul hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Hyun chul akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

The doctor  who sees these circumstances quickly brought jihwan for inspection. After review, the doctor stated that jihwan exposed to malignant leukemia. Treatment is very expensive disease that requires a high cost. Hyun-chul began looking anxiously at his  son who was lying weakly in bed. Hyun-chul has only one intention is to save his son. With various ways to borrow money to relatives and friends and it turns out, the money collected is very lick. Hyun-chul finally took the decision to sell his house which is the only treasure. But because the house is too dirty, in a short time could not find a buyer.

Melihat mata hyun chul yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati jihwan merasa sedih. Pada suatu hari jihwan menarik tangan ayahnya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. “Appa, aku ingin mati”. Hyun chul dengan pandangan yang kaget melihat Jihwan, “Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati? kenapa harus berkata seperti itu?”. “Aku adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa aku tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah aku keluar dari rumah sakit ini.”

Seeing the sad hyun chul’s eyes and cheeks that were increasingly thin. In the heart , jihwan feel sad. On a day of exciting his father, tears flowed when his words have not been ejected. “Appa, I want to die”. Hyun-chul with views of the startled look Jihwan, “You’re only 8 years old ,why you must say that?”. “I was a child had picked up, everyone said I was not precious lives, it is not compatible with this disease, let me out of this hospital.”

Suatu hari secara diam-diam , Jihwan mewakili appanya menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Jihwan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada appanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Jihwan berkata kepada hyun chul: “Setelah aku tidak ada, kalau appa merindukan aku lihatlah foto ini”. Hari kedua, hyun chul menyuruh hye soo kekasihnya untuk menemani Jihwan pergi ke kota dan membeli baju baru. Jihwan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Hye soo memilihkan satu celana panjang berwarna putih dengan corak polos. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Jihwan kemudia memakai baju barunya dengan pose setampan mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Jihwan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin. “appa, umma, aku ingin kalian cepat menikah, arraseo? Aku mohon untuk terakhir kalinya, kabulkan permohonanku appa.. umma..”,ujar jihwan seraya menitihkan air matanya.

One day secretly,  Jihwan represent his father signed certificate maintenance release. Eight-year-old child was also regulate everything connected with the funeral itself. That same day after returning home, Jihwan who since childhood has never had a request, it asked for  two days an application to his father. He wants to wear new clothes and take pictures. Jihwan said to hyun chul: “After I’m gone, if you look at misses me, let see this picture.” The second day, hyun chul told to his girlfriend (hye soo) to accompany Jihwan go into town and buy new clothes. Jihwan  choose the clothes himself. Hye-soo pick one white trousers with a plain style. So try and not willing to let go. Then the three of them arrive at a photo studio. Jihwan then wear new clothes to pose as handsome as may struggle to smile. However he tried to smile, in the end could not hold back her tears flowing out. Jihwan would like a sheet of loose leaf from the tree and disappeared in the wind. “Appa, umma, I want you to get married soon, arraseo? I beg for the last time, turn down please Appa .. umma .. “, jihwan  said while shed tears.

Pernikahan hye soo dan hyun chul akhirnya di gelar walaupun dengan kesederhanaan, ini karena desakan jihwan yang ingin segera melihat appanya memiliki pendamping disaat ia tak ada nanti. Ia berjanji pada Tuhan, bahwa ia akan menjadi anak yang baik untuk appa yang telah membesarkannya penuh cinta dan kasih sayang. Sehari setelah pernikahan itu di gelar, jihwan menghembuskan nafasnya yang terakhir di pangkuan sang ayah yang ketika itu tengah menidurkannya. jihwan berkata pada ayahnya bahwa ia sangat lelah dan ingin beristirahat yang tenang.

hye soo  and hyun chul’s wedding  simply carried on,because the jihwan’s pressure who wanted to see his father have a companion when he was not there later. He always promised to God, that he would be a good son for his father who had raised him to full of love and affection. A day after the wedding , jihwan breathed their last in the lap of his father  that when it was put him to sleep. jihwan told his father that he was very tired and want a quiet rest.

===END===

comment please…

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada Mei 5, 2011 inci ALL FANFICT, FAMILY

 

Tag: , ,

Galeri

♥ ~~Between you and me~~ oneshoot ♥

Title : Between You nd me ~MY LITTLE PRINCESS~

Genre : di tentukan readers

Main cast : Choi seung hyun (TOP Big Bang)

Other :

Song Eun Kyo

– kim Je eun

 

NO COPAS, ND DON’T BE SILENT READERS

******************************************************

POINT OF VIEW : CHOI SEUNG HYUN

Sesuatu terasa menyilaukan mataku .. “emmph”, gumamku. Ku buka mata, ternyata hari sudah pagi, ku bangun dari tempat tidurku. Senyumku mulai mengembang setelah kulihat manisnya fotomu yang terpajang di dinding. Je eun, aku merindukanmu. . .

Aku segera bergegas ke kamar mandi hanya untuk sekedar mencuci muka dan sikat gigi agar terlihat lebih fresh.

Aha~hari ini hari minggu, dimana aku tidak bekerja dan aku memiliki waktu luang untuk putri semata wayangku , song eun kyo. Putri yang selama ini memberiku semangat untuk menjalani hidupku. Putri kecil yang selalu mewarnai hidupku yang suram dan kelam semenjak ditinggal pergi oleh istriku, je eun. “Je eun, gomawoyo..sudah memberikanku putri semanis eun kyo.”

“pagi ini aku harus menyiapkan sarapan untuknya, daging panggang kesukaannya”, aku langsung bergegas ke dapur dan memasak. Setelah 30 menit berkutat di dapur, akhirnya daging panggang spesial ini matang juga..

“umm~ pasti gadis kecilku belum bangun! Aku harus membangunkannya”, . Aku segera pergi ke kamarnya.

Ku buka pintu kamarnya, dan ternyata benar, ia masih tidur. Ahh~begitu cantiknya gadis kecilku, tak sedikitpun wajahnya berbeda dari eommanya. Ahh~je eun, jika aku melihat malaikat kecil kita, aku seperti melihatmu di sini.

“chagiya, my little princess, ayo bangun..”, ucapku lembut sembari mengoyak-ngoyak tubuhnya yang mungil.

eun kyo membuka matanya perlahan, ia tersenyum manis padaku.

Je eun~ aku benar-benar merasakan kau tersenyum padaku.

“appa!”, eun kyo bangun dari tidurnya dan langsung memelukku

“bagaimana tidurmu chagi? Apa nyenyak?”, tanyaku sambil menggendongnya menuju ruang makan.

“tentu saja appa! Aku bermimpi yang sangaaat indah. Aku bermimpi bertemu eomma!”, perkataan eun kyo membuat langkahku terhenti. Aku turunkan  eun kyo dari punggungku. Aku jongkok agar setara dengannya, dan ku tatap wajahnya.

“kau bermimpi eommamu?”, tanyaku

“ne appa! Aku bermimpi eomma dan appa mengajakku ke suatu tempat yang sangat indah!”, jawab eun kyo dengan wajah lugunya.

Aku hanya terdiam dan rasanya ingin sekali menitihkan air mata.

Andai saja mimpi eun kyo benar-benar terjadi!!

“appa, appa menangis? Appa jangan sedih!”, eun kyo menyeka air mataku yang sudah terlanjur jatuh dengan jari-jari mungilnya. Walaupun umurnya baru 5 tahun, tapi sepertinya dia sudah paham bagaimana perasaanku.

“anni~appa tidak menangis, ya sudah, kau makan saja ya.. Setelah itu kau mandi lalu appa akan mengajakmu ke taman bermain. Bagaimana?”

“ne, ne appa.. Aku mau.. Ya sudah, aku makan dulu ya appa.. Tapi, apakah appa sudah makan?”, tanyanya

“ne, appa sudah makan. Ayo, appa temani kau makan”, aku menggendongnya dan membawanya ke meja makan. ia duduk manis dan ku siapkan daging panggang kesukaannya.

“ini chagiya, kau makan yaa..”, ku memberikannya daging panggang dan kuletakkan di atas piring.

“appa~ gomawo”

“ne, cheonmaneyo. Ayo di makan!”, ucapku sembari mengacak-acak rambutnya.

Begitu lahapnya eun kyo makan. Hingga makanannya tidak bersisa.

“appa, aku sudah selesai..”, ucapnya

“ya sudah, sekarang eun kyo mandi ya..”, eun kyo mengangguk dan lari ke kamar mandi. Aku segera membereskan meja makan dan ikut bersiap-siap.

***

di taman bermain. . .

“appa, aku mau main itu~”, eun kyo menunjuk ke sebuah ayunan. Dia duduk di atas ayunan dan ku ayunkan perlahan.

“appa~lebih cepat lagi”, ujarnya sembari melempar senyumnya

“ne,ne”, ku ayunkan lebih cepat ayunan itu. Betapa gembiranya eun kyo, bermain ayunan. Setelah lelah bermain ayunan, eun kyo minta di antarkan ke sekolahnya.

Iya….., eun kyo sekarang duduk di bangku TK.

“chagiya, bukankah hari ini hari minggu? Mengapa appa kau ajak ke sekolah?”, tanyaku sambil melipat kedua tanganku .

“aku ingin menunjukkan sesuatu ke appa! Ayo appa!”, eun kyo menarik tanganku agar aku ikut dengannya.

Ku ikuti saja apa maunya.

***

sesampainya di sekolah . . .

*Walaupun hari minggu, tapi sekolah eun kyo tidak tutup.*

eun kyo menunjukkan sebuah ruangan padaku.

“ruangan apa ini chagi?”, tanyaku pada eun kyo

“appa, lihatlah ini!”, eun kyo menarik kain yang menutupi sebuah kanvas berukuran sedang. Aku kaget ketika melihat sebuah lukisan di kanvas itu.

“ini..ini kan? Je eun?”, gerutuku

Aku terperangah melihatnya. Benar-benar tidak di sangka, anak seusia  eun kyo bisa melukis seperti ini. Mungkin seperti kata pepatah, air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Keahlian eun kyo dalam melukis adalah keahlian yang di wariskan oleh je eun.

“appa, bagus tidak?”

“ne, cantik sekali..”, jawabku.

“appa~ini sebenarnya belum selesai, aku selesaikan dulu ya..”, ucapnya sembari mengambil kuas yang sudah ia simpan rapi di rak. Ia mulai memoleskan kuasnya pada kanvas yang berlukiskan wajah je eun.

Tak terasa air mataku menetes lagi, setiap ku lihat wajah je eun, semakin sakit rasanya. Sakit setelah ia tinggal pergi.

NP#ST12-SAAT TERAKHIR (Pinjem dlu ya om charlie)

FLashback>>

“chagi, sebentar lagi kita akan memiliki seorang anak”, ku elus dan kuciumi perut je eun.

“ne chagi…”, jawab je eun sembari mengelus kepalaku.

“tapi, aku takut menjelang detik-detik persalinanku”, ucapnya.

Aku pun bangun dan duduk di sebelahnya. Ku pegangi pundaknya dan ku minta ia untuk menatap wajahku.

“kau tak boleh berbicara seperti itu! Aku yakin, kau dan juga anak kita akan selamat”, ucapku menenangkannya.

“tidak oppa! Aku sudah di vonis terkena kanker rahim stadium 4.. Dan apakah kau tak ingat kata dokter, jika aku hamil, akan ada kemungkinan salah satu dari aku atau bayi kita akan mati!”, je eun menangis sesenggukan

“tidak! Aku yakin, kau dan bayi kita akan selamat!”, aku mencoba memberinya penenangan..

“lebih baik aku saja yang mati, daripada bayi ini. Dia tidak berdosa”, ucapnya lagi.

“aku tidak suka kau berbicara seperti itu! Kalau aku bilang kalian selamat, kalian pasti akan selamat”, jawabku dengan nada tinggi. Aku benar-benar tidak habis fikir, begitu cepatnya je eun putus asa, dan seperti tidak ada gairah hidup. Setiap hari aku mengantarnya ke dokter untuk kemoteraphi, tapi ia selalu menolak dengan alasan sakit jika di kemoteraphi. Hingga penyakitnya mencapai stadium akhir.

Dokter memang menyarankan agar je eun tidak hamil, tapi je eun menentang saran dokter. Ia beranggapan bahwa aku akan meninggalkannya, Jika ia tidak bisa memiliki keturunan, padahal sebenarnya aku siap menerima segala kekurangannya karena aku mencintainya. Aku tidak punya fikiran sedikitpun untuk meninggalkannya.

***

2 jam kemudian. . .

“chagi, perutku! Perutku sa..kit!”, rintih je eun, sambil meremas tanganku. Jangan-jangan je eun sebentar lagi akan melahirkan. Aku segera menelfon ambulance. Tak butuh waktu lama, ambulancepun datang.

“uing..uing..uing”

je eun langsung di masukkan ke dalam ambulance.

“chagi, jangan lepaskan genggamanmu”, rintih je eun. Aku tidak tega melihat je eun seperti ini, aku kuatkan ia dengan mencium tangannya.

Ku lihat je eun menangis. Ternyata, seperti inilah pengorbanan seorang ibu.. Ia berjuang dan Ia bertaruh nyawa demi melahirkan seorang anak.

***

sesampainya di rumah sakit . .

Je eun langsung di bawa ke ruang operasi. Dan aku? Aku hanya boleh menunggu di ruang tunggu sampai operasinya selesai.

## sudah 1 jam, tapi belum ada suara tangisan bayi..

15 menit kemudian. . .

“oee..oee”, suara tangis bayi pecah di tengah kesunyian.

Ahh~anakku sudah lahir. .

Ya Tuhan, terimakasih!

Je eun dan bayiku langsung d bawa ke ruangan khusus. Akupun mengikuti mereka.

~~~

aku menggendong bayiku, sangat lucu.. Wajahnya mirip ibunya, sangat cantik. . Begitu lengkap kebahagiaanku. Diberi putri yang sangat cantik dan sehat.

“chagi, apa aku boleh meminta sesuatu padamu?”, ucap je eun yang masih terbaring lemah di tempat tidurnya.

Aku pun meletakkan bayiku di tempat tidurnya dan menghampiri je eun.

“kau mau minta apa chagi?”, ucapku polos

“tolong jaga princess kita baik baik, rawat dia dan berikan ia kasih sayang yang mungkin aku tidak bisa memberikannya”, aku tersentak kaget. Mengapa ia berbicara seperti itu.

“waeyo? Kenapa tidak bisa? Kasih sayang itu akan kita berikan bersama-sama!”, ucapku sembari mengerutkan dahi

“mungkin. .mungkin sbentar lagi aku akan pergi”, jawabnya sembari menangis. Aku semakin heran, apa sih yang ada di fikirannya? Ia selalu berkata seperti itu.

“jangan ucapkan hal itu lagi! Aku sudah muak, Mendengar kata-kata itu!”, ucapku sembari berpaling darinya.

“kau tak tau betapa sakitnya hati ini tiap kali kau mengucapkan kata-kata itu! Pernahkah kau sadari, jika aku sangat membutuhkanmu, hah! Jawab!”, ucapku. Air matakupun jatuh seketika. Tak ada jawaban yang keluar dari bibirnya. Kuulangi lagi pertanyaanku.

“kau tau tidak?”

je eun pun tidak menjawab. Ku balikkan badanku. Dan ku lihat je eun telah menutup matanya. Kuhampiri dia dan ku coba rasakan denyut nadinya.

Ya Tuhan, kenapa kau ambil dia begitu cepat dariku? Kini Lututku menyentuh lantai, aku menunduk dan menangis , ku tak kuasa menahan rasa kehilangan ini.

FLASHBACK END <<

“Appa! Lihat! Lukisanku sudah jadi. Bagus kan?”, ucap eun kyo sembari menunjukkan lukisannya untukku.

“ia, bagus, cantik, kau pintar sekali”, air mataku berlinang, berlinang karena bahagia. Kini aku bisa menjalani hidupku bersama little princessku, eun kyo.

“appa menangis?”,tanyanya

“appa menangis karena bahagia. . Bahagia bisa memiliki putri sepertimu. Putri yang cantik dan pintar, SARANGHEYO eun kyo..”

“SARANGHEYO APPA.. I Love You”, jawabnya sambil memelukku. Ku balas pelukannya, dan ku kecup pipi dan bibirnya.

~~~END~~~

COMMENT PLEASE .. 🙂

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 28, 2011 inci ALL FANFICT, FAMILY, ONESHOOT

 

Tag: ,

Galeri

♥♥♥ My Lovely Baby sitter♥♥♥ oneshoot

Tittle : My Lovely baby sitter

Genre : Romance (maybe)

Cast : all member BIG BANG    , Soo young SNSD    , Lee hyori   ,      Ga In

Type : Oneshoot

Author : Aya YongRa

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Sudah 3 bulan aku menganggur , aku sudah letih mencari pekerjaan. Mulai dari mendaki gunung, melewati lembah sungai mengalir indah ke samudra, bersama teman bertualang *loh kok jadi nyanyi ninja hattori?*.

Ku berjalan menyusuri setiap ruas jalan di pinggiran kota, udara yang begitu dingin karena tiupan angin yang kencang membuat rambutku yang tergerai melayang-layang bebas di udara. Tiba-tiba ..

PLAAK…

selembar koran menempel di wajahku. “Aiih, angin sial!! Heh? Lowongan pekerjaan?”, mataku membulat ketika melihat tulisan yang tercetak di koran itu. Ada sebuah lowongan pekerjaan yang kiranya memang cocok untukku.

‘Dicari : baby sitter untuk mengurus empat balita berumur 1-4th . Hubungi : +882xxx’

hm, aku harus menghubungi nomor ini. Ku rogoh kantongku dan mengambil ponsel pink kesayanganku.

Tit tu lit tit tut .. Kutekan keypad di ponselku lalu sambungan terhubung.

‘La…La…La… Aku sayang sekali..Doraemon’

GDUBRAAK … “yaelahh~RBTnya doraemon”, gerutuku

“yeoboseyo..”,sapa seorang Namja bersuara merdu. “annyeong, soo young imnida.. Mm, apakah benar anda sedang membutuhkan baby sitter di rumah anda?”,tanyaku memulai perbincangan. “ne,, waeyo? Apakah nona ingin melamar sebagai baby sitter?”,tanyanya langsung ke topik pembicaraan. “ne..”,jawabku singkat. “baiklah, apakah nona bisa mulai bekerja nanti siang?”.

“jadi, tidak perlu di interview?”,tanyaku. “anniyo..Kau langsung bisa bekerja mulai siang nanti.”,jawabnya. “ne,gamsahamnida”,sautku lalu menutup telfonku.

**

pukul 13.00

aku berkeliling mencari alamat apartemen calon majikanku. Hingga akhirnya aku menemukan sebuah apartemen di kawasan YG. “ehm,ini pasti apartemen yang di maksud.. Aku harus segera masuk” ku berjalan menuju lift hingga akhirnya sampai di lantai 22 tempat yang di tunjukkan calon majikanku. Tepat di depan lift, aku melihat nomor apartemen tempat majikanku tinggal.  2288 .

‘TING TONG’, Ku pencet bel apartemennya. Tak lama kemudian seorang namja membukakan pintu. Namja itu terlihat manis dan bermata sipit, serta berbadan kekar memakai kaos yang pas dengan ukuran badannya. “annyeong haseyo.. Soo young imnida”, aku membungkukkan sedikit badanku. Dan ia pun tersenyum simpul. “oh, kau yang bernama soo young?, mari masuk!”,perintahnya. Akupun masuk kedalam apartemennya yang sangat berantakan. Mainan anak-anak berceceran di mana-mana, popok bayi dan dot bayi bertaburan di lantai. “mwo?”,aku kaget melihat suasana apartemen yang bisa di sebut kapal pecah. “mianhae, apartemenku agak berantakan.. Ini karna aku terlalu sibuk mengurusi anak-anakku yang masih balita. Mereka berjumlah 4 orang. Hehe”,ujarnya sembari membenahi bantal yang berserakan di lantai ruang tamu. “ne, gwenchana.. Oia, eommanya kemana?”,tanyaku. Wajah namja itu langsung berubah 180’ , ia tampak murung dan terlihat menitikkan air mata. Ia pun mulai bercerita bagaimana keadaan yang sebenarnya. Ia mengatakan bahwa istrinya telah meninggal setahun yang lalu saat melahirkan anaknya yang terakhir.  Dengan kesibukannya Sebagai manajer di sebuah perusahaan, ia sering pergi keluar kota untuk mengerjakan tugasnya, ia pun tak tega meninggalkan buah hatinya yang masih balita di rumah sendirian, maka dari itu ia butuh seorang baby sitter. “ouh,jadi begitu.. Baiklah, aku akan merawat mereka.. Tenang saja sunbae”,ucapku. “ahh, aku hampir lupa, namaku daesung”,namja itu mengulurkan tangannya dan aku membalasnya.

**

“hari ini aku akan ke hongkong untuk mengadakan work shop selama seminggu. Aku minta tolong rawat keempat putraku yaa..”, perintah daesung ssi. “ne..”,jawabku singkat. “annyeong…”,ujarnya sembari berjalan keluar dan berlalu begitu saja.

“Hm, hari ini aku akan memulai hariku bersama keempat balita ini”, gerutuku dalam hati sembari menatap wajah imut keempat balita yang tengah tertidur pulas. Ketika ku membalikkan badanku dan hendak beranjak keluar, salah satu balita itu menangis. Kulihat box tempat tidurnya bertuliskan seungri, balita yang baru berusia 1 tahun. “hoee..hoee..hoee”,ku hampiri Ia lalu ku gendong dalam pelukanku. Ku elus-elus punggungnya hingga ia tertidur lagi. “Hmm, malang sekali anak ini, ia harus kehilangan kasih sayang ibunya…”, ucapku perlahan. Ku baringkan kembali tubuh mungilnya dan mengelus-elus pipinya. “uUuhh..”,jiyong bangun sambil mengucek-ngucek matanya lalu menatapku ringan.

“jiyong… Sudah bangun ya?”,ku dekati boxnya dan mendekatkan wajahku dengan wajahnya.

‘PLAK’, sebuah pukulan tepat mendarat di wajahku.. “issh!~ sabar soo young! Dia masih kecil”,kata hatiku bergeming. Memang benar, menghadapi anak kecil harus memiliki kesabaran yang tinggi. “pipis!”,ujar jiyong polos. Ku gendong dia dan mengajaknya ke toilet. Tapi naas, belum sampai di toilet, jiyong malah buang air kecil di gendonganku. Alhasil bajuku basah dan berbau pesing.. “hehehe”,jiyong tertawa. Huh… Sabar..sabar..

**

~Author pov

“ngeng..ngeng..”,seung hyun asik memaju mundurkan mobil-mobilannya di lantai, sedangkan jiyong tengah asik mengenyot botol dot berisi susu vanila kesukaannya. “yong bae ah~ minum susu dulu ya…”,soo young mengarahkan ujung dot ke mulut yong bae dan ia mengenyotnya dengan sangat kuat. “kau haus sekali ya”,soo young mengelus-elus yong bae sembari mengawasi yang lain. “huh?seungri? Dimana dia?”, soo young mencari-cari seungri di setiap sudut ruangan. Dan akhirnya ia menemukan seungri tengah duduk di bawah lemari yang rapuh dan di atasnya terdapat bola yang hampir jatuh dan mengenai seungri. Dengan cepat soo  young berlari ke arah seungri dan

Braakk

naas, soo young tertimpa bola ketika menelungkup untuk melindungi seungri. Ia pingsan, dan seungri hanya tertawa karna bagi anak kecil sepertinya, ini adalah sebuah lelucon yang patut di tertawai #plak#. Seungri merangkak keluar dan membiarkan soo young pingsan di tempat.

**

“ssh..ssh..”,sesuatu berbau tajam di hirup soo young. “aaaarggh”,betapa kagetnya Soo young ketika melihat sebuah popok kotor dan menjijikkan menempel di hidungnya. Dengan wajah panik, ia segera berlari ke toilet dan membersihkan wajahnya. “kasian deh lu..”,ejek seung hyun seraya menggoyangkan bokongnya ke kanan dan kekiri.

**

“jiyong ah~ kau ini nakal sekali ya!”,soo young membentak jiyong perlahan. Jiyong berlari ke dapur dan menangis tersedu-sedu di bawah meja makan. “aapppaaaa uweuweuwe~”,jiyong berteriak kencang sambil menangis. “aigoo, ottokhe?”,soo young segera menghampiri jiyong dan mencoba menenangkannya. “cup cupchagiya…”,soo young menyeka air mata jiyong yang keluar sejadi-jadinya. Tapi jiyong memberontak. “haduh chagiya,jangan nangis lagi ya! Jiyong ah mau apa?”,tanya soo young. Jiyong seketika berhenti menangis dan berkata : “main kuda-kudaan!”

_soo young pov_

“haduh sayang,jangan nangis lagi ya! Jiyong ah mau apa?”,tanyaku. Jiyong seketika berhenti menangis dan berkata : “main kuda-kudaan!”

**

“hiyak! Lebih cepat! Kuda phabo!”,jiyong menunggangiku dan Menarik-narik rambutku yang di kepang dua. “rasanya seperti kuda sungguhan!”,gerutuku. “hyung,aku punya kuda balu… Ada yang mau ikut?”,jiyong memanggil-manggil seung hyun dan yong bae dan seolah-olah menawarkan tumpangan. Yong bae dan seung hyun lekas naik ke punggungku dan…rasanya pinggangku mau copot! Walaupun kecil, tapi mereka sungguh berat.

Aku mencoba berkeliling sekuat tenaga dengan merangkak seperti ini. Seungri yang sedari tadi duduk, kini merangkak ke arahku membawa sepotong kue kecil bekas gigitan hyungnya. “aaaa~”,ia membuka mulutnya seakan memerintahkanku untuk membuka mulutku juga. Ia mengarahkan kue itu ke mulutku dan menyuapiku dengan tangan mungilnya. “seungri ah~gomawo”,ucapku sambil tersenyum. “yya! Jiyong, kudamu phabo!”,ujar seung hyun sambil mencubiti punggungku. “arrgh”,teriakku. “kuda phabo! Cepat jalan!”,perintah jiyong. Heuh,walaupun sebenarnya aku kesal, tapi aku harus bertahan! Aku tak boleh menyerah! Soo young, fighting!

**

haah, lelahnyaa…

Seharian bermain bersama mereka membuatku lelah. Akhirnya mereka tidur juga!

Aigo! Aku lupa membereskan ruang tamu!

Ku beranjak melangkahkan kaki menuju ruang tamu. Namun tiba-tiba langkahku terhenti ketika tangisan seungri memecah keheningan. “Waeyo seungri ah~? Kau digigit nyamuk yaa? Cup cup”,ku gendong ia dalam dekapanku dan tak lupa ku olesi tangan dan kakinya dengan lotion anti nyamuk khusus bayi. Tentu saja agar kulitnya tidak iritasi. Ku tepuk-tepuk pantatnya agar ia tertidur , namun sepertinya ia masih tetap terjaga. Ku tetap menggendongnya bahkan ketika ku membersihkan ruang tamu. Ku nyanyikan lagu untuknya hingga tak ku sadari, akhirnya seungri tertidur pulas. Genggaman Tangan mungilnya tak sedikitpun terlepas dari lengan bajuku.

**********

saatnya memandikan keempat malaikat kecil O.o (soo young ngeliat donk#plak)

jiyong , seung hyun dan yong bae sengaja aku kumpulkan dalam satu bath tub, sedangkan seungri , perlu tempat khusus. Aku memandikan seungri Terlebih dahulu. Sedangkan seung hyun, yong bae dan jiyong ku biarkan bermain air sesuka hati mereka. Ku mulai membasahi tubuh seungri perlahan dan mengusapkan sabun ke seluruh bagian tubuhnya.

‘BYUUURR’

ommona ! Tubuhku jadi basah kuyup ! Arrggh! Yong bae!! Waeyo? Kenapa kau siram ajjhuma?

“mandi..mandi..”,jawabnya seraya memikul gayung. *gayung apa cedok ya?*

**

tiktoktiktok…

Suara detak jam dinding sungguh terdengar begitu jelas di kala ruangan ini sepi. Yaa… Keempat balita mungil ini tertidur pulas. Ini sudah malam, saatnya aku harus merapihkan seluruh isi ruangan yang kacau balau. Ahh, kalau di fikir-fikir, kasihan juga daesung ssi, ia harus kewalahan seperti ini dikala harus mengurus keempat putranya di sela-sela kesibukannya sebagai manager. “huh?apa ini?”,gumamku ketika melihat sebuah liontin berkilauan di bawah soofa ruang tamu. Ku raih liontin itu dan melihatnya. Ternyata di dalamnya terdapat foto yeoja yang manis dan cantik. “siapa wanita ini ya?”,batinku.

Aku terus membersihkan ruangan dari satu titik ke titik yang lain. “huh! Masih ada satu ruangan lagi! Kajja soo young! Fighting!”,decakku dalam hati.

“uwahh~ jadi ini kamar daesung ssi? Wahwah, rapi sekali.. Owh,, lukisannya indah.. Cantik sekali. Humm?? Ini kan???”,seketika mataku terpaku pada sebuah lukisan yang tertempel  di dinding kamar daesung ssi. Lukisan yang menyerupai wajah yeoja yang ada di liontin itu. Apa benar dia istri daesung ssi? Wah, tak salah lagi! Ini adalah istri daesung ssi.. Neomu yeoppo.. Tapi, wajahnya hanya mirip seungri.. Dan sama sekali tak mirip dengan jiyong, seung hyun dan yong bae ! Ahh~apa peduliku!

“Lee hyo ri …”, ku lihat dengan seksama tulisan yang terukir di bingkai lukisan itu. “Mungkin saja namanya hyo ri”,gumamku.

**

pagi ini begitu cerah, secerah senyuman keempat balita yang ada di hadapanku sekarang. Entah mengapa, senakal apapun mereka, hatiku tidak pernah marah dan kesal, tapi kebahagiaan yang aku rasakan. Baru 2 hari aku Bekerja, tapi aku benar-benar nyaman berprofesi sebagai baby sitter. Aku bahkan sudah menganggap mereka seperti anakku sendiri.

“mma!”,seungri menarik-narik appron yang aku kenakan. “waeyo chagiya?”,tanyaku. Lalu ku gendong ia dalam dekapanku. “tututu”,ujarnya. Haha aku tak mengerti apa yang ia katakan.. Ia terus saja menunjuk ke arah jendela.

“yya! Jiyong phabo! Terima seranganku! Pibibibibibibib”,ujar yong bae sembari menembakkan serangan pistol mainannya ke arah jiyong. “aaaah”,jiyong terkapar pura-pura tewas tertembak. Ckckck, anak ini…

Namun di sisi lain kulihat seung hyun tengah murung dan pucat. Kudekati dia dan memegang dahinya. Aigo! Panas sekali badannya! Akhirnya ku memutuskan untuk mengajaknya ke klinik.

**

“ottokhe??”,seorang namja datang dan masuk begitu saja ke ruang periksa. “daesung ssi?”,desahku perlahan. “ottokhe? Seung hyun tidak apa kan?”,tanyanya pada dokter. “gwenchana, dia tak apa-apa, hanya demam biasa”,jawab dokter itu. “hah! Syukurlah!”,gerutunya

**

“hah… Gomawoyo sudah membawa seung hyun ke klinik dengan segera. Aku tidak tau jika kau tidak ada pada saat itu”,ujar daesung ssi. “ah~ini memang sudah tugasku… Hm,, kau terlihat panik sekali daesung ssi? Padahal seung hyun hanya demam biasa”

“mwo? Kau bilang ini demam biasa, hah!!!”,daesung membentak di hadapanku. Aku begitu terkekeh melihatnya. “mian, mianhae.. Jika aku sedikit membentakmu. Aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu, soo young ah”,ucapnya lagi. “ne”,jawabku singkat. “hahh”,daesung menghela nafasnya dalam. “gwenchanayo?”,tanyaku. Daesung ssi menggelengkan kepalanya “kau tau, seung hyun bukan anak kandungku..”,pernyataan yang terlontar dari bibirnya membuatku tersentak. “mwo?!”

“ne,, seung hyun, jiyong dan yong bae bukan anak kandungku.. Mereka adalah anak adopsiku bersama istriku, sedangkan seungri memang anak kandungku….”

F l a s h b a c k – by author pov

sudah 5 tahun daesung dan hyori menikah, namun hingga kini tanda-tanda akan hadirnya seorang bayi belum juga Nampak. Keluarga besar mereka berdua bahkan mengucilkan mereka karena dianggap tak mampu meneruskan generasi keluarga. Hyori dan daesung telah mengandalkan segala cara demi mendapatkan keturunan. Namun nihil, hyori tetap saja tidak mengandung. Hingga suatu hari, hyori sengaja datang ke panti asuhan untuk mengadopsi seorang anak. Kebetulan ia juga pernah mengurus panti asuhan itu bersama salah seorang sahabatnya, Ga In. “ga in ah~ bisakah kau mengurus dokumen anak-anak ini? Aku ingin mengadopsinya sebagai anakku”,ujar hyori . “kau, ingin mengadopsi 2 anak?”,tanya ga in meyakinkan. Hyori mengangguk. “ne,baiklah~ tunggu sebentar”

**

“annyeong hase~”,hyori tercengang ketika melihat seorang balita namja duduk manis di ruang tamu apartemennya. “annyeongg..”,sapa daesung datang dari arah kamar tidurnya. Mereka berdua mematung dan tercekat. Kemudian tertawa riuh.. “ya chagi~ kau mengadopsi anak juga?”,tanya daesung sambil menunjuk kedua anak yang di gendong hyori. “ne…kau juga chagi?”,tanya Hyori. Daesung mengangguk.

“wah, tampan sekali dia. Nugu?”,tanya hyori. “seung hyun.. Choi seung hyun”,tegas daesung. “oh iya chagi~ aku minta rawat seung hyun dengan hati-hati, ia sangat rentan dengan penyakit, apalagi ia mengidap sesak nafas”,tambah daesung lagi. Hyori pun mengangguk, ia membelai rambut seung hyun dengan kasih keibuannya.

**

“hah…”,daesung mendesah perlahan ketika merebahkan tubuhnya di kasur. “waeyo chagiya~”,tanya hyori seraya menyisir rambut indahnya perlahan di depan cermin rias. Ia sesekali memperhatikan gerak-gerik suaminya lewat cermin itu. “anniyo~ aku hanya khawatir, jika keluarga kita tidak mau menerima kehadiran ketiga anak kita, bagaimana?”,tanya daesung yang terlihat memijit perlahan pelipisnya. “hah… Tidak usah khawatir, aku yakin, keluarga kita pasti akan menerima seung hyun, jiyong dan yong bae.. Arraseo?”,hyori meyakinkan.

**

hari demi hari terlewati, kini seung hyun, jiyong dan yong bae tumbuh menjadi anak-anak yang pintar. Bukan hanya itu Berkat kehadiran ketiga princes di kehidupan mereka, akhirnya hyori mengandung. Sebulan, dua bulan, tiga bulan bahkan hingga sembilan bulan usia kandungan hyori, daesung tetap mejaga kesehatan istri dan janin yang di kandungnya dengan penuh perhatian tanpa mengurangi perhatiannya pada ketiga princesnya itu.

Tepat 2 hari setelah persalinan, daesung harus mengalami depresi berat ketika harus mengetahui istrinya meninggal karena kasus malpraktek saat persalinan. 2 hari hyori tak sadarkan diri hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya. Mulai saat itu daesung harus merawat keempat buah hatinya sendirian.

F l a s h b a c k -E N D-

**

“appa…”,seungri mengelus-elus pipi daesung yang tengah menggendongnya. “daesung ssi~ kau tidak bekerja hari ini?”,tanya soo young seraya menyuapi seung hyun bubur. “anni~ aku ingin menemani mereka berempat ,terlebih lagi aku ingin mengurus seung hyun, dia kan baru sembuh”,jawab daesung ssi.

**

“jiyong ah~ aaaaaa”,soo young membujuk jiyong untuk membuka mulutnya. “bleeh~”,Jiyong menjulurkan lidahnya dan berlari ke arah appanya. “appa…”,ucap jiyong manja. Daesung ssi langsung memangkunya berdampingan dengan seungri. Begitu tampak jelas kedekatan mereka, walaupun tak ada hubungan darah yang mengikat mereka.

**

sebulan, 2 bulan, 3 bulan bahkan kini tepat 6 bulan lamanya aku bekerja pada daesung ssi. Tak kupungkiri, selama disini aku merasakan kehangatan sebuah keluarga. Ke empat putra yang ku asuh kini semakin pintar dan menggemaskan. Terlebih lagi seung hyun akan mulai masuk play group bersama jiyong dan yong bae. Aku sudah terbiasa dengan keadaan di keluarga ini, terbiasa dengan tingkah laku anak-anak, terbiasa mengurus mereka sendirian, dan bahkan terbiasa mengagumi daesung ssi sebagai ayah yang baik. Namun, kebiasaan itu tak akan pernah kurasakan lagi, tatkala orang tuaku telah mempersiapkan pernikahanku dengan seorang namja yang tidak aku kenal. Orang tuaku meminta agar aku berhenti bekerja dan menetap di daegu,tempat asal calon suamiku.

**

author pov

“daesung ssi, aku pamit… Sampaikan salamku pada anak-anak jika aku akan selalu menyayangi mereka”,ujar soo young. “soo young ah, kau serius ingin pergi dan meninggalkan kami ?”,tanya daesung yang bangkit dari tempat duduknya di ruang kerja. Soo young mengangguk lalu membungkukkan badannya. Lalu ia menarik kopernya dan berjalan gontai keluar. Namun langkahnya terhenti ketika seungri berjalan mendekatinya dan memanggilnya “umma”. Soo young tercekat, lalu ia berlutut dan memeluk tubuh mungil seungri seraya menangis. “seungri ah~”,soo young masih saja menangis dan mengelus lembut rambut seungri. “soo young ah~ jangan pergi, kami membutuhkanmu di sini”,tiba-tiba daesung muncul dan berkata demikian. Soo young langsung mengelap air mata yang membasahi pipinya. Ia bangun lalu cepat-cepat menarik kopernya dan pergi. “aku mencintaimu soo young ah..”,sontak soo young menghentikan langkahnya lagi. Ia membalikkan badannya dan menatap wajah daesung dengan tatapan nanar. “jeongmal?”,Tanya soo young. “ne,, aku, seungri dan anak-anak lain mencintaimu, kami membutuhkanmu, jadi aku mohon jangan pergi tinggalkan kami…”

“hah… Mianhae daesung ssi, tapi aku tidak bisa.. Annyeong!”,sahut soo young dan berlalu begitu saja.

Karappo no CLOSET sumi ni

Ochita Promise Ring

Futari shite kanojo no Birthday

Eranda noni

Tobira ga shiamaru mae ni Baby please don’t go away

Ienakatta koto semeteru What you to stay

Ima sara kuyande mo I know it’s late

Kanojo no kawari nante dare nimo dekinai

I want you to stay want you to stay

**

“appa,, ajjhuma mana?”,tanya seung hyun. “ajjhuma sedang pergi”,sahut daesung yang tengah sibuk memakaikan seragam sekolah untuk jiyong. “beli permen?”,tanya jiyong. “haha ajjhuma pergi ke tempat yang jauh…”,sahut daesung lagi. “apa ia tak datang lagi dan bermain dengan kami?”,tanya yong bae. Daesung menggelengkan kepalanya. “kajja, kita berangkat!”,seru daesung.

==

selama perjalanan menuju sekolah , daesung selalu memikirkan soo young. ‘betapa penting arti hadirnya soo young dikehidupan kami, anak-anak sangat membutuhkannya, begitu juga aku… Aku jatuh cinta padanya’,pikirnya.

**

seminggu kemudian sebuah kartu undangan tergeletak di bawah pintu apartemen daesung. Ia membuka perlahan kartu itu. Dan soontak wajahnya berubah Ketika melihat tulisan yang tercetak di dalamnya. “soo young mengundangku di pernikahannya?”

**

hari ini, adalah hari bahagia bagi soo young, karna hari ini adalah hari pernikahannya. Pagi-pagi sekali daesung sudah tampak rapi mengenakan jas hitam. Bukan hanya ia, anak-anakpun tak akan ia tinggal di rumah, jadi ia mengajak keempat princesnya untuk menghadiri pernikahan soo young. “appa, aku tampan?”,tanya jiyong seraya mengetatkan dasi kupu-kupu merah di lehernya. “ne, kau tampan sekali”,jawab daesung. “aku? Bagaimana appa?”,tanya yong bae tak mau kalah. “kau juga tampan, semua anak appa tampan!”

“appa…”,seungri tampak ingin di gendong appanya. “ne chagi, ayo kita berangkat!”

**

setibanya di gereja tempat di selenggarakannya pernikahan soo young, daesung tampak kaget. ‘Begitu sepinya gereja ini’,pekiknya. Ia berjalan beriringan bersama keempat putranya ke dalam gereja, dan ia menemukan sesosok wanita berpakaian pengantin tengah duduk menyendiri di dalam. “soo young ah?”,desah Daesung. Soo young menoleh ke arah daesung dan tersenyum manis. “ada apa ini?”,tanya daesung. “bukankah kau pernah berkata kalau kau mencintaiku dan kalian membutuhkanku? Apa sekarang kau masih mencintaiku daesung ssi? Apa kau masih ingin aku tinggal bersama kalian? Hah?”,tanya soo young seraya menyambut daesung ke dekapannya.

“lalu pernikahanmu?”,daesung masih tidak mengerti dengan semua yang di lakukan soo young. “namja itu sungguh baik, ia rela melepasku demi namja yang aku cintai”,jawab soo young.

daesung langsung memeluk soo young dan berbisik di telinga soo young “you are my lovely baby sitter, saranghaeyo…”.

“na tto saranghae…”,sahut soo young

Playing : saranghe nor sarang hanika

noman issumyon hengbog hanika

gasumun aphado to usobonda~ (MM)

usumur junun saram chorom

surphun obnun saram chorom~

onurdo ni dwieso (ni dwieso)

sori obshi to uro bonda..

gasumi joryo onda~

noui surphun pyojong hani yedo

gu sarami cham mibda

ni sarangur da gajyonunde

mwoga mojara nor irohge ullinunji

saranghe nor sarang hanika

noman issumyon hengbog hanika

gasumun aphado to usobonda~ (OOH YE~)

usumur junun saram chorom

surphun obnun saram chorom~

onurdo ni dwieso (ni dwieso)

sori obshi to uro bonda..

==[END]==

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 10, 2011 inci ALL FANFICT, FAMILY, ONESHOOT, ROMMANCE

 

Tag: ,